Persepsi petani tentang Alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian dan peran kelembagaan yang terkait dalam Program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL) : kasus pada kelompok tani Mar

HerminKusumaningsih (2008) Persepsi petani tentang Alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian dan peran kelembagaan yang terkait dalam Program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL) : kasus pada kelompok tani Mar. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki nilai ekonomi, ekologi dan sosial yang tinggi. Keadaan hutan saat ini sangat mengkhawatirkan. Apabila keadaan ini dibiarkan terus menerus, maka hutan tropis di Indonesia akan menjadi semak belukar dan padang alang-alang. Banyak faktor yang mengakibatkan perubahan tersebut antara lain pertambahan penduduk, serta pembangunan diluar sektor kehutanan. Kondisi demikian diperparah dengan adanya perambahan hutan dan terjadinya kebakaran hutan yang mengakibatkan semakin luasnya kerusakan hutan alam tropika di Indonesia. GN-RHL adalah salah satu program pengelolaan lahan yang mungkin dapat ditawarkan untuk mengatasi masalah yang timbul akibat adanya alih-guna lahan tersebut di atas. Program yang sedang dikembangkan oleh pemerintah ini membutuhkan kerjasama yang baik antara petani dan beberapa lembaga lain yang terkait untuk menunjang keberhasilan program. Baik dari instansi pemerintah yaitu dinas maupun dari organisasi masyarakat lain seperti lembaga swadaya masyarakat (LSM). Adapun permasalahannya adalah: 1. Bagaimana persepsi petani tentang alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian? 2. Bagaimana peran kelembagaan yang terkait (dinas, kelompok tani, LSM), dalam upaya-upaya pelestarian hutan, melalui program GN-RHL? 3. Bagaimana hubungan antara persepsi petani tentang alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian dengan peran kelembagaan yang terkait dalam program GN-RHL? Tujuan penelitian 1.Mendiskripsikan persepsi petani tentang alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian 2. Mendiskripsikan peran kelembagaan yang terkait (dinas, kelompok tani, LSM), dalam program GN-RHL 3. Menganalisis hubungan antara persepsi petani tentang alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian dengan peran kelembagaan (dinas kehutanan, kelompok tani, LSM) yang terkait dalam program GN-RHL. Metode penentuan daerah penelitian ditentukan secra sengaja (purposive) pada kelompok tani Margirahayu, yang menjadi salah satu binaan kegiatan GNRHL di Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, kota Batu. Metode penentuan responden menggunakan Simple Random Sampling, dengan jumlah petani sampel berjumlah 30 orang. Tipe penelitian yang digunakan yaitu penelitian explanatory dengan menggunakan metode survei. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan: wawancara terstruktur (dengan menggunakan kuisioner), wawancara, observasi dan dokumentasi Metode analisis data penelitian dengan 1. Analisis deskriftif kualitatif untuk mendeskrispsikan alih fungsi lahan hutan menjadi lahan pertanian dan peran kelembagaan yang terkait (dinas, kelompok tani, LSM), dalam program GN-RHL. 2. Untuk mengetahui hubungan persepsi petani tentang alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian dengan peran kelembagaan yang terkait (dinas, kelompok tani, LSM), dalam program GN-RHL digunakan analisis Rank Spearman. Hasil penelitian didapatkan bahwa persepsi petani tentang alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian di Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu termasuk dalam kategori Netral dengan skor yang dicapai 17,49 artinya bahwa cukup bermasalah bila masyarakat setempat memanfaatkan hutan menjadi lahan pertanian. Kata cukup dapat diartikan bahwa petani menganggap ya dan tidak masalah, bila mengalih fungsikan hutan menjadi lahan pertanian. Persepsi petani untuk mengalih fungsikan hutan menjadi lahan pertanian dengan tujuan untuk menambah penghasilan keluarga selain itu mereka beranggapan tidak akan ada masalah karena telah membayar pajak kepada pemerintah. Sedangkan persepsi petani tidak melakukan alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian karena mereka mengetahui bahwa hutan milik negara, dan takut akan sanksi yang akan di berikan.Peran kelembagaan pada program GN-RHL yaitu: kelompok tani skor yang dicapai 11,82, termasuk dalam kategori tinggi dinas kehutanan skor yang dicapai 16,14 termasuk dalam kategori tinggi dan LSM skor yang dicapai 8,74 termasuk dalam kategori rendah. Dari hasil perhitungan diperoleh peroleh bahwa thitung(|-0,266|) < t tabel(1,735), Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi alih fungsi lahan hutan menjadi lahan pertani dengan peran kelembagaan yang terkait (Kelompok Tani, Dinas Kehutanan, dan LSM) dalam program GN-RHL. Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:(1) Persepsi petani tentang alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian dalam kategori netral (dengan skor yang dicapai 17,49), yang artinya masyarakat sudah memiliki kesadaran yang sedang. Bahwa memanfaatkan hutan untuk dijadikan lahan pertanian dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan. (2) Peran kelembagaan yang terkait dalam program GN-RHL yaitu peran kelompok tani dalam kategori tinggi, peran dinas kehutanan masuk dalam kategori tinggi, peran LSM masuk dalam kategori sedang. (3) Diperoleh bahwa thitung(|-0,266|) < ttabel(1,735), maka terima H0 dan menolak Hi. Dimana Hi menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi petani tentang alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian dengan kelembagaan pada program GN-RHL. Berdasarkan pada hasil penelitian yang diperoleh dilapangan dapat disarankan sebagai berikut (1) pemerintah harus lebih banyak melakukan penyuluhan tentang manfaat hutan bagi lingkungan. Memberitahukan kepada masyarakat bahwa hutan adalah milik negara, apabila ingin memanfaatkan hutan harus mendapat izin terlebih dahulu, pemerintah harus lebih melibatkan peran masyarakat yang tinggal disekitar hutan untuk menghindari kerusakan yang lebih lanjut. (2) Setiap lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan program perlu diberikan arahan terlebih dahulu, sehingga dalam melakukan pendampingan terhadap kelopok tani dapat bekerja secara maksimal.(3) Dalam penelitian ini ada faktor lain yang menumbuhkan persepsi masyarakat tentang alih fungsi lahan hutan, sehingga dari sini diharapkan untuk penelitian selanjutnya yang sama untuk . lebih memperhatikannya.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2008/22/050800303
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 13 Feb 2008 14:34
Last Modified: 13 Feb 2008 14:34
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127824
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item