Kinerja Penyuluh Pertanian Dalam Rangka Revitalisasi Penyuluhan Pertanian (RPP) dan hubungannya dengan perilaku petani

KristinaDwiAndriyati (2007) Kinerja Penyuluh Pertanian Dalam Rangka Revitalisasi Penyuluhan Pertanian (RPP) dan hubungannya dengan perilaku petani. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sebagai negara agraris, pertanian di Indonesia merupakan sektor yang sangat penting dalam meningkatkan perekonomian nasional. Perubahan lingkungan strategis yang memasuki abad 21 dengan isu globalisasi, desentralisasi, demokratisasi dan pembangunan berkelanjutan memerlukan adanya sumberdaya manusia yang handal agar dicapai pertanian yang tangguh, produktif, efisien, berdaya saing, berkerakyatan agar dapat mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan pertanian tidak akan bisa berjalan lancar kalau tidak didukung oleh adanya sistem penyuluhan pertanian. Penyuluhan pertanian merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani beserta keluarganya dan pelaku usaha pertanian lainnya melalui proses pembelajaran agar mau dan mampu menolong serta mengorganisasikan dirinya, memiliki akses ke sumber informasi, teknologi dan sumberdaya lainnya untuk bekerjasama yang saling menguntungkan dalam memecahkan masalah yang dihadapi, sehingga mereka dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya. Penerapan undang-undang no.22 tahun 1999 tentang otonomi daerah berpengaruh pada organisasi pemerintah di daerah dalam hal ini adalah pada dinas-dinas. Sejak ditetapkannya undang-undang tersebut, KIPP (Kantor Informasi Penyuluhan Pertanian) berinisiatif untuk meningkatkan peran penyuluh melalui program Revitalisasi Penyuluhan Pertanian, yaitu suatu upaya mendudukan, memerankan, memfungsikan dan menata kembali penyuluhan pertanian agar terwujud satu kesatuan pengertian serta satu kesatuan korps dan satu kesatuan manajemen. Revitalisasi Penyuluhan Pertanian muncul karena ada kemunduran atau kelesuan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Melalui program ini diharapkan bahwa penyuluhan pertanian dapat berfungsi secara optimal dalam memfasilitasi petani dan keluarganya serta pelaku usaha pertanian lainnya untuk mewujudkan peningkatan pendapatan serta kesejahteraannya. Dari beberapa uraian diatas maka peneliti ingin mengetahui beberapa hal yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu : 1. Sejauh mana kinerja Penyuluh Pertanian dalam rangka Revitalisasi Penyuluhan Pertanian (RPP) di wilayah binaannya ? 2. Bagaimana perilaku petani terhadap penyuluh pertanian dalam rangka RPP ? 3. Bagaimana hubungan antara kinerja penyuluh pertanian dalam rangka RPP dengan perilaku petani di wilayah binaannya ? 4. Apakah ada perubahan perilaku petani dengan adanya Revitalisasi Penyuluhan Pertanian? Sedangkan tujuan yang ingin dicapai diantaranya adalah (1) Untuk mengetahui Kinerja Penyuluh Pertanian dalam rangka Revitalisasi Penyuluhan Pertanian (RPP) di wilayah binaannya (2) Untuk mengetahui perilaku petani terhadap penyuluh pertanian dalam rangka RPP (3). Untuk mengetahui hubungan antara kinerja penyuluh pertanian dalam rangka RPP dengan perilaku petani di wilayah binaannya. (4) Untuk mengetahui apakah ada perubahan perilaku petani dengan adanya Revitalisasi Penyuluhan Pertanian. Tipe penelitian ini adalah Explanatory Research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antar variabel melalui pengujian hipotesa dengan menggunakan alat bantu statistik. Dan metode penelitian ini dengan menggunakan metode survey yaitu penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, dengan mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Metode penentuan sampel adalah dengan metode Multistage Random Sampling. Penentuan sampel penyuluh dan petani dengan metode tersebut diperoleh 2 orang penyuluh dan 50 petani yang telah dirandom dari kelompok tani sampel yang menjadi binaan penyuluh sampel. Sedangkan penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive, yaitu di Kecamatan Garum Kabupaten Blitar. Sedangkan teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara, dokumentasi. Analisis data yang digunakan untuk menjawab keempat tujuan diatas yaitu pada tujuan pertama dan kedua dengan menggunakan analisis deskriptif secara kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil wawancara terstruktur dengan menggunakan instrument kuisioner. Sedangkan data kualitatif didapatkan dari hasil wawancara mendalam dengan responden. Sedangkan untuk menjawab tujuan ketiga digunakan analisis deskriptif dengan menggunakan tabulasi silang. Pengukuran yang digunakan dalam pemberian skoring yaitu dengan skala likert. Dan untuk menjawab tujuan keempat digunakan anlisis dengan menggunakan Wilcoxon untuk mengetahui apakah ada perubahan perilaku petani dengan adanya RPP. Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Kinerja penyuluh pertanian dalam rangka RPP dari hasil analisis yang terdiri dari 9 variabel pada kedua penyuluh termasuk kedalam kategori tinggi. Beberapa tugas yang sudah dapat dilaksanakan dengan baik diantaranya yaitu pada penyuluh pertanian di WKPP Garum I diantaranya adalah dalam penyusunan suatu programa penyuluhan, pemberian materi penyuluhan, menerapkan metode penyuluhan dan kegiatan kemitraan sedangkan pada penyuluh pertanian di WKPP Garum III antara lain adalah dalam menyiapkan materi penyuluhan pertanian, menerapkan metode penyuluhan dan menjalin kemitraan selain hal tersebut penyuluh masih belum melaksanakan kinerjanya secara optimal. 2. Perilaku petani selama dalam kinerja penyuluh pertanian dalam rangka RPP menunjukkan bahwa perilaku mereka, yaitu tingkat pengetahuan dan ketrampilan petani termasuk dalam kategori sedang sedangkan sikap petani terhadap kegiatan-kegiatan penyuluhan termasuk kedalam kategori tinggi. 3. Hubungan antara kinerja penyuluh pertanian dengan perilaku petani dalam rangka RPP dari hasil analisis dengan tabel silang diperoleh bahwa terdapat hubungan antara kinerja penyuluh pertanian di WKPP Garum I dengan perilaku petani binaannya (pengetahuan, sikap dan ketrampilan) dan juga hubungan pada penyuluh di WKPP Garum III dengan perilaku petani binaannya (pengetahuan, sikap dan ketrampilan). Hal ini ditunjukkan pula oleh diagram skor rata-rata yang diperoleh yang menunjukkan semakin tinggi kinerja penyuluh maka perilaku petani (pengetahuan, sikap dan ketrampilan) juga tinggi. 4. Untuk mengetahui apakah ada perubahan perilaku dengan adanya RPP, berdasarkan analisis dengan Wilcoxon diperoleh bahwa belum kesemua aspek perilaku petani mengalami perubahan. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa terdapat perubahan pada aspek pengetahuan petani namun tidak ada perubahan untuk aspek sikap dan ketrampilan. Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian tersebut saran yang dapat diberikan untuk perbaikan kegiatan penyuluhan pertanian ini adalah perlu adanya perhatian terhadap kinerja penyuluh pertanian dalam rangka RPP yang belum dilaksanakan secara optimal sebagai agen penyuluhan agar mampu meningkatkan perilaku petani dalam aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan petani. Serta perlu diperhatikan lagi kinerja penyuluhan pertanian yang lebih baik agar diperoleh hasil penyuluhan pertanian.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2007/461/050703336
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 07 Jan 2008 10:12
Last Modified: 21 Oct 2021 06:11
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127659
[thumbnail of 050703336.pdf]
Preview
Text
050703336.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item