SandraWicaksono (2007) Respon tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) pada penggunaan jenis dan ketebalan mulsa organik. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tanaman kacang hijau ialah tanaman kacang-kacangan untuk konsumsi masyarakat Indonesia setelah kedelai dan kacang tanah.. Peningkatan kebutuhan masyarakat akan kacang hijau, yang tidak diimbangi dengan peningkatan produksi maka usaha yang dilakukan oleh pemerintah ialah dengan mengimpor kacang hijau. Alaternatif lain yang dilakukan ialah dengan memperbaiki sistem budidaya yang dilakukan oleh petani dengan menggunaan mulsa organik. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mempelajari respon beberapa jenis mulsa organik dan ketebalan mulsa pada pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau. Hipotesis yang diajukan ialah (1) Jenis dan tingkat ketebalan mulsa memiliki pengaruh yang berbeda pada pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau, (2) Mulsa brangkasan kedelai dengan ketebalan 7 cm memberikan hasil terbaik dalam menurunkan kompetisi gulma dengan tanaman kacang hijau Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Program Diploma III Univ. Brawijaya Kecamatan Lowokwaru Kabupaten Malang, + 505 m dpl., Inceptisol., suhu rata-rata harian 22–24oC dan pH 5.3–6.6. Penelitian tersebut dilaksanakan bulan Desember 2006 hingga Februari 2007. Alat yang digunakan ialah cangkul, tugal, sabit, knapsack, timbangan analitik, LAM, termometer, higrometer, penggaris dan gembor, sedangkan bahan yang digunakan ialah benih kacang hijau varietas walet, jerami padi, brangkasan kedelai, Furadan 3G, Decis 25 EC, Urea, SP-36, KCl. Metode yang digunakan yaitu Rancangan Petak Terbagi yang diulang 3 kali. Petak utama I ialah jenis mulsa yaitu (M1) mulsa jerami, (M2) mulsa brangkasan kedelai dan anak petak ialah ketebalan mulsa yaitu (P1) ketebalan 1 cm, (P2) ketebalan 3 cm, (P3) ketebalan 5 cm dan (P4) ketebalan 7 cm. Pengamatan tanaman kacang hijau dilakukan secara non destruktif dan destruktif, dan dilakukan 6 kali yaitu 10, 20, 30, 40, 50 hst dan panen. Pengamatan non destraktif antara lain persentase tumbuhnya tanaman, munculnya daun trifoliat dan munculnya bunga. Pengamatan destruktif antara lain tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot kering tanaman, dan laju pertumbuhan relatif (LPR). Pengamatan komponen panen antara lain jumlah polong pertanaman, jumlah biji per polong, bobot 100 biji, hasil biji m-2 dan produksi ton ha-1. Pengamatan gulma meliputi analisis vegetasi (SDR) dan bobot kering gulma yang dilakukan sebelum penanaman, 15, 30, 45 hst dan panen. Pengamatan pada tanah meliputi pengukuran suhu dan kelembaban yang dilakukan sebelum pemberian mulsa, 15, 30, 45 hst dan panen. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan di analisis dengan mengunakan analisa ragam (uji F) pada taraf 5%, dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5% dan apabila terjadi interaksi dilakukan uji duncan taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi pengaruh yang nyata pada komponen pengamatan non destruktif ialah persentase tumbuhnya tanaman, munculnya daun trifoliat dan munculnya bunga.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2007/050702140 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 22 Aug 2007 00:00 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 03:35 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127512 |
Preview |
Text
050702140.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |