Getarini (2008) Keragaman Genetik Beberapa Populasi Padi lokal Hasil Ekplorasi. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Adanya gerakan menanam padi unggul baru respon pupuk maka lambat laun areal padi jenis lokal semakin susah ditemukan dan dikhawatirkan akan punah. Penelitian pendahuluan telah dilakukan di beberapa Kecamatan di Banyuwangi dan Malang pada bulan Februari sampai Maret 2007 dan benih yang didapatkan dari hasil eksplorasi tersebut memiliki penampilan yang beragam. Hal ini mungkin terjadi karena kebiasaan petani yang menanam padi lokal secara campuran, sehingga adanya silang alami dapat meningkatkan keragaman dalam populasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman genetik dalam populasi padi lokal hasil eksplorasi di Banyuwangi dan Malang. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu diduga masih ada keragaman dalam populasi pada setiap varietas padi lokal. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Sisir Kota Batu dengan ketinggian 800 m dpl dengan jenis tanah andosol dan dilaksanakan selama bulan April - Desember 2007. Alat yang digunakan yaitu cangkul, penggaris, ani-ani, Panduan Sistem Karakterisasi dan Evaluasi Tanaman Padi. Bahan yang digunakan adalah 13 jenis padi lokal yaitu Genjah Arum Magetan (kontrol lingkungan), Hoing Canthel Banyuwangi, Genjah Arum Banyuwangi, Untup Ruyung Banyuwangi, Rely Banyuwangi, Sri Kuning Banyuwangi, Pelang Gini Banyuwangi, Tambak Urang Malang, Genjah Rawe Malang, Ketan Tawon Malang, Ketan Gundil Banyuwangi, Ketan Hitam Banyuwangi, Ketan Garangan Malang. Pupuk yang digunakan antara lain : pupuk organik, urea, SP-36 dan KCl. Metode penelitian ini yaitu dengan menanam tiap varietas sebanyak 6 baris yang berasal dari 6 malai dan tiap baris terdiri dari 11 rumpun sehingga populasi dalam satu varietas terdapat 66 rumpun. Pengamatan yang diamati meliputi : sudut daun, sudut daun bendera, sudut batang tanaman, warna bulu, bentuk bulir, tinggi tanaman, umur awal berbunga, jumlah anakan, jumlah anakan produktif, umur panen, panjang malai, jumlah bulir per malai dan jumlah bulir per rumpun. Analisis data yang dilakukan adalah mencari ragam genetik, heritabilitas arti luas dan koefisien keragaman genetik. Hasil penelitian menunjukkan heritabilitas tinggi untuk karakter tinggi tanaman terdapat pada populasi Hoing Canthel Banyuwangi, Genjah Arum Banyuwangi, Sri Kuning Banyuwangi, Pelang Gini Banyuwangi, Tambak Urang Malang dan Ketan Hitam Banyuwangi. Heritabilitas tinggi pada karakter jumlah anakan terdapat pada Hoing Canthel Banyuwangi, Sri Kuning Banyuwangi, Tambak Urang Malang dan Ketan Garangan Malang. Heritabilitas tinggi pada karakter jumlah anakan produktif terdapat pada Hoing Canthel Banyuwangi, Genjah Arum Banyuwangi, Sri Kuning Banyuwangi, Tambak Urang Malang dan Ketan Garangan Malang. Heritabilitas tinggi pada karakter umur awal berbunga terdapat pada semua populasi kecuali Hoing Canthel Banyuwangi dan umur panen juga terdapat pada semua populasi kecuali pada Hoing Canthel Banyuwangi dan Sri Kuning Banyuwangi. Heritabilitas tinggi pada karakter panjang malai hanya terdapat pada Sri Kuning Banyuwangi dan Tambak Urang Malang, sedangkan pada karakter jumlah bulir per malai terdapat pada semua populasi. Heritabilitas tinggi pada jumlah bulir per rumpun terdapat pada Hoing Canthel Banyuwangi, Untup Ruyung Banyuwangi, Sri Kuning Banyuwangi, Tambak Urang Malang, Genjah Rawe Malang, Ketan Tawon Malang, Ketan Hitam Banyuwangi, Ketan Garangan Malang. Nilai koefisien keragaman genetik agak rendah hanya didapatkan pada karakter jumlah anakan dan jumlah anakan produktif pada Sri Kuning Banyuwangi dan jumlah bulir per rumpun pada Sri Kuning Banyuwangi dan Tambak Urang Malang. Keragaman genetik rendah diduga disebabkan oleh malai-malai yang digunakan sebagai benih dalam penelitian ini diambil dari rumpun yang sama dari padi lokal simpanan petani atau bisa juga petani padi lokal tersebut hanya menanam satu jenis padi lokal saja. Karakter tanaman yang memiliki nilai heritabilitas tinggi dan nilai KKG rendah tidak dapat dilakukan seleksi pada generasi tersebut karena tidak efektif, sehingga seleksi dapat dilakukan pada generasi selanjutnya. Keragaman genetik karakter kualitatif di dapatkan pada Rely Banyuwangi, Ketan Tawon Malang dan Ketan Hitam Banyuwangi yaitu pada warna bulu ujung bulir. Perbedaan ini diduga akibat kebiasaan petani asal Banyuwangi yang menanam padi lokal secara campuran karena terbatasnya benih padi lokal yang dimiliki dan mereka tidak pernah melakukan pemurnian terhadap padi lokalnya, sedangkan petani padi lokal asal Malang memiliki kebisaan menanam jenis padi lokal tertentu bergandengan dengan jenis yang lain. Keragaman genetik karakter kuantitatif rendah pada semua populasi dan keragaman genetik agak rendah hanya terdapat pada karakter jumlah anakan, jumlah anakan produktif dan jumlah bulir per rumpun pada populasi Sri Kuning Banyuwangi dan jumlah bulir per rumpun pada Tambak Urang Malang. Karakter kualitatif seragam untuk karakter sudut batang tanaman, sudut daun, sudut daun bendera dan bentuk bulir pada semua populasi. Keragaman karakter kualitatif ditemukan pada warna bulu ujung bulir pada Rely Banyuwangi, Ketan Tawon Malang dan Ketan Hitam Banyuwangi.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2008/234/050802318 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 26 Aug 2008 15:38 |
Last Modified: | 26 Aug 2008 15:38 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127841 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |