Kriopreservasi benih jeruk Bali putih (Citrus grandis (L.) Osbeck) pada kadar air benih berbeda

BintangSaketi (2007) Kriopreservasi benih jeruk Bali putih (Citrus grandis (L.) Osbeck) pada kadar air benih berbeda. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Teknik penyimpanan kriopreservasi merupakan pilihan alternatif untuk konservasi tanaman yang berbenih rekalsitran dan hasil perbanyakan vegetatif. Keberadaan jeruk Bali Putih sebagai salah satu sumber plasma nutfah mulai terancam dengan dikeluarkannya SK Menteri tentang varietas unggulan pamelo (Bali Merah, Nambangan, dan Sri Nyonya). Sebagai salah satu bagian dari kegiatan konservasi untuk menjamin ketersediaan plasma nutfah dalam jangka panjang, teknik kriopreservasi sangat berpotensi untuk dikembangkan, karena bahan tanaman dapat disimpan dalam kurun waktu hingga puluhan tahun. Keberhasilan teknik kriopreservasi pada benih rekasitran sangat dipengaruhi oleh kadar air benih ketika dimasukkan ke nitrogen cair. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar air optimum benih jeruk Bali Putih, yang sesuai untuk teknik kriopreservasi, serta mengkaji teknik kriopreservasi untuk penyimpanan benih jeruk Bali Putih sehingga dapat direkomendasikan sebagai salah satu metode konservasi jeruk Bali Putih. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat perlakuan kadar air tertentu yang sesuai untuk penyimpanan benih jeruk Bali Putih dengan teknik kriopreservasi (prosedur desikasi). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biomedik-Fakultas Kedokteran dan UPT Biotek-Laboratorium Pemuliaan Tanaman, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni - September 2006. Alat yang digunakan adalah tabung nitrogen cair, kamera digital, alumunium foil, kertas koran, pinset, botol kultur, jarum dan pisau. Bahan yang digunakan adalah 20 L Nitrogen cair, pasir steril, fungisida, serta benih jeruk Bali Putih. Pelaksanaan penelitian diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan untuk mengetahui penurunan kadar air benih setiap harinya selama tujuh hari. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pra dan pasca kriopreservasi. Kegiatan pra kriopreservasi meliputi prosesing benih dan desikasi benih di ruang kultur. Kegiatan pasca kriopreservasi meliputi fast thawing serta perkecambahan benih pada botol kultur yang berisi pasir steril. Pengamatan pertumbuhan dan perkembangan benih dilakukan hanya sampai 6 minggu setelah semai dengan parameter pengamatan meliputi: persentase perkecambahan, jumlah perkecambahan dan indeks vigor benih. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dengan kadar air 20.57% (5 hari desikasi di ruang kultur 20OC dan Rh 40%) diperoleh hasil perkecambahan tertinggi hingga mencapai 76%. Hasil kriopreservasi yang tidak stabil pada masing-masing periode penyimpanan sangat dipengaruhi oleh pengaruh genetik yang beragam dari masing-masing benih.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2007/050701403
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 12 Jun 2007 00:00
Last Modified: 21 Oct 2021 02:31
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127415
[thumbnail of 050701403.pdf]
Preview
Text
050701403.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item