DannyDwiSaputra (2008) Peran agroforestri dalam mempertahankan laju infiltrasi tanah : Pengaruh Pori Makro dan Kemantapan Agregat Tanah terhadap Laju Infiltrasi. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Perbedaan jenis, kerapatan dan umur perkembangan vegetasi serta cara pengelolaan yang terdapat pada berbagai sistem penggunaan lahan (SPL), menyebabkan bervariasinya produksi seresah dan sistem perakaran sebagai sumber bahan organik tanah. Kandungan bahan organik tanah yang berbeda pada masing-masing SPL akan berdampak pada aktivitas organisme, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada jumlah pori makro tanah dan tingkat kemantapan agregat. Jumlah pori makro dan tingkat kemantapan agregat memegang peranan yang penting dalam proses masuknya air kedalam tanah (infiltrasi) sehingga diharapkan dapat mengurangi limpasan permukaan dan erosi. Tujuan dari penelitian ini adalah:(1) mengetahui jumlah pori makro dan kemantapan agregat lapisan tanah atas (0-30 cm) pada sistem agroforestri berbasis kopi dibandingkan dengan tanah lahan hutan alami dan hutan produksi (2) mengetahui pengaruh jumlah pori makro dan kemantapan agregat tanah terhadap infiltrasi. Hipotesis yang diajukan adalah: (1) Peningkatan jumlah pori makro dan kemantapan agregat tanah pada lahan hutan adalah berhubungan dengan peningkatan kandungan bahan organik tanah (C-organik), (2) Peningkatan jumlah pori makro yang diikuti oleh tingginya tingkat kemantapan agregat akan meningkatkan laju infiltrasi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2007 hingga Januari 2008 di desa Tulungrejo dan Sumberagung (Kecamatan Ngantang). Pengukuran dilakukan pada 5 SPL yaitu hutan terganggu (HT), hutan bambu (HB), kopi multistarta (KM), kopi naungan gliricidia (KG) dan pertanaman pinus + rumput gajah (PP). Variabel tanah yang diukur antara lain: kemantapan agregat tanah, jumlah pori makro tanah, konduktivitas hidrolik jenuh tanah dan laju infiltrasi tanah. Hasil pengukuran menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata (p<0.05) terhadap jumlah pori makro vertikal tanah pada berbagai sistem penggunaan lahan. Jumlah pori makro vertikal tertinggi terdapat pada HT (9.8 %) dan terendah pada PP dan KM (4.8 %). Selain itu, perbedaan sistem penggunaan lahan juga berpengaruh nyata (p<0.05) terhadap tingkat kemantapan agregat tanah yang diukur dari indeks diameter massa ratarata (DMR), hal ini penting dalam hubungannya menjaga stabilitas pori makro tanah. Pada kedalaman 0-10 cm, DMR pada HT, HB PP dan KM (rata-rata 4.8 mm) lebih tinggi dibandingkan dengan KG (2 mm). Pada kedalaman 10-20 cm, kemantapan agregat pada HT, HB dan PP (rata-rata 4.4 mm) lebih tinggi dibandingkan dengan KM dan KG (rata-rata 1.9 mm). Pada lapisan tanah atas (0-30 cm), jumlah pori makro vertikal dan kemantapan agregat tanah berhubungan nyata dan erat terhadap laju infiltrasi awal (r = 0.88 dan R2 = 0.84), akan tetapi tidak berhubungan secara nyata terhadap laju infiltrasi konstan.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2008/232/050802316 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.4 Soil science > 631.42 Soil fertility, acidity, alkalinity |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 26 Aug 2008 09:27 |
Last Modified: | 11 Oct 2020 13:43 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127839 |
Actions (login required)
View Item |