Hasil dan kandungan Lactogogum tanaman katuk (Sauropus androgunus ) yang dipupuk kotoran kambing dan paitan (Tithonia diversifolia)

SuryaTriMuktiWiduri (2007) Hasil dan kandungan Lactogogum tanaman katuk (Sauropus androgunus ) yang dipupuk kotoran kambing dan paitan (Tithonia diversifolia). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tanaman katuk (Sauropus androgunus) ialah tanaman yang digunakan sebagai bahan ramuan obat tradisional. Daun pada tanaman katuk mengandung senyawa lactogogum yang merupakan senyawa glikoprotein. Senyawa tersebut berkhasiat untuk memperlancar ASI pada ibu hamil dan menyusui. Teknik budidaya yang tepat, yaitu pemupukan yang seimbang agar tanah mempunyai kecukupan hara adalah salah satu upaya untuk meningkatkan produksi tanaman katuk. Pemberian bahan organik berupa pupuk hijau paitan dan kotoran kambing dapat menambah tersedianya unsur hara bagi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendapatkan dosis pupuk hijau paitan dan kotoran kambing yang terbaik secara kuantitatif dan kualitatif pada tanaman katuk. (2) Mengetahui nutrisi yang tertinggal dalam tanah setelah panen pada masing-masing perlakuan. Hipotesis yang diajukan adalah (1) Pemberian pupuk anorganik, pupuk hijau paitan, dan kotoran kambing pada kandungan N yang sama akan memberikan hasil yang berbeda. (2) Pemberian dosis 5 t/ha kotoran kambing + 3 t/ha paitan memberikan hasil terbaik. Penelitian lapang ini dilaksanakan di Desa Tlogomas, Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Dengan ketinggian tempat ± 505 m dpl dan suhu rata-rata 29° C, curah hujan 8,275 mm/bulan, kelembaban 80%, jenis tanah Alluvial. Waktu penelitiaan dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Januari 2007. Bahan yang digunakan yaitu bibit tanaman katuk, biomassa paitan, dan kotoran kambing. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan enam perlakuan diulang empat kali, perlakuan yang dilakukan yaitu D0 = 0 t/ha (kontrol), D1 = anorganik (100 kg Urea/ha, 70 kg SP-36/ha, 50 kg KCl/ha), D2 = 11 t/ha kotoran kambing, D3 = 7 t/ha paitan, D4= 5 t/ha kotoran kambing + 3 t/ha paitan, D5 = 8 t/ha kotoran kambing + 6 t/ha paitan. Pengamatan tanaman secara destruktif dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada saat tanaman berumur 30, 60, dan 90 hst, pengamatan yang dilakukan meliputi luas daun, bobot segar, dan bobot kering tanaman. Pengamatan non destruktif dilakukan dengan interval 2 minggu sekali sampai pada umur 90 hst meliputi tinggi tanaman, jumlah daun. Pada pengamatan panen pengukuran dilakukan terhadap bobot ekonomis yang meliputi simplisia segar dan kering, kandungan lactogogum. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji perbandingan orthogonal kotras taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan 5 t/ha kotoran kambing + 3 t/ha paitan memberikan hasil terbaik pada kandungan lactogogum yaitu sebesar 2,1%, sedangkan terendah terdapat pada perlakuan anorganik yaitu sebesar 1%. Nutrisi tertinggal dalam tanah setelah panen N paling tinggi terdapat pada perlakuan organik (0,195%) dan terendah pada perlakuan anorganik (0,13%). Pemberian 5 t/ha kotoran kambing + 3 t/ha paitan memberikan keuntungan sebesar Rp. 12 818.000 dengan B/C sebesar 1,28.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2007/050702227
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 27 Aug 2007 00:00
Last Modified: 21 Oct 2021 03:47
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127539
[thumbnail of 050702227.pdf]
Preview
Text
050702227.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item