MirsaKrisWinanda (2007) Hubungan faktor sosial ekonomi dengan perilaku petani dalam menggunakan peptisida : kasus pada petani kubis di Dusun Krajan Desa Gadingkulon Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia setiap tahunnya membawa imbas terhadap kebutuhan akan pangan yang meningkat pula. Permintaan akan tanaman hortikultura atau sayur-sayuran juga semakin meningkat. Kubis yang termasuk famili Brassica merupakan jenis tanaman hortikultura yang sudah sangat dikenal di dunia. Beraneka ragam spesies kubis yang sudah berhasil dibudidayakan di seluruh dunia. Pada era 70 s/d 80-an, pemerintah berusaha meningkatkan produksi pertanian melalui program Panca Usaha Tani. Salah satu isi dari Panca Usaha Tani adalah penggunaan pestisida untuk pemberantasan Hama Penyakit Tanaman (HPT). Program pemberantasan HPT yang diberikan pemerintah berimplikasi pada penggunaan pestisida secara besar-besaran oleh petani dan menandai awal revolusi hijau di Indonesia. Teknik ini memang efektif dalam memberantas HPT sehingga produksi pertanian meningkat pesat. Sayangnya dalam jangka panjang, revolusi hijau ternyata lebih membawa dampak negatif dari pada dampak positif. Aplikasi petisida yang tidak sesuai dengan aturan 5 tepat penggunaan pestisida (tepat sasaran, tepat jenis pestisida, tepat dosis, tepat teknik aplikasi, dan tepat waktu,) dapat mencemari alam dan merusak ekosistem. Residu pestisida yang terkandung dalam produk usahatani juga sangat berbahaya bagi kesehatan manusia yang mengkonsumsinya. Residu pestisida yang dapat terserap kedalam produk usahatani menjadi ancaman serius bagi program ketahanan pangan dimana salah satu bagian dari program ketahanan pangan adalah mengenai keamanan pangan. Keamanan pangan yang dimaksud adalah keamanan bahan pangan bagi kesehatan manusia. Hal ini menjadi pemikiran yang serius oleh pemerintah hingga akhirnya pemerintah memberikan konsep baru mengenai pengendalian HPT yakni program Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Konsep PHT ini menawarkan solusi pengendalian HPT dan penggunaan pestisida yang lebih ramah lingkungan. Program PHT ternyata belum sepenuhnya diterapkan oleh petani. Hal ini dikarenakan perilaku petani dalam menggunakan pestisida cenderung tidak berubah seperti dulu. Bahkan ada kecenderungan perilaku petani dalam menggunakan pestisida kini semakin tidak sesuai dengan aturan 5 tepat penggunaan pestisida sehingga hal ini semakin membawa dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan. Perilaku petani dalam menggunakan pestisida dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi petani yakni pendidikan, luas lahan, intensitas kontak dengan penyuluh, dan akses terhadap media massa.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2007/050702226 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 27 Aug 2007 00:00 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 03:47 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127538 |
Preview |
Text
050702226.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |