FebtaKristantiRahayu (2007) Respon morfologi tanaman bunga matahari merah ( Hellianthus annus L. Var. Velvet Queen) terhadap perlakuan mutagen kimia EMS (ethylmethanesulfonate). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tanaman bunga matahari (Hellianthus annuus L ) merupakan tanaman yang sudah cukup dikenal di Indonesia namun belum banyak dikembangkan. Seiring perkembangan teknologi, bunga matahari telah dimanfaatkan sebagai bahan dasar dalam berbagai bidang industri antara lain penghasil minyak nabati rendah kolesterol, cat dan pernis bermutu tinggi, tambahan bahan kosmetik, pakan burung, diolah menjadi tepung, minyak goreng, bahan dasar margarine dan obat-obatan. Oleh karena itu tanaman bunga matahari (Hellianthus annuus L.) memiliki potensi untuk sebagai tanaman yang bernilai ekonomi tinggi. Mengingat akan manfaatnya yang sangat banyak sehingga diperlukan usaha-usaha pemuliaan agar memperoleh keragaman tanaman sebagai bahan penelitian selanjutnya. Semakin besar variasi, maka akan semakin besar peluang untuk memilih tanaman yang dikehendaki. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah mutasi buatan, dengan mutasi induksi akan dihasilkan segala macam tipe perubahan bahan keturunan yang mengakibatkan perubahan kenampakan fenotipe yang diturunkan. Pada akhirnya keragaman genetik tanaman dapat ditingkatkan dan kultivar baru dapat diperoleh dalam waktu yang lebih singkat. Teknik mutasi induksi sangat cocok diaplikasikan karena beberapa karakter yang penting secara ekonomi, seperti potensi hasil, karakteristik bunga atau pertumbuhan dan lain-lain mudah diamati setelah perlakuan mutagenik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon tanaman bunga matahari merah (Hellianthus annuus L. var. Velvet Queen ) terhadap perubahan sifat morfologinya akibat perlakuan mutagen kimia EMS (ethylmethanesulfonate) dalam beberapa konsentrasi dan lama perendaman, mendapatkan konsentrasi EMS (ethylmethanesulfonate) yang tepat dalam menginduksi tanaman bunga matahari merah (Hellianthus annuus L. var. Velvet Queen) yang diharapkan akan bermanfaat sebagai pedoman pada aplikasi EMS dalam rangka usaha mutagenesis selanjutnya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya perubahan morfologi tanaman bunga matahari merah ( Hellianthus annus L. var. Velvet Queen) pada perlakuan mutagen kimia EMS (ethylmethanesulfonate) dengan konsentrasi dan lama perendaman yang berbeda. Alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi gelas ukur, alumunium foil, masker, sarung tangan, shaker, pinset, micropipet, pengaduk, sendok plastik, plug / tray, polibag 25’, dibel, sekop, sendok teh, gunting, spidol besar, isolasi kertas, gembor, mika, alat tulis, buku.. Bahan yang digunakan meliputi benih bunga matahari merah (Helianthus annuus L. Var. Velvet Queen ), EMS dengan konsentrasi (0%; 0,05% ; 0,1% ; 0,15% dan 0,20%), aquadesh, pupuk NPK lengkap, media tanam benih (top soil, pasir kali = 1:1), media tanam bibit (sekam mentah, pupuk organik, top soil = 1:1:2 ). Penelitian menggunakan Rancangan Acak kelompok (RAK) faktorial. Perlakuan terdiri dari dua faktor, faktor pertama adalah konsentrasi EMS (ethyl methane sulfonate ) (0%; 0,05% ; 0,075% ; 0,1% dan 0,125%) dan faktor kedua adalah lama perendaman (2, 4, 6 jam) dengan masing-masing 3 ulangan. Parameter pengamatan ialah Persentase perkecambahan, persentase tanaman hidup, tinggi tanaman, diameter batang, diameter bunga, jumlah daun, jumlah bunga, percabangan, bentuk dan warna petal, serta uji viabilitas benih. Dari data yang diperoleh, rata-rata hasil pengamatan dilakukan dengan analisis ragam uji F (taraf 5%). Hasil sidik ragam pada variabel pengamatan pengaruh perlakuan konsentrasi dan lama perendaman EMS (ethylmethanesulfonate) secara kuantitatif yang meliputi persentase perkecambahan, persentase tanaman hidup, tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, jumlah bunga dan persentase perkecambahan tanaman hasil mutasi(M1) menunjukkan interaksi yang berbeda nyata sedangkan diameter bunga tidak menunjukkan interaksi yang berbeda nyata. Variabel pengamatan secara kualitatif yang meliputi bentuk daun, warna dan bentuk petal serta tanaman yang mengalami percabangan menunjukkan perbedaan yang nyata dengan adanya tanaman yang mengalami kelainan berupa perubahan bentuk dibandingkan dengan tanaman kontrol. Konsentrasi EMS 0.20% dan lama perendaman 4 jam mampu mempercepat laju perkecambahan benih tanaman hasil mutasi (M1).Konsentrasi EMS 0.20% dan lama perendaman 2 jam mampu mendapatkan rata-rata tinggi tanaman dan diameter batang mutan yang tinggi. Konsentrasi EMS 0.15% dan lama perendaman 6 jam mampu meningkatkan persentase perkecambahan, persentase tanaman hidup, viabilitas benih, jumlah daun dan jumlah bunga mutan. Perlakuan perbedaan konsentrasi dan lama perendaman EMS yang berbeda mengindikasikan bahwa agen alkilat dari EMS mampu menginduksi terjadinya mutan bercabang, mutan yang memiliki perubahan bentuk daun, bentuk dan warna petal.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2007/446/050703189 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 13 Dec 2007 14:57 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 06:08 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127646 |
Preview |
Text
050703189.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |