Penentuan Subsektor Kunci Pertanian sebagai Dasar Perencanaan Pembangunan Pertanian di Kabupaten Magetan

ErraEnggalUtaminingtyas (2008) Penentuan Subsektor Kunci Pertanian sebagai Dasar Perencanaan Pembangunan Pertanian di Kabupaten Magetan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pembangunan pertanian dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasinal di Indonesia. Hal itu didukung dengan adanya UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang berdampak pada pemberian kewenangan kepada pemerintah daerah di seluruh wilayah Republik Indonesia untuk menentukan perencanaan pembangunan di daerahnya masing-masing, termasuk Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan. Pertanian merupakan sektor yang diunggulkan di wilayah ini, selain karena potensinya yang besar dan beragam, pertanian juga merupakan mata pencaharian utama mayoritas penduduk, berperanan dalam penyediaan pangan masyarakat, merupakan basis pertumbuhan pedesaan dan sektor pertanian juga tercatat sebagai penyumbang terbesar pendapatan asli daerah Kabupaten Magetan. Maka dipandang perlu untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian, yang juga menjadi salah satu visi pembangunan pertanian periode 2005–2009. Mengingat sektor pertanian terdiri dari 5 subsektor besar, maka perlu adanya identifikasi terhadap subsektor yang nantinya bisa menjadi fokus pembangunan di Kabupaten Magetan dalam beberapa periode ke depan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Data Input Output untuk mengetahui keterkaitan sektoral, baik keterkaitan ke depan (forward linkage) maupun keterkaitan ke belakang (backward linkage). Dimana, aktivitas produksi yang memiliki tingkat keterkaitan ke depan yang tinggi (>1) berarti mempunyai daya dorong yang cukup kuat sebagai input bagi sektor yang lainnya. Sedangkan untuk aktivitas produksi yang memiliki tingkat keterkaitan ke belakang yang tinggi (>1) berarti mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap input dari sektor yang lainnya. Data yang digunakan dalam penelitian iniadalah data Tabel Input Output Magetan tahun 2005, untuk mengetahui aktivitas produksi dari subsektor mana yang tangguh, memiliki keterkaitan sektoral yang tinggi, dapat melakukan ekspansi dengan menyerap banyak input dan sekaligus berguna sebagai input bagi sektor yang lainnya, juga potensial ditingkatkan nilai tambah dan daya saingnya dalam kaitannya dengan perencanaan pembangunan pertanian di Kabupaten Magetan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua sektor yang memenuhi syarat sebagai subsektor kunci, yaitu subsektor tanaman pangan dan subsektor peternakan. Hal tersebut dapat diamati dari jumlah aktivitas produksi yang memiliki nilai keterkaitan sektoral tinggi. Pada hubungan keterkaitan ke belakang, subsektor tanaman pangan memiliki nilai aktivitas produksi yang tinggi (>1) sebanyak 6 dari total 9 aktivitas produksi yang dimiliki. Sedangkan untuk subsektor peternakan, dari total 7 aktivitas produksi yang ada, 5 diantaranya memiliki nilai yang tinggi. Adapun untuk hubungan keterkaitan ke depan, subsektor tanaman pangan memiliki 4 aktivitas produksi dengan nilai yang tinggi,dari total 9 aktivitas produksinya. Sedangkan subsektor peternakan memiliki nilai yang tinggi sebanyak 4 dari total 7 aktivitas produksi yang dimiliki. Untuk menentukan subsektor kunci pembangunan pertanian di Kabupaten Magetan, aktivitas-aktivitas produksi kedua subsektor baik tanaman pangan maupun peternakan dipetakan ke dalam 4 kuadran. Kuadran pertama adalah kumpulan aktivitas produksi unggulan dengan keterkaitan ke depan dan ke belakang yang tinggi. Kuadran kedua adalah kumpulan aktivitas produksi potensial dengan keterkaitan ke depan yang tinggi dan keterkaitan ke belakang yang rendah. Demikian halnya dengan kuadran keempat, merupakan kumpulan aktivitas produksi potensial, dimana keterkaitan ke depannya rendah dan keterkaitan ke belakangnya tinggi. Sedangkan kuadran ketiga merupakan kumpulan aktivitas produksi tertinggal dengan keterkaitan ke depan dan keterkaitan ke belakang yang rendah. Dari pemetaan yang dilakukan terhadap kedua subsektor tersebut, dapat diketahui bahwa keduanya memiliki peluang yang sama untuk menjadi subsektor kunci. Namun apabila diamati lebih lanjut, kondisi subsektor tanaman pangan lebih unggul karena jumlah total aktivitas produksi yang dimiliki lebih banyak dibandingkan dengan subsektor peternakan. Meskipun jumlah aktivitas produksi tertinggal subsektor tanaman pangan lebih banyak daripada subsektor peternakan, tetapi subsektor tanaman pangan memiliki aktivitas produksi potensial lebih banyak dibandingkan subsektor peternakan. Oleh karena itu, melalui penelitian ini dihasilkan bahwa subsektor kunci pembangunan pertanian Kabupaten Magetan adalah subsektor tanaman pangan.Tanaman pangan adalah bagian dari sektor pertanian yang merupakan sektor primer, dan sebagai subsektor kunci maka diperlukan suatu strategi yang harus ditempuh dalam pembangunan tanaman pangan sesuai dengan musyawarah pembangunan tanaman pangan meliputi pengembangan sarana prasarana; akselerasi peningkatan produktivitas; pengamanan produksi; pengolahan dan pemasaran hasil; penguatan kelembagaan; regulasi, pelayanan dan fasilitasi. Subsektor tanaman pangan akan dapat menunjukkan fungsi strategisnya dalam membantu pembenahan perekonomian Kabupaten Magetan, apabila dalam pembangunannya didukung oleh fokus kebijakan yang berpihak terhadap visi dan misi pembangunan subsektor tanaman pangan antara lain peningkatan kemampuan manajemen usaha tani; peningkatan mutu intensifikasi; perluasan areal tanam; penyebaran penerapan teknologi; pengembangan produk dan peningkatan nilai tambah; pengembangan sarana dan prasarana; pengembangan kelembagaan; pengembangan pemasaran; dan revitalisasi penyuluhan. Analisis Input Output memiliki beberapa keterbatasan karena asumsi-asumsi dasar yang dimilikinya. Hal tersebut menyebabkan subsektor kunci yang ditemukan tidak dapat dijadikan sebagai patokan strategi jangka panjang pembangunan pertanian di Kabupaten Magetan secara terus menerus. Sehingga pembangunan pertanian tidak bisa bergantung hanya pada tanaman pangan khususnya pengembangan aktivitas produksi unggulan seperti padi, sayursayuran, buah-buahan dan umbi-umbian saja, tetapi harus menumbuhkembangkan potensi subsektor lainnya, supaya sektor pertanian dapat menjadi sektor kuncipembangunan daerah secara keseluruhan.

English Abstract

Agriculture development is assumed important from overall national development in Indonesia. That’s supported with existence of Law number 32 year 2004 about Local Governance, this matter affect local government of Magetan Regency to determine development planning of its area. In Magetan, agriculture represent a superior sector, besides its immeasurable and big potency, it’s also represent especial living of resident majority, play a role in providing society food, representing rural growth bases and also as biggest contributor of genuiness earnings area of Magetan Regency. It is thought that Magetan needs to increase add value and compete ability of agriculture products as it becomes one of agriculture development visions year 2005-2009. Considering that agriculture consist of 5 big subsector, it needs identify subsector which could be the focus of development for further period. This research is using Input Output data analysis to know the linkage of each production activities, as well as forward or backward linkage. The production activity which has high forward linkage (>1) means that it has high ability to contribute other sectors as their input. While the production activity which has high backward linkage (>1) means that it has high dependence of input from other sectors. The used data is Magetan Input Output table year 2005 in order to know the production activities which caused many changes and effect to economics of Magetan Regency. So that will be found one subsector which has high linkage and could make expansion by absorbing many input from other sectors and becoming input for other sectors.The result of this research found that there are two sub sectors, which appropriate to be key subsector, namely food crops and ranch subsector. It looked from the total of production activity, which has high linkage. The backward linkage for food crops, from 9 production activities, 6 of them have high value. For the ranch subsector, from 7 production activities, 5 of them have high value. While for food crops forward linkage, from 9 production activities, 4 of them have high value. And for ranch subsector, the high forward linkage is 4 from 7 production activities. To determine the key subsector at Magetan Regency, we took the production activities of food crops and ranch subsector into 4 quadrants. First quadrant is a quadrant for production activities with high forward and backward linkage. Second quadrant is a quadrant for production activities with high forward linkage and low backward linkage. Fourth quadrant is quadrant for production activities with low forward linkage and high backward linkage. Third quadrant is quadrant for production activities with low forward and backward linkage. From the mapping of those two subsectors production activities, it is known that both of subsectors has the same opportunity to become key subsector.Furthermore, food crop subsector condition are superior than ranch. Though food crop subsector have a left production activity more than ranch but it also have a potential production activity which is more than ranch. Because of that, this research has a result that food crop is the key subsector of Magetan Regency agriculture development. Food crop subsector is a part of agriculture as a primary sector. As a key subsector, hence needs a strategy in development as according to deliberation of food crop development including medium development; acceleration of productivity improvement; production security; processing and marketing product; reinforcement of institute; regulation, facility and service. Food crop will show its strategic function to fix the economics of Magetan Regency, if it is supported by policy siding the food crop development mission an vision for example increase the farming management ability; increase the intensification quality; arel plant extension; spreading adjustment of technology; developing product; increase the added-value; developing facilities and basic facilities; developing of institute; developing market; and counseling revitalizing. The Input Output analysis has some limits because of its basic assumptions. It makes the found key subsector could not be continuous focus off long-term agriculture development strategy of Magetan Regency. So that, the agriculture development could not only depend on food crop especially on development of superior production activities such as paddy, vegetables, fruits and corm, however we have to raise the potential of other subsectors, in order to make agriculture as a key sector of regional development completely.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2008/050800696
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 02 Apr 2008 09:03
Last Modified: 21 Oct 2021 06:24
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127695
[thumbnail of 050800696.pdf]
Preview
Text
050800696.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item