HeriEfyanto (2008) Studi Komparasi Tingkat Kerjasama dan Hasil Usahatani pada Penerapan Usahatani Kooperatif (Cooperative Farming) dengan Usahatani Konvensional (Kasus di Desa Talang Suko Kecamatan Turen Kabupaten Mal. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Usahatani individual dengan skala kecil yang dilakukan oleh sebagian besar petani di Indonesia menjadikan posisi petani menjadi lemah. Dengan luas lahan yang sempit mengakibatkan tidak efisiennya usaha tani yang dilakukan oleh petani, biaya produksi yang tinggi dan hasil yang kecil. Untuk memecahkan permasalahan tersebut, dapat diterapkan model usahatani kooperatif (cooperative farming) sebagai alternatif untuk meminimalisasi kelemahan yang dihadapi oleh petani. Menurut Nuryanti (2005), model usahatani kooperatif (cooperative farming) merupakan model pemberdayaan petani melalui kelompok, dengan melakukan rekayasa sosial, ekonomi, teknologi, dan nilai tambah. Rekayasa sosial dapat dilakukan dengan penguatan kelembagaan tani, penyuluhan, dan pengembangan SDM. Rekayasa ekonomi dilakukan dengan pengembangan akses permodalan untuk pengadaan saprodi dan akses pasar. Rekayasa teknologi dapat dilakukan dengan pencapaian kesepakatan teknologi anjuran dengan kebiasaan petani. Terakhir, rekayasa nilai tambah dilakukan melalui pengembangan usaha off farm yang terkoordinasi secara vertikal dan horisontal. Dari penjelasan di atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu: Bagaimanakah tingkat kerjasama petani dalam penerapan usahatani kooperatif (cooperative farming) dan dalam penerapan usahatani konvensional? Bagaimanakah hasil usahatani pada penerapan model usahatani kooperatif (cooperative farming) dan pada penerapan model usahatani konvensional? Apakah ada perbedaan tingkat kerjasama antara petani yang menerapkan usahatani kooperatif (cooperative farming) dengan petani yang menerapkan usahatani konvensional? Apakah ada perbedaan hasil usahatani antara petani yang menerapkan usahatani kooperatif (cooperative farming) dengan petani yang menerapkan usahatani konvensional? Kemudian dapat disusun tujuan penelitian, antara lain: Menganalisis tingkat kerjasama petani dalam penerapan usahatani kooperatif (cooperative farming) dan dalam penerapan usahatani konvensional. Menganalisis hasil usahatani pada penerapan model usahatani kooperatif (cooperative farming) dan pada penerapan model usahatani konvensional. Menganalisis perbedaan tingkat kerjasama antara petani yang menerapkan usahatani kooperatif (cooperative farming) dengan petani yang menerapkan usahatani konvensional. Menganalisis perbedaan hasil usahatani antara petani yang menerapkan usahatani kooperatif (cooperative farming) dengan petani yang menerapkan usahatani konvensional. Kegunaan dari penelitian dapat disusun sebagai berikut: Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pembuat kebijakan pembangunan pertanian sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam membuat kebijakan di bidang pertanian serta pengambilan keputusan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi peneliti dan mahasiswa untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang hal serupa. Hipotesis dari penelitian ini adalah: Diduga terdapat perbedaan tingkat kerjasama antara petani yang menerapkan usahatani kooperatif (cooperative farming) dengan petani yang menerapkan usahatani konvensional. Diduga terdapat perbedaan hasil usahatani antara petani yang menerapkan usahatani kooperatif (cooperative farming) dengan petani yang menerapkan usahatani konvensional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu pada kelompok tani “Suko Tani” dan ”Suko Reno” di Desa Talang Suko Kecamatan Turen Kabupaten Malang. Metode pengambilan sampel yang dilakukan dengan Simple Random Sampling (pengambilan sampel acak sederhana). Sampel diambil dari 127 populasi petani anggota kelompok tani “Suko tani” diambil 30 petani sebagai sampel. Sampel dari kelompok tani “Suko Reno” adalah 15 petani dari 51 populasi anggota kelompok tani, jadi total sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 45 petani. Motode pengambilan data menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Untuk mengetahui perbedaan antara tingkat kerjasama petani pada penerapan usahatani kooperatif (cooperative farming) dan usahatani konvensional, juga untuk mengetahui perbedaan hasil usahatani kooperatif (cooperative farming) dan usahatani konvensional, menggunakan Uji Beda Dua Rata-Rata. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tingkat kerjasama petani pada kelompok tani Suko Tani tergolong tinggi dengan nilai perolehan di lapang 7,8 atau 86,67% dari nilai maksimal. Tingkat kerjasama petani pada kelompok tani Suko reno juga tergolong tinggi dengan nilai perolehan di lapang 7,27 atau 80,74% dari nilai maksimal. Hasil usahatani kelompok tani Suko Tani tergolong sedang dengan rata-rata hasil usahatani sebesar 6,56 ton/Ha. Hasil usahatani kelompok tani Suko Reno juga tergolong sedang dengan rata-rata hasil usahatani sebesar 6,25 ton/Ha. Secara statistik, tingkat kerjasama petani anggota kelompok tani Suko Tani dan Suko Reno tidak ada perbedaan yang signifikan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan melihat nilai t hitung sebesar 0,85 yang nilainya lebih kecil dari nilai t tabel 2,021 pada uji beda dua rata-rata dengan α 0,05. Hasil usahatani petani anggota kelompok tani Suko Tani dan Suko Reno ternyata terdapat perbedaan yang signifikan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan melihat nilai t hitung sebesar 3,974 yang nilainya lebih besar dari nilai t tabel 2,021 pada uji beda dua rata-rata dengan α 0,05. Saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Kerjasama petani masih perlu ditingkatkan terutama keikutsertaan petani dalam kegiatan penerapan teknologi usahatani masih perlu ditingkatkan. Kerjasama petani dalam memecahkan masalah usahatani secara bersama perlu untuk dipertahankan. 2. Hasil Usahatani kedua kelompok masih perlu ditingkatkan, dengan cara menerapkan teknologi usahatani yang tepat dan menjaga kekompakan kelompok agar pelaksanaan usahatani lebih tertata dan dapat dicapai hasil usahatani yang tinggi. 3. Untuk kelompok tani Suko Tani, meskipun sudah menerapkan model usahatani kooperatif, tapi masih dibutuhkan keseriusan dalam penerapannya. 4. Untuk kelompok tani Suko Reno, dengan manajemen yang lebih baik maka kelompok tani ini akan dapat menyejahterakan anggotanya.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2008/10/050800198 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 18 Feb 2008 09:25 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 06:25 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127699 |
Preview |
Text
050800198.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |