Keragaman komponen polong pada enam populasi generasi F1 dan potensi pembentukan biji dari backcross kacang panjang [Vigna sesquipedalis (L) Fruwirth]

DiesMahendraP (2007) Keragaman komponen polong pada enam populasi generasi F1 dan potensi pembentukan biji dari backcross kacang panjang [Vigna sesquipedalis (L) Fruwirth]. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui keragaman komponen polong pada enam populasi generasi F1 dan potensi pembentukan biji backcross pada kacang panjang. Penelitian dilaksanakan di Kebun Praktikum Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang berlokasi di Malang, mulai akhir musim penghujan bulan Maret 2007 sampai Juni 2007. Bahan yang digunakan adalah enam populasi F1 hasil persilangan tetua toleran aphid (betina) dan tetua tahan CAbMV (jantan). Bahan tetua betina yaitu UB 1290, UB 1244, UB 705, UB 733, UB 1290, dan UB 1275 dan tetua jantan yaitu UB 14017, UB 34041, UB 44074, UB 44558, UB 44590, dan UB 14023. Percobaan dilakukan dengan metode observasi pada plot-plot pengamatan. Keragaman komponen polong pada populasi F1 diestimasi dengan analisis varian dan nilai Coefficien Variance (CV). Komponen yang menyumbangkan keragaman pada generasi F1 yaitu kedua tetua, dianalisis dengan analisis varians, pengaruh gen aditif, gen dominan dan potence ratio serta fenomena heterosis diestimasi berdasarkan pendekatan metriks. Pengujian kebermaknaan beda rata-rata antar tetua dan kebermaknaan pengaruh gen dilakukan dengan uji ‘t. Potensi keberhasilan persilangan dihitung dari persentase pembentukan polong, pembentukan biji dan jumlah biji per polong hasil persilangan dari setiap seri backcross. Hasil penelitian menunjukkan adanya keragaman komponen polong antar F1 pada karakter umur berbunga, umur panen polong muda, jumlah polong per tanaman, panjang polong, diameter polong, jumlah bunga per tanaman, dan bobot per polong. Keragaman antar populasi F1 juga ditunjukkan dari besaran nilai CV pada karakter umur berbunga (29,93%), jumlah bunga (11,61%), umur panen polong muda (22,62%), panjang polong (15,55%), diameter polong (9,40%), bobot per polong (23,00%), dan jumlah polong (13,60%). Heterosis terhadap rata-rata tetua (Mid Parent/hMP) terjadi pada karakter umur berbunga untuk persilangan UB 44558xUB 733, UB 44590xUB 1290, dan UB 14023xUB 1275, umur panen polong muda untuk persilangan UB 44558x UB 733, panjang polong untuk persilangan UB 14017xUB 1290. Heterosis terhadap tetua tertinggi (High Parent/hHP) ditunjukkan pada karakter umur berbunga pada persilangan UB 14017xUB 1290 dan UB 34041xUB 1244, umur panen polong muda pada persilangan UB 34041xUB 1244, UB 14023x UB 1275, dan UB 14023xUB 1275, panjang polong pada persilangan UB 44590xUB 1290, diameter polong pada persilangan UB 14017xUB 1290 dan UB 44590xUB 1290. Heterosis hMP dan hHP ditunjukkan pada karakter umur berbunga untuk persilangan UB 44074xUB 705, umur panen polong muda untuk persilangan. UB 44074xUB 705, panjang polong untuk persilangan UB 14017xUB 1290 dan UB 44074xUB 705, bobot per polong pada persilangan UB 14017xUB 1290 dan UB 44074xUB 705, dan jumlah kluster per tanaman pada persilangan UB 44558x UB 733. Heterosis yang ditimbulkan oleh setiap karakter pada masing-masing seri persilangan besarnya berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh pengaruh gen pada masing-masing persilangan. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan genetik di antara tetua yang terlibat dalam persilangan tersebut. Pendugaan pengaruh gen menunjukkan pengaruh gen aditif [a] pada karakter umur berbunga, umur panen polong segar, jumlah polong per tanaman, dan bobot per polong. Pengaruh gen dominan [d] pada karakter panjang polong, diameter polong, jumlah bunga per tanaman, jumlah biji per tanaman, jumlah kluster per tanaman. Pengaruh gen aditif [a] dan dominan [d] muncul pada karakter panjang polong. Perbedaan potensi keberhasilan backcross ditunjukkan dari persentase terbentuknya polong dan biji. Perbedaan potensi pembentukan polong terlihat pada seri persilangan UB 34041 x UB 1244 dan UB 44074 x UB 705. Potensi pembentukan polong backcross tetua betina UB 34041 dan UB 44074 sebesar 0,06 % dan 0,37 %, sedangkan tetua jantan UB 1244 dan UB 705 sebesar 0,26 % dan 0,17 %. Perbedaan potensi pembentukan biji backcross ditunjukkan pada tetua UB 1244 (2.88 %), UB 44074 (5.19 %), dan UB 733 (3.98 %) hal ini menunjukkan perbedaan potensi pembentukan biji backcross terhadap masing-masing seri pasangan persilangan. Perbedaan potensi pembentukan polong dan biji backcross pada setiap persilangan backcross menunjukkan adanya pengaruh dari masing- masing tetua.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2007/050702669
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 05 Oct 2007 00:00
Last Modified: 21 Oct 2021 04:11
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127596
[thumbnail of 050702669.pdf]
Preview
Text
050702669.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item