Hubungan Modal Sosial (Social Capital) dan Pendapatan dengan Kolektibilitas Pinjaman Unit Pengelola Keuangan (UPK) Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan (GERDUTASKIN) di Kabupaten Blitar

ErmiyaniInayatiPutri (2008) Hubungan Modal Sosial (Social Capital) dan Pendapatan dengan Kolektibilitas Pinjaman Unit Pengelola Keuangan (UPK) Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan (GERDUTASKIN) di Kabupaten Blitar. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kemiskinan merupakan salah satu issue utama di Indonesia. Salah satu daerah kantong kemiskinan di Indonesia adalah propinsi Jawa Timur. Untuk mengatasi masalah kemiskinan maka dibentuklah suatu program Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan (GERDU-TASKIN). Inti dari GERDU-TASKIN adalah pemberdayaan masyarakat yaitu dengan akses pemberian pinjaman modal usaha kepada Rumah Tangga Miskin Berpotensi (RTMB) sehingga mereka dapat meningkatkan pendapatan dan kesejatheraan. Kelancaran dari Usaha Simpan Pinjam (USP) dipengaruhi oleh kolektibilitas pinjaman. Kolektibilitas pinjaman adalah pembayaran pokok atau angsuran pokok dan bunga atau jasa pinjaman oleh nasabah. Berdasarkan data kolektibilitas UPK Kabupaten Blitar tahun 2006 di 38 Desa yang tersebar di 14 Kecamatan rata-rata pinjaman bermasalah adalah 46,73%. Bahkan dari 38 UPK tersebut 9 UPK memiliki persentase pinjaman bermasalah sebesar 100%. Dalam pola peminjaman berkelompok jarang sekali ditemui penggunaan jaminan fisik sebagai agunan pinjaman. Oleh karena sebagai ganti dari ketiadaan jaminan fisik dan untuk mengantisipasi tunggakan pinjaman digunakan modal sosial. Inti dari sosial capital ini adalah adanya persetujuan pengembalian pinjaman oleh kelompok dan kepercayaan. Jadi, dapat dikatakan bahwa jika terjadi masalah dalam kolektibilitas pinjaman maka yang bermasalah adalah modal sosial di dalam Pokmas UEP tersebut. Seseorang akan melakukan pengembalian pinjaman setelah kebutuhan-kebutuhan pokoknya terpenuhi. Hal tersebut tergantung dari besarnya pendapatan yang diterima. Semakin besar pendapatan yang diperoleh maka akan semakin besar pula persentase jumlah dana yang dialokasikan untuk pengembalian pinjaman. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana hubungan antara modal sosial dengan kolektibilitas pinjaman Pokmas-Pokmas UEP UPK di Kabupaten Blitar ? (2) Bagaimana hubungan antara proses pembentukan Pokmas UEP dengan modal sosial Pokmas-Pokmas UEP UPK di Kabupaten Blitar ? (3) Bagaimana hubungan antara dominasi sex dengan modal sosial Pokmas-Pokmas UEP UPK di Kabupaten Blitar ? (4) Apakah ada perbedaan pendapatan antara peminjam perseorangan dengan Pokmas ? (5) Bagaimana hubungan antara pendapatan dengan kolektibilitas pinjaman ? Tujuan dari penelitian adalah (1) Menganalisis hubungan antara modal sosial Pokmas-Pokmas UEP dengan kolektibilitas pinjaman Pokmas-Pokmas UEP UPK di Kabupaten Blitar (2) Menganalisis hubungan antara proses pembentukan Pokmas-Pokmas UEP dengan modal sosial Pokmas-Pokmas UEP UPK di Kabupaten Blitar (3) Menganalisis hubungan antara dominasi sex dengan modal sosial Pokmas-Pokmas UEP UPK di Kabupaten Blitar (4) Menganalisis perbedaan pendapatan antara peminjam perseorangan dengan Pokmas (5) Menganalisis hubungan antara pendapatan dengan kolektibilitas pinjaman. Hipotesis yang diajukan adalah (1) Diduga semakin kuat modal sosial maka semakin tinggi tingkat kolektibilitas pinjaman Pokmas-Pokmas UEP (2) Diduga Pokmas UEP yang terbentuk secara alami memiliki modal sosial yang lebih kuat daripada Pokmas UEP yang terbentuk secara tidak alami (3) Diduga Pokmas UEP yang memiliki komposisi anggota dominan wanita memiliki modal sosial yang lebih kuat daripada Pokmas UEP yang komposisi anggotanya dominan pria (4) Diduga pendapatan peminjam perseorangan lebih tinggi daripada pendapatan Pokmas (5) Diduga semakin tinggi pendapatan maka semakin tinggi kolektibilitas. Lokasi penelitian dilakukan secara sengaja di Kabupaten Blitar dengan alasan bahwa kabupaten Blitar adalah penerima program Gerdu-Taskin dengan kolektibilitas pinjaman rendah. Metode penentuan sampel menggunakan Multistage Stratified Random Sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah uji beda dua rata-rata, korelasi rank spearman, dan analysis of variant (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata nilai modal sosial terhadap keenam UPK. UPK yang memiliki kolektibilitas pinjaman yang tinggi memiliki nilai modal sosial yang tinggi pula. Jadi, ada hubungan antara modal sosial dan kolektibilitas pinjaman. Kemudian, didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai modal sosial yang nyata antara proses pembentukan Pokmas yang alami dengan yang tidak alami. Besar rata-rata modal sosial Pokmas dengan proses pembentukan alami adalah 246,789. Sedangkan besar rata-rata modal sosial Pokmas dengan proses pembentukan tidak alami adalah 249,489. Jadi, tidak ada hubungannya antara proses pembentukan dengan modal sosial Pokmas. Selain itu, dominasi sex anggota Pokmas juga tidak ada hubungannya dengan modal sosial. Rata-rata nilai modal sosial Pokmas dengan dominasi gender perempuan sebesar 253,210, laki-laki sebesar 230,844 dan netral atau memiliki jumlah anggota laki-laki dan perempuan sama sebesar 245,167. Dari hasil penelitian juga didapatkan bahwa pendapatan rata-rata peminjam perseorangan lebih besar daripada pendapatan rata-rata peminjam Pokmas. Rata-rata pendapatan peminjam perseoarangan sebesar Rp 610.833,00. Sedangkan rata- rata pendapatan peminjam Pokmas sebesar Rp 456.296,00. Namun, pendapatan peminjam tidak ada hubungannya dengan kolektibilitas pinjaman. Tingginya pendapatan peminjam tidak menjamin lancarnya pengembalian pinjaman. Saran yang dapat dikemukakan adalah (1) Bagi pengurus Unit Pengelola Keuangan (UPK) harus lebih tegas dalam menangani pinjaman bermasalah sehingga kolektibilitas pinjaman akan lancar. Selain itu, juga perlu adanya penyuluhan kepada RTMB bagi peningkatan kesadaran mereka untuk mengembalikan pinjaman agar dana pinjaman inidapat terus bergulir (2) Bagi instansi terkait diharapkan selalu memonitoring yang intensif dan terus mengevaluasi dan belajar dai pengalaman-pengalaman pemberian pinjaman sebelumnya (3) Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan mampu menggali informasi lebih dalam tentang modal sosial dan variabel-variabel yang menjelaskan tentang modal sosial itu sendiri.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2008/214/050802298
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 25 Aug 2008 11:35
Last Modified: 25 Aug 2008 11:35
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127818
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item