Analisis Pendapatan dan Efisiensi Usahatani Cabai Besar pada Petani Kemitraan dan Non Kemitraan : studi kasus di Desa Kawedusan , Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar

AndriawanPrasetyo (2008) Analisis Pendapatan dan Efisiensi Usahatani Cabai Besar pada Petani Kemitraan dan Non Kemitraan : studi kasus di Desa Kawedusan , Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Cabai Besar merupakan salah satu komoditas hortikultura unggulan. Tanaman ini bisa tumbuh dan berproduksi dengan baik di lahan basah (sawah) dan lahan kering (tegalan), di dataran rendah sampai dataran tinggi. Cabai besar sangat cocok ditanam pada awal musim kemarau, walaupun tidak tertutup kemungkinan dibudidayakan pada musim hujan.Selain itu cabai besar merupakan salah satu komoditas sayuran penting. Buahnya dikenal sebagai bahan penyedap dan pelengkap berbagai menu makanan khas Indonesia. Karenanya, hampir setiap hari produk ini dibutuhkan. Kian hari, kebutuhan akan komoditas ini semakin meningkat sejalan dengan semakin bervariasinya jenis dan menu makanan yang memanfaatkan produk ini. Unsur yang penting dalam upaya meningkatkan produksi cabai adalah teknologi dan teknik budidaya cabai yang diterapkan. Dengan keterbatasan modal, penyediaan bahan sarana produksi serta kurangnya pengetahuan petani tentang teknologi dan teknik budidaya usahatani yang baik dan benar, menyebabkan kualitas cabai yang dihasilkan kurang memenuhi harapan. Sehingga untuk mengembangkan usahataninya masih sulit dilakukan jika hanya mengandalkan kemampuan mereka sendiri. Oleh karena itu diperlukan peran pengusaha besar (pemilik modal) untuk membantu mereka dalam mengembangkan usahataninya sekaligus mewujudkan pengembangan pertanian yang berkelanjutan. Untuk meningkatkan produktivitas dan mutu telah diusahakan dengan beberapa cara antara lain dengan memberikan pembinaan dan penyuluhan intensif kepada petani oleh pengelola. Pengelola dalam hal ini adalah CV. Riawan Tani yang bertugas membina dan mengusahakan pinjaman saprodi kepada petani. Dengan adanya kemitraan antara CV. Riawan Tani dengan petani cabai besar, maka perusahaan akan mendapatkan jaminan ketersediaan bahan baku dalam jumlah dan mutu yang diinginkan perusahaan. Di pihak lain petani yang memiliki aset tenaga kerja dan lahan akan dapat meningkatkan produktivitas kerja dan hasilnya, perusahaan sebagai pemilik modal, penyedia tenaga ahli dan penyedia teknologi akan mendukung kelangsungan hidup keduanya. Selain itu masalah pemasaran tidak lagi menjadi persoalan yang mendasar bagi petani. Atas dasar uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:1) Seberapa besar kemitraan CV. Riawan Tani mempengaruhi tingkat pendapatan usahatani cabai besar dibandingkan dengan usahatani cabai besar non kemitraan, 2) Seberapa besar perbedaan tingkat efisiensi usahatani cabai besar kemitraan dan non kemitraan. Tujuan penelitian adalah: 1) Menganalisis perbedaan tingkat pendapatan antara usahatani cabai besar kemitraan dan non kemitraan, 2) Untuk menganalisis perbedaan tingkat efisiensi antara usahatani cabai besar kemitraan dan non kemitraan. Hipotesis yang diajukan adalah: 1)Diduga pendapatan usahatani cabai besar yang mengikuti kemitraan lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan usahatani cabai besar yang tidak mengikuti kemitraan, 2) Diduga tingkat efisiensi usahatani cabai besar yang mengikuti kemitraan lebih tinggi dibandingkan dengan efisiensi usahatani cabai besar yang tidak mengikuti kemitraan. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-September 2007 dan berlokasi di Desa Kawedusan, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis biaya, penerimaan dan pendapatan usahatani, R/C ratio dan analisis uji beda rata-rata. Hasil analisis menunjukkan bahwa produksi pada petani kemitraan yaitu 15.583,3 kg lebih tinggi dari pada petani non kemitraan yaitu 14.000,8 kg. Dengan semakin besarnya produksi maka akan semakin besar penerimaan yang diperoleh yaitu Rp 87.083.349,56 untuk petani kemitraan dan Rp 64.239.251,00 untuk petani non kemitraan. Sehingga untuk pendapatan usahatani cabai besar pada petani kemitraan sebesar Rp. 63.885.571,1 per hektar lebih besar jika dibandingkan dengan pendapatan usahatani cabai besar pada petani non kemitraan yaitu serbesar Rp. 37.978.051,00 per hektar. Hal ini juga disebabkan oleh biaya total pada petani kemitraan yang lebih sedikit dibandingkan petani non kemitraan. Dari analisis Return Cost Ratio (R/C), diperoleh bahwa nilai R/C untuk usahatani cabai besar secara kemitraan adalah 3,7550 lebih tinggi daripada nilai R/C untuk usahatani cabai besar non kemitraan yaitu sebesar 2,4480. Dalam artian usahatani cabai besar kemitraan dan non kemitraan keduanya sama-sama menguntungkan, tetapi efisiensi usahataninya lebih besar pada kemitraan dibandingkan non kemitraan. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa secara keseluruhan produksi, penerimaan, pendapatan dan efisiensi usahatani cabai besar petani kemitraan lebih tinggi daripada petani non kemitraan. Saran dari penelitian ini adalah 1) Petani non kemitraan diperbolehkan mendaftar sebagai petani kemitraan karena usahatani cabai besar secara kemitraan mempunyai nilai ekonomis tinggi. Selain itu petani kemitraan juga memperoleh pinjaman berupa sarana produksi seperti pupuk, biaya garap, transportasi (pengangkutan) dan jaminan pemasaran. 2) Petani non kemitraan harus memperhitungkan jadwal tanam apabila ingin mendaftar menjadi anggota kemitraan sehingga pada bulan Maret atau April lahan siap untuk diikutkan kemitraan.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2008/169/050801811
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 18 Jul 2008 11:00
Last Modified: 21 Oct 2021 07:24
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127771
[thumbnail of 050801811.pdf]
Preview
Text
050801811.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item