MuhammadYusuf (2008) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Petani Terhadap Tingkat Adopsi Inovasi Dalam Kegiatan Optimalisasi Lahan Terlantar Pada Program Perluasan Areal Tanam (PAT) Padi Sawah : kasus di Desa Tanjung Aur, Kecamatan Jejawi, Kabupaten Ogan Komering Ilir. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kebutuhan bahan pangan pokok dalam negeri dari tahun ke tahun semakin meningkat, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Hal ini mengakibatkan semakin tingginya tuntutan akan kebutuhan lahan untuk tanaman pangan. Disisi lain adanya konversi fungsi lahan pertanian ke non-pertanian yang cukup besar serta kejenuhan tingkat produktivitas lahan dan tanaman yang disebabkan oleh menurunnya kualitas sumber daya lahan dan air, yang disertai dengan terjadinya perubahan iklim, yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman pangan dan mempengaruhi upaya peningkatan produksi tanaman pangan yang dirasa semakin berat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah diatas dan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam Negeri adalah dengan cara melakukan Perluasan Areal Tanam (PAT) Padi melalui pengoptimalisasian lahan terlantar dengan mengembangkan lahan lebak menjadi sawah yang produktif, yang bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman pangan khususnya padi, sehingga dapat meningkatkan produktivitas lahan, peningkatan produktivitas tanaman padi, serta dapat meningkatkan pendapatan, kesejahteraan petani, pemberdayaan ekonomi pedesaan dan menciptakan peluang kesempatan kerja di pedesaan. Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana faktor-faktor (sosial ekonomi, psikologis, dan budaya) mempengaruhi tingkat adopsi inovasi petani dalam Program PAT Padi Sawah? 2. Bagaimana pelaksanaan program PAT Padi Sawah melalui kegiatan Optimalisasi Lahan Terlantar di daerah penelitian? 3. Bagaimana tingkat adopsi inovasi petani dalam program PAT Padi Sawah? 4. Bagaimana hubungan antara faktor-faktor (sosial ekonomi, psikologis, dan budaya) dengan tingkat adopsi inovasi petani pada progam PAT Padi Sawah? 5. Bagaimana tingkat kesejahteraan rumah tangga petani sebelum dan sesudah pelaksanaan program PAT Padi Sawah? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan faktor-faktor (sosial ekonomi, psikologis, dan budaya) yang mempengaruhi adopsi inovasi petani dalam program PAT Padi Sawah. 2. Mendeskripsikan pelaksanaan program PAT Padi Sawah melalui kegiatan Optimalisasi Lahan Terlantar di daerah penelitian. 3. Mendeskripsikan tingkat adopsi inovasi petani dalam program PAT Padi Sawah. 4. Menganalisis hubungan antara faktor-faktor (sosial ekonomi, psikologis, dan budaya) dengan tingkat adopsi inovasi petani pada progam PAT Padi Sawah. 5. Menganalisis tingkat kesejahteraan rumah tangga petani sebelum dan sesudah pelaksanaan program PAT Padi Sawah. Tipe penelitian yang digunakan yaitu penelitian explanatory Research dengan menggunakan metode survei. Metode penentuan daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) pada Desa Tanjung Aur Kecamatan Jejawi Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan (Palembang). Metode penentuan sampel menggunakan Simple Random Sampling, dengan jumlah populasi petani peserta program PAT 50 petani, maka untuk keperluan survei sampel diambil sebanyak 30 orang petani. Teknik pengumpulan data adalah: wawancara terstruktur (dengan menggunakan kuisioner), observasi dan dokumentasi. Metode analisis data untuk tujuan pertama, kedua, dan ketiga, digunakan analisis deskriftif kualitatif, akan tetapi untuk tujuan kedua dan ketiga dibantu juga dengan skala likert. Sedangkan untuk menganalisis hubungan antara faktor sosial ekonomi, psikologis, dan budaya dengan tingkat adopsi inovasi petani digunakan analisis Kolerasi Rank Spearman (r s). Sedangkan untuk menganalisis perubahan tingkat kesejahteraan petani digunakan analisis before and after dengan bantuan analisis Uji Pangkat Bertanda Wilcoxon. Hasil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata untuk faktor sosial ekonomi petani yaitu 69,05 dan termasuk kategori sedang, Selain itu untuk faktor psikologis (motivasi dan persepsi). Motivasi petani didapat 74,11% dan termasuk kategori sedang, Namun untuk persepsi petani termasuk kategori tinggi yaitu skor rata-ratanya 84,78, selain itu untuk faktor budaya yang ada di Desa Tanjung Aur secara umum telah mempengaruhi petani untuk mengadopsi dan menerapkan inovasi dalam program PAT Padi Sawah. 2) Pelaksanaan Program PAT Padi Sawah di Desa Tanjung Aur tidak berjalan sesuai dengan perencanaan, hal ini dikarena pada tahap perencanaan dan pelaksanaan terjadi perbedaan luas lahan terlantar yang dioptimalisasi, serta pada tahap pengawasan dan pendampingan, hanya dilakukan pada tahap awal saja. Sehingga pada tahap pelaksanaan penanaman padi, petani tidak mendapatkan pengawasan dan pendampingan, oleh karena itu petani cenderung melakukan penanaman sesuai dengan kebiasaan, keyakinan dan kepatuhan kepada ajaran nenek moyang mereka. 3) Tingkat adopsi inovasi kegiatan optimalisasi lahan terlantar pada program PAT Padi Sawah terdiri dari pengetahuan yang termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase 85,33%, sikap petani termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase 92% dan keterampilan petani untuk menerapkan inovasi tersebut termasuk dalam kategori sedang dengan persentase 76,88%. Pada aspek keterampilan tersebut petani melakukan proses penanaman kurang sesuai dengan anjuran PPL seperti pada, penggunaan varietas, pemupukan dan pembrantasan hama penyakit tanaman diman petani lebih cenderung melakukannya sesuai dengan kebiasaan atau budaya mereka. 4) Hubungan Faktor sosial ekonomi, faktor psikologis, dan faktor budaya terhadap tingkat adopsi inovasi program PAT Padi Sawah antara lain sebagai berikut: Dari hasil analisis Rank Spearman, dapat diketahui bahwa faktor sosial ekonomi yang memiliki hubungan nyata dengan tingkat adopsi inovasi petani dalam program PAT Padi Sawah adalah pendidikan non formal dan jumlah tanggungan keluarga, sedangkan yang tidak memiliki hubungan nyata adalah factor umur, pendidikan formal, pengalaman berusaha-tani, status lahan, dan pendapatan petani. Hal ini dikarenakan kurangnya pengawasan PPL pada saat pelaksanaan penanaman sehingga kendala petani tidak bisa langsung terpecahkan. Selain itu dalam sosialisasi program PPL masih menekankan pada aspek teknis, dan belum pada aspek pemberdayaan. Secara keseluruhan untuk faktor psikologis memiliki hubungan nyata dengan tingkat adopsi inovasi petani dalam program PAT Padi Sawah. Yang mana baik motivasi maupun persepsi juga berhubungan nyata dengan tingkat adopsi inovasi program PAT Padi Sawah. Hal ini dikarenakan tingginya motivasi petani untuk mau mengikuti program sehingga petani mempunyai persepsi bahwa program ini benar-benar dapat membantu perekonomian mereka. Untuk faktor budaya petani yang dilihat dari pandangan hidup, kebiasaan, adat istiadat, dan kepercayaan, telah memberikan pengaruh yang besar terhadap tingkat adopsi inovasi yang dilakukan oleh petani di daerah penelitian. Hal ini dikarenakan kuatnya keyakinan dan kepatuhan petani terhadap ajaran dan warisan nenek moyang mereka. 5) Setelah adanya pro
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2008/206/050802006 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 19 Aug 2008 13:53 |
Last Modified: | 19 Aug 2008 13:53 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127809 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |