Peran modal sosial terhadap kinerja keuangan mikro dalam peningkatan pendapatan penduduk miskin pada Program Gerdu-Taskin : studi kasus UPK "Gempar" di Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu

Kurniawati, Indrie (2008) Peran modal sosial terhadap kinerja keuangan mikro dalam peningkatan pendapatan penduduk miskin pada Program Gerdu-Taskin : studi kasus UPK "Gempar" di Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka masih belum terbebas dari kemiskinan, itu terjadi hingga saat ini. Semakin meningkatnya kemiskinan di Indonesia, terutama di Propinsi Jawa Timur sejak krisis ekonomi melanda pada tahun 1997. Salah satu upaya yang dapat ditempuh dalam pengentasan kemiskinan yaitu dengan pemberian akses yang luas terhadap sumber-sumber pembiayaan bagi usaha kecil dan mikro yang merupakan bagian dari masyarakat miskin yang mempunyai kemauan dan kemampuan produktif atau disebut dengan Kelompok Masyarakat Usaha Ekonomi Produktif (Pokmas UEP). Salah satu strategi yang dilakukan pemerintah Propinsi Jawa Timur dalam pengentasan kemiskinan yaitu melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) dengan programnya yaitu program Gerakan Terpadu Pengatasan Kemiskinan (GERDUTASKIN). Program ini melalui pendekatan TRI DAYA yakni pemberdayaan manusia, pemberdayaan usaha dan pemberdayaan lingkungan, yang diimplementasikan secara menyeluruh sesuai dengan kebutuhan masyarakat sebagai pelaku kegiatan. Program Gerdu-Taskin dimulai tahun 2002 s/d 2005. Program ini telah berhasil memfasilitasi pembentukan sebuah institusi usaha yang bergerak dalam bidang pelayanan keuangan mikro kecil yaitu berupa Unit Pengelola Keuangan (UPK) yang diharapakan mampu mengelola dan mengembangkan Program Gerdu-Taskin yang bersifat ekonomi produktif sebagai Dana Bergulir (revolving fund) bagi pengembangan ekonomi masyarakat miskin. Bertitik tolak dari tujuan program keuangan mikro yang dimanifestasikan dalam Unit Pengelola Keuangan pada program Gerdu-Taskin dimana perannya tergantung dari besarnya jumlah pinjaman dan meningkatnya jumlah anggota maka diharapkan kesadaran anggota dalam memupuk modal melalui kegiatan program Gerdu-Taskin. Dengan adanya program Gerdu-Taskin masyarakat miskin dapat meningkatkan Pendapatan usahanya dan kemampuannya untuk bekerjasama demi mencapai tujuan bersama di dalam berbagai kelompok dan organisasi yang merupakan salah satu modal sosial yang mana kekuatan modal sosial itu bertumpu pada jaringan dan sumberdaya. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian (Research Question) sebagai berikut: 1. Bagaimana peran UPK terhadap Pokmas sebagai sumber pembiayaan mikro. 2. Bagaimana peran modal sosial (Social Capital) terhadap kinerja UPK dari tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman dalam pelaksanaan program Gerdu-Taskin. 3. Bagaimana peran modal sosial (Social Capital) dalam peningkatan pendapatan penduduk miskin. Sejalan dengan perumusan masalah maka tujuan penelitian adalah: 1. Mendiskripsikan sejauh mana peran UPK sebagai sumber pembiayaan mikro dapat mengatasi keterbatasan modal keuangan yang dihadapi oleh masyarakat miskin di Desa Pandanrejo. 2. Menganalisis peran modal sosial (Social Capital) terhadap kinerja UPK dari tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman dalam pelaksanaan program Gerdu-Taskin. 3. Menganalisis peran modal sosial (Social Capital) dalam peningkatan pendapatan penduduk miskin Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (pupossive) yaitu di Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Propinsi Jawa Timur. Dalam penelitian ini penetapan kelompok sampel dilakukan secara sengaja (pupossive), yaitu pada kelompok masyarakat usaha ekonomi produktif (Pokmas UEP) yang telah menjadi anggota pada Unit Pengelola Kauangan “Gempar” baik yang telah menjadi anggota pada program reguler maupun pada program penguatan. Metode pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Metoda analisis data yang dilakukan adalah menggunakan metode skoring dengan bantuan skala Likert dan metode analisis data regresi dan korelasi. Hasil penelitian yang di dapat adalah antara lain: 1. Berdasarkan hasil penelitian diketahuai secara umum tingkat pengetahuan anggota Pokmas UPK “Gempar” terhadap peran UPK sebagai sumber pembiayaan mikrocukup baik. Hal ini terlihat dari tingkat pengetahuan anggota tentang struktur kelompok, tujuan kelompok, fungsi tugas, dan kekompakan kelompok lebih jauh lagi tingkat pengetahuan ini juga dapat terlihat dari meningkatnya jumlah masyarakat yang ingin menjadi anggota Pokmas UPK “Gempar”. 2. Dari hasil penelitian, Modal Sosial telah memainkan peran yang cukup baik dalam peningkatan kinerja UPK “Gempar”. Hal ini tergambar dari tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman dari anggota. Hasil analisis korelasi atau Multiple R pada UPK program reguler dan penguatan diperoleh sebesar 0.826 dan 0.909 menyatakan bahwa kondisi hubungan antara Modal Sosial terhadap Tingkat Kolektibilitas secara bersama-sama sebesar 82.60% dan 90.90% yang menunjukkan kuatnya hubungan antara keseluruhan variabel bebas (modal sosial) terhadap variabel tak bebas (tingkat kolektibilitas). Dari hasil analisa regresi pada UPK program reguler dan penguatan yaitu pada variabel modal sosial, dapat diketahui bahwa Kepercayaan ( 1 X ), secara parsial tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Kolektibilitas dilihat dari uji hitung t yaitu sebesar -0.480 di UPK reguler ini menunjukkan bahwa lebih rendah dari pada di UPK penguatan yaitu sebesar 0.517, variabel Jaringan Sosial ( 2 X ) dilihat dari uji hitung t yaitu sebesar 1.229 di UPK reguler ini menunjukkan lebih tinggi dari pada di UPK penguatan yaitu sebesar -0.262 sedangkan untuk variabel Norma ( 3 X ) dilihat dari uji hitung t yaitu sebesar 6.125 di UPK reguler dan 9.269 di UPK penguatan. Artinya tingkat kolektibilitas lebih dipengaruhi oleh norma yaitu pelaksanan hak dan kewajiban anggota sebagai peminjam untuk mengembalikan pinjaman. Ini sesuai dengan hiraki tindakan kolektif menurut Lawang menunjuk pada tindakan yang terorganisir bersama-sama orang miskin dalam suatu kelompok dengan atau tanpa fasilitas dari pemerintah. Dengan dasar asumsi bahwa kerja sama dalam kelompok lebih efektif dalam mengatasi masalah kemiskinan dan meningkatkan keswadayaan. 3. Modal Sosial yang ada di Pokmas UPK “Gempar” telah berperan dalam peningkatan pendapatan anggotanya. Hal ini terlihat dari peningkatan pendapatan anggota Pokmas UPK “Gempar” baik pada program reguler maupun pada program penguatan. Kinerja keuangan mikro yang dilihat dari tingkat pendapatan (variabel Y) pada UPK program reguler dan penguatan dipengaruhi sebesar 81.1% dan 75.4% oleh variabel bebas ( 1 X , 2 X , 3 X ), sedangkan sisanya 18.9% dan 24.6% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar 3 variabel yang diteliti. Yang berarti setiap 100% perubahan pada variabel bebas, akan diikuti oleh perubahan tingkat kolektibilitas pada masing-masing program sebesar 81.1% dan 75.4%. Modal Sosial ( 1 X ), secara parsial tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Pendapatan dilihat dari uji hitung t yaitu sebesar 3.244 di UPK reguler ini menunjukkan bahwa lebih rendah dari pada di UPK penguatan yaitu sebesar 3.319, variabel Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga ( 2 X ) dilihat dari uji hitung t yaitu sebesar 3.667 di UPK reguler ini menunjukkan lebih rendah dari pada di UPK penguatan yaitu sebesar 3.821 sedangkan untuk variabel Tingkat Pendidikan ( 3 X ) dilihat dari uji hitung t yaitu sebesar 0.093 di UPK reguler dan 2.406 di UPK penguatan. Selisih pendapatan antara program reguler dengan program penguatan sangat kecil ini disebabkan karena sistem pemberian pinjaman tidak sesuai sasaran artinya meraka yang memperoleh program reguler seharusnya memperoleh pinjaman lagi sebagai tambahan modal dari program penguatan namun pelaksanaannya pinjaman pada program penguatan diberikan pada anggota baru. Bila dilihat dari kurva produksi seharusnya pada program reguler yang masih akan menuju taraf pertumbuhan tidak tercapai akhibat tidak adanya tambahan modal kerja berupa modal finansial, sehingga anggota tidak dapat meningkatkan produktivitas, tidak mencapai kemandirian dan tidak dapat meningkatkan pada kondisi kehidupan yang lebih layak (kesejahteraan). Pengentasan kemiski

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2008/116/050801310
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 07 May 2008 09:02
Last Modified: 28 Mar 2022 02:57
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127715
[thumbnail of 050801310.pdf]
Preview
Text
050801310.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item