Poliploidisasi Anggrek Vanda Lombokensis J. J. Sm. Menggunakan Kolkisin Secara In Vivo

Masruroh, Mei (2018) Poliploidisasi Anggrek Vanda Lombokensis J. J. Sm. Menggunakan Kolkisin Secara In Vivo. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Anggrek merupakan salah satu jenis tanaman hias yang populer dan banyak diminati karena bentuk serta motif bunganya yang menarik. Diperkirakan terdapat kurang lebih 5000 spesies tersebar di hutan-hutan seluruh Indonesia dari Sumatera hingga Papua. Salah satu jenis anggrek asli Indonesia yang memiliki bunga yang menarik adalah anggrek Vanda lombokensis J. J. Sm. Anggrek Vanda lombokensis J. J. Sm. memiliki potensi untuk dikembangkan, mengingat masih belum banyak penelitian tentang anggrek Vanda terutama di Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi anggrek Vanda adalah dengan menggunakan mutagen, sehingga didapatkan variasi lain dari anggrek Vanda seperti Vanda poliploid. Salah satu mutagen yang bisanya digunakan dalam kegiatan pemuliaan tanaman adalah kolkisin. Kolkisin (C22H25O6N) merupakan alkaloid yang dapat menghambat terbentuknya benang spindel sehingga terbentuk tanaman atau individu poliploid. Poliploidi dapat menghasilkan ukuran bunga yang lebih besar, bentuk bunga yang lebih bulat, dan warna bunga yang lebih pekat (Miguel dan Leonhardt, 2011). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi yang efektif untuk menghasilkan anggrek Vanda lombokensis J. J. Sm. poliploid secara in vivo. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat konsentrasi kolkisin yang efektif untuk menghasilkan anggrek Vanda lombokensis J. J. Sm. poliploid secara in vivo. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari-Juli 2018 di CV Soerjanto Orchid Batu, Laboratorium Bioteknologi, dan Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Univesitas Brawijaya. Bahan yang digunakan antara lain bibit aggrek Vanda lombokensisi J. J. Sm. yang berumur 3 bulan setelah aklimatisasi, bambu, etanol, kolkisin, asam asetat, aquades, aceto orcein, HCL 1 N, spirtus, hidroksiquinolin, tisu, cat kuku bening, sarung tangan, injeksi spuit 1 mL, masker, kertas label. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah Pantone Color Chart, tray, penggaris, bambu, botol, injeksi spluit 1 mL, plastik, tali, alat tulis, kamera, pipet, pinset, kaca peparat, coverglass, bunsen, tube, jangka sorong, gelas arloji, waterbath, silet, dan mikroskop Olympus. Penelitian ini menggunakan perlakuan konsentrasi kolkisin sebanyak lima perlakuan, yaitu 0 ppm (kontrol), 1500 ppm, 3000 ppm, 4500 ppm, dan 6000 ppm. Setiap perlakuan terdiri dari 20 bibit, sehingga total populasi bibit adalah 100 bibit. Pelaksanaan percobaan terdiri dari persiapan penelitian, pembuatan larutan stok, perlakuan kolkisin, pemeliharaan, pengamatan morfologi, pengamatan stomata, dan pengamatan kromosom. Pengamatan pada penelitian ini dilakukan setelah 12 MSP dan parameter yang diamati meliputi umur muncul akar baru (HSP), jumlah akar (helai), panjang akar (cm), umur muncul daun baru (HSP), jumlah daun (helai), panjang daun (cm), lebar daun (cm), tebal daun (cm), warna daun, panjang tanaman (cm), jumlah stomata, kerapatan stomata (mm-2), panjang stomata (μm), lebar stomata (μm), dan jumlah kromosom. Data pada pengamatan morfologi, stomata, dan kromosom dianalisis menggunakan T-Test (two tails) pada taraf 5%. Dimana data masing-masing konsentrasi pada semua parameter dibandingkan dengan data perlakuan 0 ppm atau kontrol. ii Berdasarkan hasil pengamatan pemberian kolkisin berbeda nyata terhadap kontrol pada parameter umur muncul akar baru, dan jumlah akar pada konsentrasi 4500 ppm serta panjang akar pada pada konsentrasi 6000 ppm. Selain itu, T-Test menunjukkan hasil yang berbeda nyata terhadap kontrol pada parameter jumlah daun, lebar daun, dan tebal daun di konsentrasi 1500 ppm dan 4500 ppm. Pada pengamatan stomata menunjukkan hasil yang berbeda nyata terhadap kontrol pada parameter jumlah stomata dan kerapatan stomata di semua konsentrasi kolkisin, tetapi tidak berbeda nyata pada panjang dan lebar stomata. Pada parameter jumlah kromosom menunjukkan hasil yang berbeda nyata terhadap kontrol pada konsentrasi 3000 ppm, 4500 ppm, dan 6000 ppm. Pada pengamatan kromosom di konsentrasi 4500 ppm terdapat tanaman dengan jumlah 76 kromosom (Tetraploid). Namun, berdasarkan pengamatan stomata, rerata panjang stomata pada konsentrasi 4500 ppm masih tergolong diploid karena < 1,25x panjang stomata kontrol (63,91 μm) yaitu 79,89 μm dan hasil T-test panjang stomata tidak berbeda nyata dengan kontrol. Sehingga, diduga tanaman tersebut termasuk mixoploid, dimana dalam satu jaringan atau tanaman memiliki dua tingkat ploidi yang berbeda, yaitu diploid dan tetraploid. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang optimal untuk menghasilkan tanaman poliploid adalah 4500 ppm.

English Abstract

Orchid is one of the popular types of ornamental plants and a lot of interest because it has the shape and florals. It is estimated there are more than 5000 species scattered in forests throughout Indonesia from Sumatra to Papua. One type of orchid native to Indonesia which has an interesting flower is the orchid Vanda lombokensis J. J. Sm. Vanda lombokensis J. J. Sm. orchid Sm has the potential to be developed, considering it is still not a lot of research about Vanda orchids especially in Indonesian. One effort that can be done to develop the potential of the orchid Vanda is by using the mutagen to get other variations such as Vanda polyploids. One of these mutations are usually used in plant breeding activity is kolkisin. Colchicine (C22H25O6N) is an alkaloid that can inhibit the formation of yarn spindle so that individual plants or polyploids formed. Polyploidy can result in flower size is bigger, more rounded flower forms, flower colors and a more concentrated (Miguel and Leonhardt, 2011). This research aims to get an effective concentration to produce orchids Vanda lombokensis J. J. Sm. polyploids in vivo. The hypothesis of the research is there is an effective concentration of colchicine to produce the orchid Vanda lombokensis J. J. Sm. polyploids in vivo. Research has been conducted in January-July 2018 in CV Soerjanto Orchid Batu, Biotechnology laboratory, and Plant Breeding Laboratory, Agriculture Faculty, University of Brawijaya. The materials used include Vanda lombokensis J. J. Sm. Orchid seedling aged 3 months after acclimatization, bamboo, kolkisin, ethanol, acetic acid, aquades, aceto orcein, HCL 1 N, spirtus, hidroksiquinolin, wipes, clear nail polish, gloves, injection spuit 1 mL, masks, paper label. Tools used in this research is the Pantone Color Chart, tray, ruler, bamboo, bottle spluit injection, 1 mL, plastic, rope, stationery, camera, eyedropper, tweezers, peparat glass, coverglass, bunsen, tube, caliper, glass watches, waterbath, razor blade, and the Olympus microscope. This research using concentration of colchicine treatment tested as many as five taraf, namely 0 (control), ppm 1500 ppm, 3000 ppm, ppm, 4500 and 6000 ppm. Each treatment consists of 20 seedlings, so that the total population of seedling is 100. The implementation of the experiment consist some activities are preparation of aqueous stock, colchicine treatment, maintenance, morphological observation, stomatal observation, chromososmes observation. Observation on the research done after 12 WAT and the observed parameters include age of the new roots emerge (dat), number of roots (strands), root length (cm), age of the new leaves emerge (dat), number of leaves (strands), leaf length (cm), leaf width (cm), leaf thickness (cm), color of leaves, plant length (cm), number of stomata, density of stomata (mm-2), length of stomata (μm), width of stomata (μm), and number of chromosomes. ata on observations of the morphology, stomata, and the chromosomes were analyzed using T-Test (two tails) at the 5% level. Where the respective data concentration on all parameters are compared to the data treatment 0 ppm or control. iv Based on the observations, application of colchicine against real controls on age of the new roots emerge parameter, and the number of roots on a 4500 ppm, then roots length against real on a 6000 ppm. In addition, unlike real against controls number of leaves, leaf width, and leaf thickness in the 1500 ppm and 4500 ppm. Observation on stomata showed a different result against real controls on the parameters the number of stomata and the density of stomata in all concentrations of colchicine, but do not differ markedly on the length and width of the stomata. On a number of parameters of chromosomes showed a different result against real controls on concentration of 3000 ppm, ppm, 4500 and 6000 ppm. On observation of chromosome in plant there are 4500 ppm concentration with a population of 76 chromosomes (Tetraploid). However, based on observation of the stomata, the average length of stomata on 4500 ppm concentration is still classified as diploid because <1,25x long stomata control (63.91 μm) namely 79.89 μm and the results of the T-test of the length of stomata are not significant real with control. So, these plants allegedly included mixoploid, where in the one network or plants have two different levels of ploidy, i.e., diploid and tetraploid. Therefore, it can be concluded that the optimal treatment to produce crops polyploids is 4500 ppm.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2018/762/051810489
Uncontrolled Keywords: Anggrek Vanda Lombokensis, Mutagen, Kolkisin
Subjects: 500 Natural sciences and mathematics > 576 Genetics and evolution > 576.5 Genetics > 576.54 Variation > 576.542 Environmental factors (muntagens)
Divisions: Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 12 Oct 2018 02:09
Last Modified: 20 Oct 2021 09:07
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/12646
[thumbnail of MEI MASRUROH.pdf]
Preview
Text
MEI MASRUROH.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item