Pengaruh jenis penutupan lahan terhadap bahan organik dan N mineral tanah pada berbagai tingkat kelerengan di Ngantang

UlangAbdullahHasanWijaya (2007) Pengaruh jenis penutupan lahan terhadap bahan organik dan N mineral tanah pada berbagai tingkat kelerengan di Ngantang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sistem penutupan lahan di daerah Ngantang dapat dibedakan menjadi hutan industri yang umumnya merupakan hutan pinus, hutan mahoni, agroforestri kopi komplek dan agroforestri sederhana maupun tanaman semusim. Perbedaan sistem penutupan lahan tersebut disebabkan karena di daerah Ngantang memiliki bentuk topografi yang berlereng curam sampai datar. Permasalahan yang dihadapi petani di daerah Ngantang saat ini adalah menurunnya produktivitas lahan, yang ditunjukkan dengan menurunnya produksi kopi yang merupakan tanaman utama, dan tanaman lainnya. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh jenis penutupan lahan terhadap bahan organik dan N mineral tanah pada berbagai tingkat kelerengan di Ngantang. Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui pengaruh tipe penutupan lahan terhadap ketersediaan bahan organik dan N mineral tanah.(2) untuk mengetahui pengaruh kelerengan terhadap ketersediaan bahan organik dan N mineral tanah. (3) untuk mengetahui hubungan antara bahan organik dengan ketersediaan N mineral. Sedangkan hipotesis dalam penelitian ini adalah (1) kandungan bahan organik dan N mineral pada penutupan lahan tanaman tahunan, lebih tinggi daripada penggunaan lahan tanaman semusim. (2) semakin kecil tingkat kelerengan maka kandungan bahan organik dan nitrogen semakin besar. (3) kandungan N mineral ditentukan oleh kandungan bahan organik. Penelitian dilaksanakan di Ds. Sumberagung dan Ds. Tulungrejo, Kec. Ngantang. Pengambilan contoh tanah dilakukan pada penutupan lahan hutan, mahoni, kopi dan ketela pohon. Variabel yang diamati meliputi C-organik tanah, N amonium, N nitrat, berat seresah, berat akar dan diameter batang. Analisis data menggunakan uji sidik ragam (F), kemudian untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan digunakan uji BNJ 5%. Sedangkan uji korelasi digunakan untuk mengetahui derajat keeratan antar dua parameter. Hasil penelitian menunjukkan kandungan bahan organik tertinggi sampai terendah terdapat di hutan (3,782%), kopi (2,284%), ketela pohon (2,729%) dan Mahoni (2,252%). Kandungan N amonium tertinggi sampai terendah adalah hutan (0,196 mg kg-1), kopi (0,074 mg kg-1), mahoni (0,0.072 mg kg-1) dan ketela pohon (0,041 mg kg-1). Kandungan N nitrat Tertinggi sampai terendah adalah hutan (0,369 mg kg-1), mahoni (0,135 mg kg-1), kopi (0,123 mg kg-1) dan ketela pohon (0,067 mg kg-1). Llereng tengah mengandung bahan organik dan N mineral yang lebih tinggi daripada lereng bawah (Bahan organik lereng tengah 63%, lereng bawah 37% dan N mineral lereng tengah 53%, lereng bawah 47%). Bahan organik mempengaruhi N mineral, semakin tinggi bahan organik tanah maka N ammonium yang ada semakin tinggi sedangkan N nitrat semakin rendah. Kandungan bahan organik tanah berbanding lurus dengan N ammonium serta berbanding terbalik dengan N nitrat.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2007/050701797
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 26 Jul 2007 00:00
Last Modified: 21 Oct 2021 03:05
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127460
[thumbnail of 050701797.pdf]
Preview
Text
050701797.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item