YustitiaAsriErtaningrum (2007) Analisis ekonomi gula: suatu pendekatan konsep ekonomi kelembagaan dan matrik analisis kebijakan : studi kasus di PG Krebet Baru dan PG Kebon Agung, Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Dampak krisis ekonomi di Indonesia menyebabkan penurunan produksi gula Indonesia, dalam hal ini rata-rata produksi tahun 1992 – 1997 sebesar 2 juta ton sedangkan tahun 1998 – 2003 sebesar 1,4 juta ton. Permintaan gula dalam negeri sangat tinggi sehingga untuk memenuhi permintaan tersebut tidak cukup hanya dipenuhi oleh produksi gula dalam negeri tetapi harus ditambah dengan mengimpor gula dari luar negeri. Indonesia adalah salah satu negara pengimpor gula terbesar dunia, tapi pada tahun 1998 Indonesia menerapkan tarif impor yang sangat rendah, yaitu Rp 700/kg ( 32 persen ) untuk gula pasir, dan Rp 550/kg (43 persen) untuk gula kasar, hal ini merupakan tarif spesifik yang sangat rendah. Dalam perkembangan dewasa ini pergulaan nasional diarahkan pada pendekatan swasembada gula “sugar self sufficiency” yang merupakan tekad pemerintah pada tahun 2007. Tampaknya tekad pemerintah untuk mencapai target swasembada gula pada tahun 2007 sangat sulit dicapai mengingat terjadinya ketidakefisienan produksi dan kelembagaan di hampir semua level pada industri gula. Adapun salah satu faktor utama yang menyebabkan ketidakefisiensian tersebut adalah aturan main (rules of the game) baik itu aturan formal (kontrak, lembaga, hukum, sistem politik, pasar), maupun aturan informal (tradisi, sistem nilai, norma) dan prosedur penegakan yang melingkupinya kurang mendukung. Hal tersebut menyebabkan membengkaknya biaya produksi dan biaya transaksi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: (1). Mendeskripsikan aspek ekonomi kelembagaan pada industri gula Malang mulai dari kelembagaan petani tebu sampai dengan pabrik gula; (2). Menganalisis perbedaan biaya usahatani dan biaya transaksi dari petani tebu kredit dan petani tebu bebas serta tingkat keunggulan komparatif dan kebijakan usahatani tebu; (3). Menganalisis biaya produksi dan biaya transaksi dari pabrik gula BUMN dan pabrik gula swasta yang terdiri dari produksi, pasar, manajerial dan biaya transaksi politik. Penelitian ini menggunakan metode analisis ekonomi kelembagaan industri gula dan Policy Analysis Matrix (PAM). Penelitian ini mengambil contoh dua pabrik gula di Jawa Timur yaitu pabrik gula BUMN yang diwakili oleh Pabrik Gula Krebet Baru dan pabrik gula swasta yang diwakili oleh Pabrik Gula Kebon Agung yang keduanya berlokasi di Kabupaten Malang. Responden petani ditentukan secara kelompok (cluster) berdasarkan jenis modal yaitu petani kredit dan petani bebas dari masing-masing pabrik gula. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : (1). Ketidakefisienan kelembagaan pada industri gula disebabkan karena besarnya biaya transaksi; (2). Usahatani tebu petani kredit lebih mempunyai keunggulan komparatif dibanding usahatani tebu petani bebas; (3). Kebijakan pemerintah mampu meningkatkan keunggulan komparatif industri gula; (4). PG BUMN (Krebet Baru) memiliki efisiensi yang lebih rendah dibandingkan dengan PG Swasta (Kebon Agung).
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2007/050701907 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 03 Aug 2007 00:00 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 03:09 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127470 |
Preview |
Text
050701907.pdf Download (5MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |