FirstaAnugerahSariri (2007) Analisis daerah berpotensi longsor berdasarkan ketebalan solum dan kecepatan infiltrasi. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Infiltrasi sebagai proses awal masuknya air ke dalam tanah dipengaruhi oleh kondisi penggunaan dan penutupan lahan. Penutupan lahan yang tinggi akan memperbesar laju infiltrasi. Dengan keadaan demikian, apabila terdapat curah hujan tinggi sedangkan solum tanah dangkal maka tanah menjadi lebih cepat jenuh. Penjenuhan tanah ini kemudian akan menambah beban pada tanah sehingga memicu terjadinya longsor. Namun fenomena yang menarik terjadi pada penggunaan lahan hutan dengan infiltrasi tinggi jarang terjadi longsor sedangkan pengunaan lahan tanaman semusim kerap terjadi longsor. Pelaksanaan penelitian di lapangan meliputi 2 hal yaitu pengukuran infiltrasi menggunakan double ring infiltrometer dan ketebalan solum tanah dengan pembuatan singkapan yang diukur dengan meteran. Kemudian dilakukan pengumpulan data lapangan tentang karakteristik longsor yang meliputi ukuran longsor, dilanjutkan dengan analisis laboratorium yang meliputi tekstur, KHJ, BI, BJ, C-Organik, dan porositas. Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa penggunaan lahan hutan campuran di DAS Konto hulu memiliki solum dangkal (kurang dari 1,05 m) karena adanya struktur batuan yang tidak kompak di atas batuan induk. Sedangkan semak memiliki variasi dari perakaran vegetasi sehingga solumnya agak dalam. Penggunaan lahan tegal memiliki solum dangkal karena permukaannya tererosi serta perakaran tidak berperan dalam membentuk solum dan terdapat fragipan pada kedalaman 1,55 m. Semakin dangkal solum tanah maka proses penjenuhan akan berlangsung cepat sehingga penambahan beban pada tanah semakin besar dan memicu longsor. Proses infiltrasi paling cepat terjadi pada penggunaan lahan hutan campuran karena terdapat vegetasi yang banyak serta beragam dengan kekasaran permukaan yang tinggi. Hal itu didukung dengan adanya vegetasi rumput gajah yang dapat memperbaiki sifat fisik tanah dengan menurunkan berat ini tanah serhingga meningkatkan porositas. Sedangkan infiltrasi pada tegal lebih lambat dibandingkan dua penggunaan lahan yang lain karena pengelolaan lahan yang intensif meningkatkan kepadatan permukaan tanah. Hubungan antara infiltrasi dan longsor adalah berbanding lurus, dimana semakin cepat laju infiltrasi maka volume longsor akan semakin besar.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2007/050702070 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 13 Aug 2007 00:00 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 03:30 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127498 |
Preview |
Text
050702070.pdf Download (7MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |