Pengaruh intensitas hujan terhadap terjadinya longsor

AnungAprianFeriadi (2007) Pengaruh intensitas hujan terhadap terjadinya longsor. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pulau Jawa yang memiliki relief berbukit dan bergunung, alih guna lahan diduga menyebabkan terjadinya banjir, banjir bandang, dan longsor. Tanah longsor sebenarnya bukan merupakan masalah baru, khususnya di Jawa Timur seperti DAS Brantas Hulu, DAS Kali Konto, Sub DAS Lesti, Sub DAS Amprong, dan Sub DAS Bango. Intensitas hujan mengambil peran yang cukup penting dalam proses terjadinya longsor di samping faktor-faktor pemicu longsor yang lain, seperti karakteristik tanah, topografi (kemiringan lahan), vegetasi penutup tanah, dan penggunaan lahan, dimana intensitas hujan berkaitan erat dengan proses penjenuhan tanah oleh air hujan yang dapat meningkatkan massa yang harus ditahan oleh tanah hingga pada titik tertentu tanah tidak mampu lagi menahan massa tanah dan meluncur mengikuti bidang gelincirnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan penjenuhan tanah mencapai lapisan yang dicurigai sebagai bidang gelincir dan mengetahui pengaruh intensitas hujan terhadap longsor. Hipotesis yang diajukan adalah tanah-tanah dengan tekstur dominasi debu akan lebih mudah mengalami penjenuhan daripada tanah-tanah dengan tekstur dominasi liat dan semakin tinggi intensitas hujan, semakin cepat titik jenuh air tercapai, beban tanah akan semakin cepat meningkat sehingga longsor akan semakin cepat terjadi. Setelah proses penentukan dan seleksi titik longsor selesai dilakukan, langkah selanjutnya dilakukan survei utama yang bertujuan untuk melakukan deskripsi tanah, pengamatan penjenuhan tanah, dan pengambilan sampel tanah. Terdapat 3 jenis pengambilan sampel tanah yang dilakukan, yaitu pengambilan sampel tanah utuh, sampel tanah terganggu, dan pengambilan sampel tanah dengan pipa paralon (Ø 8,1 cm dan tinggi 25 cm). Pengambilan sampel tanah utuh dan terganggu digunakan untuk analisa sifat fisik tanah sedangkan pengambilan sampel tanah dengan pipa paralon digunakan untuk mensimulasi sampel tanah dengan berbagai intensitas hujan hingga terjadi longsor. Hasil pengamatan penjenuhan tanah menunjukkan titik longsor pewakil tanah tekstur dominasi liat (Kemiri) memiliki rata-rata waktu penjenuhan dan kecepatan penjenuhan tanah mencapai bidang gelincir lebih cepat jika dibandingkan dengan lokasi titik longsor pewakil tanah tekstur dominasi debu (Pandesari dan Tulungrejo). Waktu penjenuhan tanah dan kecepatan penjenuhan tanah dipengaruhi oleh kondisi struktur tanah dan ruang pori tanah sebagai jalan masuknya air yang bergerak di dalam tanah. Berdasarkan hasil simulasi longsor, intensitas hujan berpengaruh nyata terhadap waktu longsor. Titik longsor pewakil tanah tekstur dominasi liat (Kemiri) membutuhkan peningkatan intensitas hujan sedang menjadi tinggi untuk mempercepat waktu longsor. Titik longsor pewakil tanah tekstur dominasi debu (Pandesari dan Tulungrejo) peningkatan intensitas rendah menjadi sedang sudah cukup untuk meningkatkan waktu longsor. Pengaruh intensitas hujan terhadap waktu longsor ditentukan oleh besarnya ketahanan geser tanah pada titik longsor yang diamati.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2007/050703092
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 21 Nov 2007 00:00
Last Modified: 21 Oct 2021 06:03
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127632
[thumbnail of 050703092.pdf]
Preview
Text
050703092.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item