Peranan berbagai metode pengendalian gulma Teki (Cyperus rotundus.) dipertanaman kacang hijau (vigna radiata l.) dalam sistem jajar legowo 2 : 1

Hayatuddin (2007) Peranan berbagai metode pengendalian gulma Teki (Cyperus rotundus.) dipertanaman kacang hijau (vigna radiata l.) dalam sistem jajar legowo 2 : 1. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Di Indonesia, tanaman kacang hijau ialah tanaman kacang-kacangan ketiga yang banyak dibudidayakan setelah kedelai dan kacang tanah. Permasalahan yang dihadapi dalam budidaya kacang hijau di Indonesia antara lain rendahnya produksi. Hal ini dikarenakan sistem budidaya yang diterapkan petani masih bersifat tradisional dan belum mengadopsi sistem teknologi budidaya yang tepat dengan penggunaan bibit unggul. Istilah jajar legowo berasal dari bahasa jawa – Banyumas yang terdiri dari kata lego artinya lebar dan dowo artinya panjang, sehingga legowo mempunyai makna lebar dan panjang. Terbentuknya suatu hamparan yang relatif lebih lebar dan memanjang tersebut diakibatkan oleh adanya penempatan tanaman diantara 2 barisan tanaman yang menyebabkan jumlah tanaman per satuan luas lahan menjadi lebih banyak bila dibandingkan dengan model tanam biasa. Tetapi pada sistem jajar legowo ini ternyata timbul masalah lain misalnya persaingan gulma ternyata lebih besar dan dapat mengurangi hasil kacang hijau, karena akibat persaingan atau kompetisi tanaman kacang hijau dengan gulma dapat menyebabkan penyerapan unsur-unsur hara dan air dari dalam tanah tidak optimal. Selain itu peran senyawa alelopati gulma (teki) dapat menjadi faltor pembatas untuk pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman kacang hijau. Semakin rapat gulmanya, persaingan yang terjadi antara teki dan tanaman kacang hijau semakin hebat dan pertumbuhan tanaman terhambat sehingga hasil biji semakin sedikit. Penelitian ini bertujuan :1) Mempelajari dinamika populasi teki (Cyperus rotundus) dipertanaman kacang hijau dalam sistem jajar legowo yang mempergunakan jarak tanam yang berbeda. 2) Memperoleh metode penyiangan (pengendalian gulma teki) yang terbaik untuk pertumbuhan vegetatif dan hasil tanaman kacang hijau. Hipotesis yang diajukan ialah bahwa 1) Penggunaan jarak tanaman yang tepat dalam sistem tanam jajar legowo 2 : 1 dapat menekan populasi teki sehingga diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman kacang yang paling baik; dan 2) Metode penyiangan gulma (teki) yang tepat dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil (biji) kacang hijau. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei di lahan Jatikerto, Kabupaten Malang, dengan ketinggian ± 500 m dpl. Peralatan yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi cangkul, tugal, gembor, meteran, timbangan analitik, sabit, LAM (Leaf Area Meter), Soil Moisture Tester. Bahan yang digunakan ialah benih kacang hijau varietas kutilang, pupuk Urea (45% N), pupuk SP-36 (36% P2O5), dan pupuk KCl (60% K2O5), Furadan 3G dan fungisida. Penelitian ini disusun dengan mempergunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan tiga pengulangan. Faktor I ialah Metode Penyiangan: (P1 = Penyiangan secara mekanis dengan sistem gacok); (P2 = Penyiangan secara mekanis dengan sistem kored); (P3 = Penyiangan dengan cara pembabadan. Faktor II ialah jarak tanam: (J1 =: Jarak tanam 30 x 60 cm x 15 cm); (J2 = Jarak tanam 25 x 50 cm x 12,5 cm) dan (J3 = Jarak tanam 20 x 40 cm x 10 cm). Karakteristik pertumbuhan tanaman kacang hijau yang diamati meliputi komponen pertumbuhan dan komponen hasil, dilaksanakan secara destruktif (dengan cara mengambil 2 tanaman contoh untuk setiap kombinasi perlakuan) dengan interval 10 hari, atau pada saat tanaman berumur 21, 31, 41 dan 51 hst dan pada saat panen. Komponen pertumbuhan vegetatif gulma (teki) diukur dengan mempergunakan ”Kuadran” (seluas 0.5 m2) yang waktu pelaksanaannya sesuai dengan pengamatan komponen pertumbuhan tanaman kacang hijau. Komponen pertumbuhan tanaman kacang hijau terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun diukur dengan alat Leaf Area Meter, dan bobot kering total tanaman. Komponen hasil meliputi jumlah polong, jumlah polong isi, bobot polong isi, jumlah biji dan bobot kering biji per tanaman dan konversi per hektar, serta bobot 100 biji. Data dianalisis dengan uji F (p=0,05), kemudian dilanjutkan dengan mempergunakan BNT (p= 0,05) untuk mengetahui perbedaan masing-masing kombinasi perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi interaksi antara perlakuan metode pengendalian gulma (teki) dan pengaturan jarak tanam, tetapi secara terpisah diketahui bahwa masing-masing metode pengendalian gulma (teki) maupun pengaturan jarak tanam memberikan pengaruh yang nyata pada tanaman kacang hijau (pada tinggi tanaman dan jumlah daun) maupun pada teki (pada jumlah atau populasi gulma dan bobot total kering gulma). Populasi gulma teki (C. rotundus L.) secara umum mengalami penurunan tertinggi pada perlakuan gacok. Bobot biji kering kacang hijau tertinggi diperoleh pada perlakuan pengaturan jarak tanam 20 cm x 40 cm x 10 cm adalah sebesar 1,14 t ha-1.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2007/050702656
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 05 Oct 2007 00:00
Last Modified: 21 Oct 2021 04:08
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127588
[thumbnail of 050702656.pdf]
Preview
Text
050702656.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item