Keanekaragaman parasitoid Hymenoptera pada tumpangsari kapas-kedelai dengan dan tanpa mulsa jerami padi

DinnaHariyani (2007) Keanekaragaman parasitoid Hymenoptera pada tumpangsari kapas-kedelai dengan dan tanpa mulsa jerami padi. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Keberadaan parasitoid Hymenoptera diperlukan untuk menekan populasi serangga hama, yakni dengan cara melestarikan parasitoid yang ada di lahan. Sistem tanam tumpangsari kapas-kedelai dan pelestarian gulma atau tanaman yang mengandung pollen dapat dimanfaatkan untuk mencegah berkurangnya potensi dan populasi parasitoid yang ada di lahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman parasitoid Hymenoptera pada tanaman tumpangsari kapas-kedelai dengan dan tanpa mulsa jerami padi. Penelitian tentang keanekaragaman parasitoid Hymenoptera dilakukan di 2 lahan yaitu lahan tumpangsari kapas-kedelai dengan mulsa dan tumpangsari kapas-kedelai tanpa mulsa. Masing-masing perlakuan menggunakan lahan berukuran 40 m x 80 m, dan tiap lahan terdiri dari 4 ulangan. Pengamatan parasitoid Hymenoptera dilakukan dengan menggunakan “malaise trap”, “sweep net”, serta koleksi ulat dan telur serangga hama dari bangsa Lepidoptera. Pengamatan dilakukan 14 hari setelah tanam dengan interval pengamatan 7 hari untuk “sweep net” dan koleksi, dan interval pengamatan 10 hari untuk “malaise trap”. Koleksi telur dan larva dipelihara dan diamati untuk mengetahui parasitoid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parasitoid Hymenoptera yang ditemukan pada lahan yang menggunakan mulsa sebanyak 898 individu dan lahan tanpa mulsa sebanyak 1025 individu. Secara umum nilai indeks keragaman (H’) parasitoid Hymenoptera lebih tinggi pada lahan yang tidak menggunakan mulsa (“malaise trap” = 3.0423; “sweep net” = 1.7763; koleksi = 0.6082), sedangkan pada lahan yang menggunakan mulsa lebih rendah (“malaise trap” = 2.9502; “sweep net” = 1.8761; koleksi = 0.5052). Indeks kemerataan (E) parasitoid Hymenoptera yang lebih tinggi terlihat pada lahan yang tidak menggunakan mulsa (“malaise trap” = 0.9728; “sweep net” = 0.9879; koleksi = 0.4368), sedangkan pada lahan yang menggunakan mulsa lebih rendah (“malaise trap” = 0.9685; “sweep net” = 0.9840; koleksi = 0.3323). Indeks kekayaan jenis (R) pada lahan tanpa mulsa juga lebih tinggi (“malaise trap” = 6.4232; “sweep net” = 2.9247; koleksi = 0.4769), dan lahan dengan mulsa lebih rendah (“malaise trap” = 6.0294; “sweep net” = 2.9596; koleksi = 0.4391). Indeks dominansi (C) pada lahan tanpa mulsa lebih rendah (“malaise trap” = 0.0531; “sweep net” = 0.2056; koleksi = 0.256) dibandingkan lahan dengan mulsa (“malaise trap” = 0.0602; “sweep net” = 0.1741; koleksi = 0.0895). Uji T yang dilakukan terhadap lahan yang menggunakan mulsa dan lahan yang tidak menggunakan mulsa menunjukkan adalah nilai indeks keragaman (H’), indeks kemerataan (E), indeks kekayaan jenis (R) dan indeks dominansi (C) adalah tidak berbeda nyata.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2007/050702941
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 09 Nov 2007 00:00
Last Modified: 21 Oct 2021 05:12
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127625
[thumbnail of 050702941.pdf]
Preview
Text
050702941.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item