CahyoHadiPrayogo (2008) Peran Sinder Sebagai Penyuluh Lapang Pada Penerapan Hasta Usahatani Tebu Dalam Peningkatan Pendapatan Usahatani Melalui Program Tebu Rakyat Kemitraan (TRK) : kasus di Wilayah Kerja I PG. Djombang Baru Kecamatan Jombang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tebu merupakan bahan mentah industri gula yang keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan produktivitas untuk dapat mencukupi kebutuhan gula masyarakat tersebut. Program TRK merupakan bentuk kerjasama antara petani tebu dengan pabrik gula yang masing-masing pihak mempunyai hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan bersama. Peran sinder dalam kegiatan penyuluhan sangat penting. Peran sinder dalam hal ini adalah memberikan bimbingan teknis mengenai penerapan hasta usahatani tebu yang meliputi waktu tanam, penggunaan bibit unggul, pengolahan tanah, pemupukan berimbang, pengairan, perlindungan tanaman, tebang angkut dan pemrosesan hasil. Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: (1). Bagaimana peran sinder sebagai penyuluh lapang pada wilayah kerja I PG. Djombang Baru? (2). Bagaimana penerapan hasta usahatani tebu pada wilayah kerja I PG. Djombang Baru? (3). Bagaimana hubungan antara peran sinder sebagai penyuluh lapang dengan tingkat penerapan hasta usahatani tebu pada wilayah kerja I PG. Djombang Baru? (4). Bagaimana hubungan antara tingkat penerapan hasta usahatani tebu dengan tingkat pendapatan usahatani tebu pada wilayah kerja I PG. Djombang Baru?. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (1). Untuk mendiskripsikan peran sinder sebagai penyuluh lapang. (2). Untuk mendiskripsikan penerapan hasta usahatani tebu. (3). Untuk menganalisis hubungan antara peran sinder sebagai penyuluh lapang dengan tingkat penerapan Hasta Usahatani Tebu pada wilayah kerja I PG. Djombang Baru. (4). Untuk menganalisis hubungan antara tingkat penerapan Hasta Usahatani Tebu dengan tingkat pendapatan usahatani tebu pada wilayah kerja I PG. Djombang Baru. Kegunaan dari penelitian ini adalah (1). Sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan berikutnya bagi PG. Djombang Baru dalam menjalankan kemitraan dengan petani Tebu Rakyat Kemitraan (TRK). (2). Sebagai masukan bagi petani mengenai keuntungan menjadi peserta kemitraan dengan PG. Djombang Baru. (3). Sebagai bahan informasi bagi peneliti berikutnya dan mahasiswa yang akan melakukan penelitian untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sensus karena data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini berasal dari seluruh anggota populasi. Penelitian ini tergolong penelitian yang menggunakan format penelitian jenis descriptive research yaitu jenis penelitian yang dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti (Faisal, 2003). Adapun penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja ( Purposive ) di Kecamatan Jombang yang merupakan wilayah kerja I PG. Djombang Baru. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode sensus dengan jumlah responden sebanyak 28 orang. Pengumpulan data digunakan teknik pengumpulan data primer yang terdiri dari kuisioner, wawancara, observasi, dan pengumpulan data sekunder dengan cara dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan bantuan skala likert dan tabulasi silang. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Peran sinder sebagai penyuluh lapang dalam penerapan hasta usahatani di Wilayah Kerja I PG. Djombang Baru Kecamatan Jombang meliputi: peran sinder sebagai pembimbing, sinder sebagai organisator dan dinamisator, sinder sebagai fasilitator, serta sinder sebagai agen penghubung. Dari empat sub variabel tersebut dapat diketahui bahwa peran sinder sebagai penyuluh lapang pada penerapan hasta usahatani di Wilayah Kerja I PG. Djombang Baru Kecamatan Jombang termasuk dalam kategori tinggi dengan total skor rata-rata 23,39 atau sebesar 77,98% dari skor maksimal 30. 2. Penerapan hasta usahatani tebu di Wilayah Kerja I PG. Djombang Baru Kecamatan Jombang meliputi: masa tanam optimal, penggunaan bibit unggul, pengolahan tanah, pemupukan berimbang, pengairan, perlindungan tanaman, tebang muat angkut, dan pemrosesan hasil. Dari sub variabel tersebut dapat diketahui bahwa penerapan hasta usahatani tebu di Wilayah Kerja I PG. Djombang Baru Kecamatan Jombang termasuk dalam kategori tinggi dengan total skor rata-rata 28,39 atau sebesar 78,86% dari skor maksimal 36. 3. Di wilayah kerja I PG. Djombang Baru Kecamatan Jombang terdapat kecenderungan hubungan antara peran sinder sebagai penyuluh lapang dengan penerapan hasta usahatani. Ditunjukkan dengan nilai persentase dominan sebesar 64,71% pada peran sinder sebagai penyuluh lapang dalam kategori sedang dan penerapan hasta usahatani tebu dengan kategori sedang. Terdapatnya kecenderungan hubungan juga ditunjukkan dengan nilai persentase dominan sebesar 63,63% pada peran sinder sebagai penyuluh lapang dengan kategori tinggi dan penerapan hasta usahatani tebu dengan kategori tinggi. 4. Di wilayah kerja I PG. Djombang Baru tidak terdapat kecenderungan hubungan antara penerapan hasta usahatani dengan tingkat pendapatan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai persentase dominan sebesar 66,67% yang terdapat pada penerapan hasta usahatani tebu dengan kategori sedang dan tingkat pendapatan dengan kategori sedang. Sedangkan nilai persentase dominan sebesar 53,85% terdapat pada penerapan hasta usahatani tebu dengan kategori tinggi dan tingkat pendapatan dengan kategori sedang. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat di berikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Diperlukan bimbingan dan pengawasan yang lebih baik tentanag pelaksanaan tebang muat angkut, khususnya pada saat melakukan kegiatan tebang, karena kegiatan tebang merupakan kegiatan yang paling menentukan dari keseluruhan usahatani tebu. Dengan tebang yang tidak dilaksanakan dengan baik dapat merusak kandungan rendemen tebu yang akan mempengaruhi pendapatan petani. Dengan dilaksanakannya kegiatan tebang dengan baik, diharapkan kelak dikemudian hari pendapatan petani bisa lebih ditingkatkan lagi. 2. Penerapan Hasta Usahatani Tebu oleh petani mitra PG. Djombang Baru merupakan suatu pencapaian kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh sinder, dan semua hal yang telah dicapai melalui penerapan Hasta Usahatani Tebu diharapkan dapat dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi. Hal ini perlu dilakukan agar bisa kembali menarik minat petani untuk menanam komoditi tebu, sehingga dapat meningkatkan produksi gula PG. Djombang Baru khususnya dan produksi gula nasional umumnya.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2008/147/050801668 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 24 Jul 2008 10:37 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 07:14 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127746 |
Preview |
Text
050801668.pdf Download (6MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |