Fatmawati, Weny (2018) Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Pelarut Tetraselmis Chuii Yang Berbeda Terhadap Daya Hambat Bacillus Sp Dan Vibrio Harveyi. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Mikroalga merupakan suatu organisme yang dapat hidup di air tawar ataupun air laut. Mikroalga memiliki kloroplas yang dapat menghasilkan oksigen saat proses fotosintesis, mikroalga ini biasanya berukuran 7-12 mikron. Ketersediaan cahaya di perairan menjadi salah satu faktor yang penting untuk menunjang kehidupan mikroalga, karena dengan adanya cahaya tersebut mikroalga dapat berfotosintesis sehingga dapat menghasilkan energi. Tetraselmis chuii dikenal dengan kandungan antibiotiknya yang beragam, salah satunya adalah mengadung flavonoid. Flavonoid yang terkandung dalam Tetraselmis chuii dapat bekerja sebagai penghancur struktur protein bakteri, sehingga bakteri menjadi kekurangan sumber protein dan akan dan mati Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui Jenis pelarut terbaik untuk mendapatkan hasil respon terhadap bakteri Bacillus sp dan Vibrio harveyi secara optimal. Konsentrasi terbaik pelarut untuk memaksimalkan kemampuan kerja senyawa antibakteri dari mikroalga Tetraselmis chuii terhadap bakteri Bacillus sp dan Vibrio harveyi. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Keamanan Hasil Perikanan FPIK UB. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Dengan melakukan proses ekstraksi maserasi dan uji antibakteri metode cakram dengan tiga pelarut yang berbeda dan tiga kali pengulangan. Pada penelitian diatas didapatkan hasil rendemen dengan pelarut metanol sebanyak 3,84%, pelarut etil asetat sebanyak 39,36%, dan hasil rendemen dengan pelarut heksana yaitu sebanyak 3,26%. Perbedaan jenis pelarut akan mempengaruhi jumlah rendemen yang didapatkan. Diameter zona bening bakteri Bacillus sp terendah dihasilkan dari pelarut heksana dengan konsentrasi sebesar 10% menghasilkan diameter zona bening 6.00mm, sedangkan diameter zona bening terbesar dihasilkan dari pelarut metanol dengan konsentrasi sebesar 30% yang menghasilkan diameter zona bening 11.67mm. Diameter zona bening bakteri Vibrio harveyi menunjukkan bahwa konsentrasi pelarut terendah dihasilkan dari pelarut heksana dengan konsentrasi sebesar 10% menghasilkan diameter zona hambat 6.00mm. Sedangkan untuk jenis pelarut etil asetat mendapatkan hasil paling optimal dengan konsentrasi 30% sebesar 26.00mm.
English Abstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2018/320/051805160 |
Uncontrolled Keywords: | - |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 579 Natural history of microorganisms, fungi, algae > 579.8 Algae / Algae culture / Microalgae--Cultures and culture media > 579.83 Chlorophyta (Green algae) > 579.832 Volvocales |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 15 Oct 2018 06:18 |
Last Modified: | 15 Oct 2018 06:18 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/12436 |
Actions (login required)
View Item |