Kajian lama pengomposan dan konsentrasi pemberian Trichoderma sp. terhadap hasil jamur tiram putih [Pleurotus florida]

RifkiJunianto (2007) Kajian lama pengomposan dan konsentrasi pemberian Trichoderma sp. terhadap hasil jamur tiram putih [Pleurotus florida]. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Jamur tiram putih adalah salah satu jenis jamur kayu yang banyak di konsumsi oleh masyarakat dengan gizi yang baik, di dalamnya terkandung 9 asam amino esensial dengan kadar protein 19-35%. Pertumbuhan dan perkembangan jamur sangat tergantung pada nutrisi yang tersedia pada media tanam. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tersebut, pada media tanam ditambahkan dedak sebagai sumber nutrisi. Dalam memenuhi kebutuhan dedak tersebut, petani mendapatkan kendala dari harga yang semakin mahal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan proporsi dedak yang rendah tetapi efisien pada media tanam jamur tiram putih (Pleurotus florida) sehingga pertumbuhan jamur tersebut tetap optimal dan produktifitasnya tinggi. Dengan hipotesis bahwa pengurangan proporsi dedak tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram putih (Pleurotus florida ). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tlogomas Kec. Lowokwaru Kota madya Malang dengan ketinggian ± 500 m dpl dengan suhu rata-rata 24-30ºC dan kelembaban 80-90%. Penelitian akan dimulai pada bulan April sampai dengan bulan Agustus 2007. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit jamur tiram putih (Pleurotus florida), serbuk gergaji, dedak, tepung tongkol jagung, air dan kapur tohor. Alat yang digunakan meliputi plastik polibag dari plastik PP, plastik penutup, cincin, steam, kertas grafik, timbangan, karet gelang, bunsen dan spatula panjang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak lengkap (RAL) dengan 10 perlakuan yang masing-masing diulang 3 kali. Setiap ulangan terdapat 80 baglog sehingga keseluruhan terdapat 240 baglog . Perlakuan tersebut adalah : 1. P1 = 22 kg serbuk kayu + 4 kg dedak + 1,8 kg tepung tongkol jagung 2. P2 = 22 kg serbuk kayu + 1,8 kg tepung tongkol jagung 3. P3 = 22 kg serbuk kayu + 1 kg dedak + 1,8 kg tepung tongkol jagung 4. P4 = 22 kg serbuk kayu + 2 kg dedak + 1,8 kg tepung tongkol jagung 5. P5 = 22 kg serbuk kayu + 3 kg dedak + 1,8 kg tepung tongkol jagung 6. P6 = 22 kg serbuk kayu + 5,4 kg tepung tongkol jagung 7. P7 = 22 kg serbuk kayu + 1 kg dedak + 4,5 kg tepung tongkol jagung 8. P8 = 22 kg serbuk kayu + 2 kg dedak + 3,6 kg tepung tongkol jagung 9. P9 = 22 kg serbuk kayu + 3 kg dedak + 2,7 kg tepung tongkol jagung 10. P10 = 22 kg serbuk kayu + 4 kg dedak + 1 kg tepung jagung. Pengamatan yang dilakukan meliputi Panjang miselium (cm) yang diamati 7 hari setelah inokulasi interval 3 hari, saat muncul badan buah (pin head) pertama (HSI), saat panen pertama (HSI), berat segar badan buah (gram), diameter badan buah (cm) setiap panen dan frekuensi panen (kali). Analisa data menggunakan analisa (uji F) uji taraf 5 % apabila terjadi beda nyata antar perlakuan dilakukan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5 %. Dari hasil pengamatan diperoleh data bahwa perbedaan proporsi dedak ini berpengaruh pada parameter a). panjang miselium dengan perlakuan yang memiliki pertumbuhan miselium paling cepat adalah P7 (22 kg serbuk kayu + 1 kg dedak + 4,5 g tepung tongkol jagung) yaitu 19,19 cm; b). saat munculnya pin head pertama dengan perlakuan yang cepat adalah P9 (22 kg serbuk kayu + 3 kg dedak + 2,7 kg tepung tongkol jagung ) yaitu 35,026 HSI; c). saat panen pertama dengan perlakuan yang cepat adalah P9 (22 kg serbuk kayu + 3 kg dedak + 2,7 kg tepung tongkol jagung ) yaitu pada 37,789 HSI d) berat segar total badan buah dengan perlakuan yang memiliki berat total yang besar P1 (22 kg serbuk kayu + 4 kg dedak + 1,8 kg tepung tongkol jagung ) yaitu 416,99 gram. Perlakuan ini tidak berbeda nyata dengan perlakuan P4 (22 kg serbuk kayu + 2 kg dedak + 1,8 kg tepung tongkol jagung) dengan berat segar total 409,15 gram, perlakuan P5 (22 kg serbuk kayu + 3 kg dedak + 1,8 kg tepung tongkol jagung) dengan berat total 410,57 gram dan P10 (22 kg serbuk kayu + 4 kg dedak + 1 kg tepung jagung) yaitu 403,71 gram dan e) frekuensi panen dengan perlakuan yang memiliki frekuensi panen yang banyak adalah P1 (22 kg serbuk kayu + 4 kg dedak + 1,8 kg tepung tongkol jagung ) yaitu 3,911 kali panen dalam 100 hari. Perlakuan pengurangan proporsi dedak ini tidak berpengaruh terhadap diameter badan buah. Perlakuan pengurangan proporsi dedak tidak mempengaruhi berat segar total produksi jamur sampai proporsi dedak 2 kg yaitu P4 (22 kg serbuk kayu + 2 kg dedak + 1,8 kg tepung tongkol jagung). Dari hasil analisis ekonomi, perlakuan P4 (22 kg serbuk kayu + 2 kg dedak + 1,8 kg tepung tongkol jagung) memberikan keuntungan paling tinggi yaitu Rp.1.589,- per baglog atau 94,36 % dari biaya produksi. Angka tersebut lebih tinggi 9,74 % dari perlakuan kontrol P1 (22 kg serbuk kayu + 4 kg dedak + 1,8 kg tepung tongkol jagung ) dengan keuntungan sebesar Rp. 1.529,- per baglog.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2007/450/050703269
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 25 Feb 2008 14:48
Last Modified: 21 Oct 2021 06:09
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127650
[thumbnail of 050703269.pdf]
Preview
Text
050703269.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item