Analisis Kebijakan Bergabungnya Australia Dalam Asian Infrastructure Investment Bank (Aiib) Tahun 2015

Ryanditama, Ananda (2016) Analisis Kebijakan Bergabungnya Australia Dalam Asian Infrastructure Investment Bank (Aiib) Tahun 2015. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) merupakan sebuah bank multilateral baru gagasan Tiongkok. Resmi berdiri pada tahun 2014, AIIB memiliki tujuan untuk memenuhi gap pembangunan infrastruktur yang ada di Asia. Australia sendiri resmi bergabung ke dalam AIIB pada tahun 2015. Terlambatnya Australia dalam memutuskan untuk bergabung ke dalam AIIB disebabkan oleh dilema yang dihadapi mereka. Amerika Serikat sebagai salah satu aliansi terpenting bagi Australia memerintahkan agar Australia tidak bergabung ke dalam AIIB. Namun di sisi lain, Tiongkok yang merupakan pemilik saham terbesar dalam AIIB merupakan mitra dagang utama bagi Australia. Dilema ini lah yang menyebabkan terjadinya perdebatan internal di dalam kabinet pemerintahan Australia di era Perdana Menteri Tony Abbot. Kubu pro Amerika Serikat yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Julia Bishop menyarankan agar Australia tidak perlu bergabung ke dalam AIIB dan tetap menjaga hubungan mereka dengan Amerika Serikat. Sedangkan kubu pro Tiongkok yang dipimpin oleh Treasurer Joe Hockey menyarankan agar Australia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk memperoleh keuntungan ekonomi dengan bergabung ke dalam AIIB. Analisis kebijakan bergabungnya Australia ke dalam AIIB ini akan menggunakan Konsep Pembuatan Kebijakan Luar Negeri milik William D Coplin yang dijelaskan dengan menggunakan variabel dan indikatornya.

English Abstract

Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) is a new multilateral bank which was proposed by China. The bank itself has oficially formed in 2014. The purpose of forming this bank is to fulfill the gap of infrastructure development in Asia. Australia has oficially join AIIB in 2015 or one year after AIIB was formed. This late decision happen because Australia is dealing with some kind of dilemma, whether they join AIIB or not. United States of America who is one of the most vital alliance for Australia suggest them to not join AIIB. On the other hand, China who is the biggest shareholder in AIIB is also become Australia’s number one trading partner so far. Then, this dilemma cause an internal debate in the Prime Minister Tony Abbot’s Cabinet. The pro side of United States of America which is led by Foreign Minister Julie Bishop are suggest that Australia should not join AIIB to maintain their relationship with their alliance, United States of America. Meanwhile, the pro side of China which is led by Treasurer Joe Hockey suggest that Australia should not miss the opportunity of gaining economic profit by joining AIIB. Foreign policy Analysis of Australia joining AIIB in 2015 will use the Concept of Foreign Policy Making by William D Coplin described through its variables and indicators.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FIS/2017/42/051700827
Subjects: 300 Social sciences > 327 International relations
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 07 Feb 2017 08:46
Last Modified: 22 Oct 2021 07:16
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/123159
[thumbnail of Skripsi.pdf]
Preview
Text
Skripsi.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item