Kartika, Maharani Mega Candra (2018) Korelasi Dan Sidik Lintas Pada Hasil Dan Komponen Hasil Bunga Matahari (Helianthus Annuus L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Bunga matahari (Helianthus annuus L.) ialah tanaman semusim dari famili Compositae yang memiliki berbagai manfaat. Bagian bunga matahari yang paling banyak dimanfaatkan ialah biji. Biji bunga matahari dapat dimanfaatkan sebagai pangan fungsional dan minyak nabati yang biasa digunakan untuk keperluan kosmetik, farmatika dan minyak goreng atau margarine. Selain itu, bungkil bunga matahari dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak. Namun, produksi bunga matahari dalam negeri masih sangat terbatas. Berdasarkan data dari BPS (2016), impor biji dan minyak bunga matahari mengalami peningkatan dari tahun 2015 hingga tahun 2016. Peningkatan impor biji bunga matahari tersebut mencapai 223,839 ton. Peningkatan produksi bunga matahari nasional perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bunga matahari dalam negeri sehingga menekan impor biji dan minyak bunga matahari. Upaya peningkatan hasil membutuhkan pemahaman hubungan antara hasil dan komponen hasil untuk merancang program pemuliaan yang efisien. Untuk mengetahui hubungan tersebut dapat menggunakan korelasi dan sidik lintas. Korelasi mengukur keeratan hubungan dua atau lebih variabel. Korelasi genotipik dan fenotipik dibutuhkan untuk mendapatkan informasi hubungan antar variabel yang lebih rinci. Sidik lintas menghitung kontribusi langsung dan tidak langsung dari beragam karakter bebas terhadap karakter terikat (Radic et al., 2016). Oleh karena itu, penggunaan sidik lintas mampu memberikan gambaran komponen hasil yang mempengaruhi hasil. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari korelasi genotipik dan fenotipik serta pengaruh langsung dan tidak langsung antara hasil dan komponen hasil pada beberapa genotipe bunga matahari. Penelitian dilaksanakan di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang pada bulan Januari hingga Mei 2018. Alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah alat budidaya, alat ukur, alat tulis, dan kamera. Adapun bahan yang digunakan ialah 32 genotipe bunga matahari, pupuk NPK mutiara, dan herbisida dengan bahan aktif oksifluorfen. Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 ulangan. Setiap plot terdiri dari 10 tanaman dengan jarak tanam sebesar 25x75 cm. Pengamatan komponen hasil terdiri dari 13 karakter kuantitatif. Karakter kuantitatif yang diamati antara lain, tinggi tanaman, jumlah daun per tanaman, umur inisiasi bunga, jumlah bunga per tanaman, diameter bunga, diameter disk, umur berbunga, umur panen, jumlah biji per tanaman, bobot 100 biji, panjang biji, lebar biji, tebal biji, dan hasil biji. Data kuantitatif yang diperoleh dianalisis menggunakan aplikasi OPSTAT untuk menghitung korelasi dan sidik lintas serta digambarkan dalam diagram lintas. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 12 karakter yang berkorelasi positif dengan hasil pada korelasi genotipik, sedangkan pada korelasi fenotipik terdapat delapan karakter. Koefisien korelasi genotipik dan fenotipik menunjukkan bahwa hasil biji berkorelasi positif dengan tinggi tanaman (rg = 0,739; rp = 0,536), jumlah daun per tanaman (rg = 0,499; rp = 0,387), inisiasi bunga (rg = 0,222), jumlah ii bunga per tanaman (rg = 0,301), diameter bunga (rg = 0,760; rp = 0,528), diameter disk (rg = 0,852; rp = 0,582), umur berbunga (rg = 0,529), umur panen (rg = 0,318), jumlah biji per tanaman (rg = 0,788; rp = 0,724), bobot 100 biji (rg = 0,911; rp = 0,466 ), lebar biji (rg = 0,354; rp = 0,290), dan tebal biji (rg = 0,596; rp = 0,286). Tidak terdapat korelasi negatif antara karakter komponen hasil dengan hasil biji pada korelasi genotipik dan fenotipik, namun terdapat beberapa karakter yang tidak berkorelasi nyata dengan hasil. Pada sidik lintas, pengaruh langsung positif terbesar adalah jumlah biji per tanaman dengan nilai koefisien lintas sebesar 2.280 melalui korelasi genotipik dan 0.897 melalui korelasi fenotipik. Pengaruh positif lainnya pada tingkat genotipik dan fenotipik adalah karakter tebal biji dan bobot 100 biji.
English Abstract
Sunflower (Helianthus annuus L.) is an annual plant of the Compositae family that has many benefits. The seed is most beneficial part of sunflower. Sunflower seeds can be utilized as functional food and edible oil commonly used for cosmetic, pharmacy and cooking oil or margarine. Moreover, sunflower oilcake can be used for feed. However, national sunflower production is still limited. Based on data from BPS (2016), imports of sunflower seeds and oils increased from 2015 to 2016. Increased imports of sunflower seeds reached 223,839 tons. National sunflower production need to be improve to meet the demands of domestic sunflower and suppress the imports of seeds and sunflower oil. The effort to increase seed production requires an understanding of the correlation among yield and yield components to design an efficient breeding program. Path analysis can be used to find out the correlation. Correlation coefficient measures the related of two or more variables. Path analysis measures direct and indirect contribution of various independet characters to a dependent character (Radic et al., 2016). Therefore, path analysis able to provide an overview of the yield components that affect the yield. This research conducted to study of genotypic and phenotypic correlation also the direct and indirect effect among yield and yield components in genotypes of sunflower. This research conducted at Ngijo Village, District Karangploso, Malang from January to May 2018. The instruments used in the research are cultivation tools, measuring tools, stationery, and camera. The materials used are 32 genotypes of sunflower and NPK fertilizer. The design used in the research is a Randomized Block Design (RBD) with three replications. Each plot consists of 10 plants with a spacing 25x75 cm. The observation of yield component consists of quantitative characters. The quantitative characters observed include plant height, number of leaves, flower initiation age, number of flowers, flower diameter, diameter of the disk, days to flowering, days to harvest, seed yield, 100-seed weight, seed lenght, seed width, seed thickness, and total seeds per plant. The data analyzed by correlation and path analysis using OPSTAT application and depicted in path diagram. The result stated that the genotypic and phenotypic correlation between yield and most of the yield components correlated positively. The genotypic and phenotypic correlation coefficient showed that seed yield correlated positively with plant height (rg = 0,739; rp = 0,536), number of leaf per plant (rg = 0,499; rp = 0,387), flower initiation (rg = 0,222), number of flowers (rg = 0,301), flower diameter (rg = 0,760; rp = 0,528), diameter of the disk (rg = 0,852; rp = 0,582), days to flowering (rg = 0,529), days to harvest (rg = 0,318), number of seed per plant (rg = 0,788; rp = 0,724), weight of 100 seeds (rg = 0,911; rp = 0,466 ), seed width (rg = 0,354; rp = 0,290), and seed thickness (rg = 0,596; rp = 0,286). In path analysis, the highest positive direct effect is number of seeds per plant followed by weight of 100 seeds and seed thickness character. The path coefficient of number of seeds per plant are 2,280 and 0,897 through genotypic and phenotypic correlation.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2018/751/051810430 |
Uncontrolled Keywords: | Bunga matahari, Biji, Sidik lintas, Rancangan Acak Kelompok (RAK) |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 583 Magnoliopsida (Dicotyledons) > 583.9 Asteridae > 583.99 Asterales |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 17 Oct 2018 06:36 |
Last Modified: | 20 Oct 2021 09:16 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/12774 |
Preview |
Text
MAHARANI MEGA CANDRA KARTIKA.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |