Perbanyakan Streptomyces melalui Berbagai Macam Medium Semi Alami dan Pemanfaatannya dalam Mengendalikan Penyakit Rebah Semai (Sclerotium rolfsii Sacc.) pada Tanaman Kedelai (Glycine max) di Rumah Kaca

IndriHapsari (2008) Perbanyakan Streptomyces melalui Berbagai Macam Medium Semi Alami dan Pemanfaatannya dalam Mengendalikan Penyakit Rebah Semai (Sclerotium rolfsii Sacc.) pada Tanaman Kedelai (Glycine max) di Rumah Kaca. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Konsumsi kedelai di Indonesia makin tahun makin meningkat dengan pertambahan penduduk. Kenaikan konsumsi ini tidak dapat dikejar oleh produksi dalam negeri, sehingga masih harus ditutup dengan impor (Najiyati dan Daniarti, 1997). Penyakit rebah semai yang disebabkan oleh jamur S. rolfsii merupakan penyakit penting pada tanaman kedelai yang dapat menyebabkan kematian. Salah satu cara pengendalian yang akhir-akhir ini mendapatkan perhatian utama dari ahli penyakit adalah dengan pemanfaatan musuh-musuh alaminya (pengendalian secara biologis). Selain jamur maupun bakteri ada juga mikroorganisme lain yang dapat digunakan sebagai agens pengendali hayati, yaitu streptomyces dan VAM. Streptomyces terkenal banyak menghasilkan antibiotik, sedangkan VAM diketahui dapat membantu meningkatkan produksi kedelai. Tetapi baiknya pertumbuhan streptomyces dalam medium buatan belum menjamin baiknya pertumbuhan dalam tanah. Sehubungan dengan permasalahan tersebut diatas, maka dilakukan penelitian perbanyakan Streptomyces pada medium semi alami di laboratorium dan penelitian di greenhouse dengan memanfaatkan streptomyces antagonis dan VAM dalam berbagai bentuk inokulum streptomyces sebagai salah satu upaya dalam mengatasi penyakit rebah semai oleh jamur S. rolfsii. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa medium semi alami yang cocok terhadap perkembangan populasi streptomyces adalah medium oatmeal sand yaitu oleh isolat Wajak 5 dengan jumlah populasi 49,33 x 10-7. Tingginya populasi pada medium oatmeal sand diduga terjadi karena actinomycetes tumbuh baik pada medium yang mengandung biji-bijian (biji barley dan oat) menurut Lacey ( dalam Trimujoko dan Sastrahidayat, 2005). Gejala penyakit mulai terlihat di awal pengamatan di rumah kaca, yaitu dengan adanya benih yang terserang di dalam tanah dan kecambah kedelai yang tertutupi miselium jamur S. rolfsii . Benih yang terserang didalam tanah menjadi busuk. Paket teknologi streptomyces yang digunakan mempengaruhi dalam menekan perkembangan jamur S. rolfsii . Hal ini dilihat dari gejala yang nampak pada tanaman kontrol dengan tanaman perlakuan. Pada tanaman kontrol, terdapat begitu banyak jumlah tanaman yang terserang. Sedangkan pada tanaman yang diperlakukan dengan paket teknologi, jumlah tanaman yang terserang lebih sedikit. Dari 3 bentuk inokulum streptomyces yang digunakan, bentuk inokulum streptomyces berupa tablet streptomyces lapis mikoriza lebih baik dalam membantu menekan perkembangan jamur S. rolfsii , karena jumlah tanaman yang terserang lebih sedikit. Hal ini diduga disebabkan oleh penggunaan isolat yang lebih banyak yaitu ± 2 gram, sedangkan lapis ± 1 gram dan rendam suspensi ± 1 gram (107). Dan penambahan lapis mikoriza juga mempengaruhi intensitas serangan jamur S. rolfsii , seperti terlihat pada tanaman perlakuan tanpa mikoriza dengan perlakuan menggunakan mikoriza yaitu pada tanaman perlakuan tanpa mikoriza, jumlah tanaman yang terserang lebih banyak di bandingkan dengan jumlah tanaman yang terserang perlakuan menggunakan lapis mikoriza.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2008/139/050801490
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 24 Jul 2008 09:09
Last Modified: 21 Oct 2021 07:03
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127736
[thumbnail of 050801490.pdf]
Preview
Text
050801490.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item