SandyBudiWibowo (2007) Pengaruh Kemiringan Batas Horison terhadap Waktu Pelongsoran pada Tanah Dominan Debu dan Liat. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Waktu pelongsoran adalah waktu yang dihitung dari keadaan tanah jenuh hingga terjadinya longsor dengan satuan detik. Waktu pelongsoran dapat dijadikan parameter untuk menggambarkan proses terjadinya keruntuhan. Kemiringan batas horison sendiri merupakan bidang pada batas horison yang membentuk sudut terhadap bidang horisontal dan diasumsikan sejajar dengan permukaan lereng. Waktu pelongsoran diukur dengan melakukan simulasi longsor pada sampel tanah jenuh yang diberi hujan buatan dengan intensitas 50 mm jam-1 sehingga terjadi longsor. Sampel tanah diambil secara utuh menggunakan pipa. Perlakuan terdiri dari kemiringan batas horison 40o dan 70o dan diulang 10 kali. Pengambilan dilakukan di empat lokasi terdiri dari 2 lokasi dengan dominasi tekstur debu dan 2 lokasi yang didominasi tekstur liat. Selain itu juga dilakukan pengamatan kualitatif mengenai proses dan jenis gerakan massa yang terjadi. Hasil pengamatan menujukkan bahwa waktu pelongsoran pada kemiringan batas horison 40o lebih lambat daripada 70o. Gaya gravitasi bersifat menahan massa tanah pada kemiringan batas horison 40o, tetapi pada kemiringan batas horison 70o gaya gravitasi bersifat memicu longsor. Pada kemiringan batas horison 40o tanah dominan debu lebih cepat longsor daripada tanah dominan liat. Tetapi pada kemiringan batas horison 70o baik tanah dominan debu maupun tanah dominan liat sama-sama mudah mengalami longsor. Hal ini disebabkan karena pada kemiringan batas horison 70o didominasi oleh gaya gravitasi yang menarik massa tanah, sedangkan pada kemiringan batas horison 40o sifat fisik tanah masih berperan, dimana tekstur liat bersifat lengket dan tekstur debu bersifat licin. Jenis gerakan massa longsoran translasi banyak terjadi pada kemiringan batas horison 70o, sedangkan robohan banyak terjadi pada kemiringan batas horison 40o. Hal tersebut disebabkan karena pada kemiringan batas horison 40o sifat fisik tanah masih berperan terhadap longsor, sedangkan pada kemiringan batas horison 70o gaya gravitasi yang menarik massa tanah lebih dominan. Akan tetapi apabila dikaitkan dengan tekstur, longsoran translasi banyak terjadi pada tanah dominan debu sedangkan robohan banyak terjadi pada tanah dominan liat. Proses longsor pada tanah dominan liat didahului oleh pembentukan rekahan yang berakhir pada robohan. Sedangkan proses longsor pada tanah dominan debu didahului oleh erosi merata pada permukaan tanah dan pencairan tanah di bagian atas batas horison karena air tidak mampu menembus horison bawahnya.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2007/050702829 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 09 Oct 2007 00:00 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 04:57 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127602 |
Preview |
Text
050702829.pdf Download (8MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |