Ramadhan, Zulfikar Muhammad (2018) Analisis kecacatan proses pengelasan offshore pada bagian pile dengan metode six sigma di PT. PAL Indonesia. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
PT. PAL Indonesia adalah salah satu industri maritim yang dimilik oleh pemerintah indonesia. Kegiatan usaha PT. PAL Indonesia adalah memproduksi kapal perang, kapal niaga, dan rekayasa umum seperti offshore. Namun pada proses produksi ditemukan kecacatan pada proses pengelasan. Kecacatan tersebut menyebabkan perusahaan melakukan perbaikan pada hasil pengelasan yang terjadinya cacat, agar hasil pengelasan memenuhi standar yang telah ditentukan oleh perusahaan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk analisis kecacatan proses pengelasan dan mencari penyebab terjadinya cacat pada pengelasan. Serta memberikan rekomendasi perbaikan untuk proses produksi selanjutnya. Penelitian ini menggunakan metode six sigma dengan proses define, measure, analyze, improve untuk mendidentifikasi dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kecacatan pada proses pengelasan. Pada tahap tersebut tidak dilakukan tahap control dikarenakan proses produksi sudah selesai dikerjakan. Tahap pertama yaitu define yang digunakan untuk mendefinisikan alur proses pengelasan. Tahap kedua yaitu measure yang digunakan untuk menghitung tingkat DPMO, level sigma, dan kapabilitas proses. Tahap ketiga yaitu Analyze digunakan untuk menemukan penyebab terjadinya cacat pengelasan dengan menggunakan fishbone dan FMEA. Tahap terakhir yaitu improve digunakan untuk memberikan usulan perbaikan dari masalah yang ditemukan di proses Analyze. Penelitian ini mendapatkan nilai perhitungan RPN dari FMEA dengan 4 kecacatan yang ditemukan pada pengelasan. Pada cacat porosity nilai RPN terbesar 256 dengan penyebab kegagalan elektroda lembab. Pada cacat slag inclusion dengan nilai RPN tertinggi 168 penyebab kegagalan material kotor. Untuk incomplete penetration nilai RPN terbesar 240 penyebab kegagalan welder kurang disiplin. Untuk cacat incomplete fusion dengan nilai RPN tertinggi 224 penyebab kegagalan welder kurang disiplin. Rekomendasi untuk proyek selanjutnya untuk cacat porosity menyimpan elektroda ditempat yang kering, bila elektroda tidak dapat disimpan pada tempat yang memenuhi syarat maka diberi silica gel. Untuk rekomendasi cacat slag inclusion dengan melakukan inspeksi material sebelum digunakan. Untuk rekomendasi perbaikan incomplete fusion dengan melakukan pelatihan dan monitoring terhadap welder kontrak agar welder kontrak bisa menyesuaikan dengan welder tetap. Untuk incomplete penetration dilakukan pengelasan campuran yaitu SMAWGTAW agar tingkat terjadinya kecacatan berkurang.
English Abstract
PT. PAL Indonesia is one of the maritime industry owned by Indonesia’s government. Business activities of PT. PAL Indonesia are producing warships, commercial ships, and general engineering like offshore. However, in the production process, it was found that there were defects in welding process. This disability causes the company to make improvements to the results of welding that have a defect, so that the welding results meet the standards set by the company. The purpose of this research is to analyze welding process defect and find the cause of welding defect. It Also provides improvement recommendation to the next production process. The research uses six sigma method with define process, measure, analyze, improve to identify and find out what factors cause defects in the welding process. At this stage the control stage is not carried out because the production process has been completed. The first stage is define which is used to define the flow of the welding process. The second stage is the measure used to calculate the DPMO level, sigma level, and process capability. The third stage is Analyze used to find the cause of welding defects using fishbone and FMEA. The last stage, improve is used to provide suggestions for improvement of the problems found in the Analyze process.. This study obtained the RPN calculation value from FMEA with 4 defects found in welding. On porosity defect the largest RPN value is 256 with the cause of failure is humid electrode. In slag inclusion defects with the highest RPN value is 168 causes of failure is dirty material. In incomplete penetration the highest RPN value is 240 cause of failure lack discipline of welder. In incomplete fusion flaw the highest RPN value is 224 cause of failure lack discipline of welder. Recommendations for next projects are for porosity defects by storing electrodes in a dry place, if electrodes can not be stored in a qualified place then silica gel is given. For incomplete fusion by giving training and monitoring of contract welder so contract welder can adjust with fixed welder. For incomplete penetration by mixing welding, SMAW-GTAW, is used to minimize the defect rate.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FT/2018/894/051809178 |
| Uncontrolled Keywords: | FMEA, offshore, Pengelasan, Six Sigma FMEA, Offshore, Six Sigma, Welding, |
| Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 658 General management > 658.5 Management of production > 658.56 Product control, packaging; waste control and utilization > 658.562 Quality control |
| Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Industri |
| Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
| Date Deposited: | 10 Oct 2018 01:39 |
| Last Modified: | 10 Oct 2018 01:39 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/12488 |
Actions (login required)
 |
View Item |