Kajian Metode Ekstraksi Konvensional dan Ultrasonik Dalam Purifikasi Glukomanan Dari Umbi Porang (Amorphophallus oncophyllus) Dalam Upaya Menghasilkan Produk Bahan Tambahan Pangan dan Pangan Fungsional

Widjanarko, Simon B (2010) Kajian Metode Ekstraksi Konvensional dan Ultrasonik Dalam Purifikasi Glukomanan Dari Umbi Porang (Amorphophallus oncophyllus) Dalam Upaya Menghasilkan Produk Bahan Tambahan Pangan dan Pangan Fungsional. Project Report. Fakultas Teknologi Pertanian - Universitas Brawijaya, Malang. (Unpublished)

Abstract

Tanaman porang (Amorphophallus oncophyllus) adalah tanaman asli Indonesia, tumbuh liar di hutan-hutan Indonesia, khususnya di Jawa Timur telah banyak dibudidayakan dan di Jepang dikenal sebagai *Jawa Mukago Konyaku". Masyarakat awam mengenalnya sebagai iles iles (Amorphophallusvariabilis). Umbi porang mengandung glucomannan sangat tinggi, digunakan sebagai bahan baku makanan dan industri sejak 10.000 tahun yang lalu di Jepang dan China. Glukomanan merupakan serat pangan larut air yang bersifat hidrokoloid kuat dan rendah kalori yang banyak digunakan dalam industri pangan baik sebagai pangan fungsional maupun bahan tambahan pangan dan non pangan. Masalah utama dalam penelitian pemurnian tepung porang oleh tim penelitian Universitas Brawijaya, sejak tahun 2008-2009 adalah: belum ditemukan optimasi proses pemurnian tepung porang menggunakan larutan hydrogen peroksida dalam larutan etanol secara bertingkat baik dalam metode maserasi maupun ultrasonic. Usaha mencari teknik pemurnian tepung porang dimaksudkan untuk menghasilkan tepung porang murni, yang memiliki sifat kelarutan yang sama dengan tepung porang kasar, yakni: mudah larut dalam. Namun aman bagi konsumsi manusia. Diharapkan proses pemurnian yang diteliti dapat menghasilkan tepung yang lebih putih, rendah kadar oksalat, tinggi kadar glukomanan dan viskositas larutan tepung porang murni yang di buat masih kekentalan yang sesuai dengan standart produk tepung porang yang ada. Tujuan penelitian: Tahap 1: mencari perlakuan terbaik untuk konsentrasi larutan peroksida yang digunakan dalam proses pencucian dengan larutan alkohol secara bertingkat. Tahap 2 mencari optimasi proses pemurnian secara maserasi dengan penambahan larutan hidrogen peroksida dalam larutan etanol secara bertingkat. Tahap 3 mencari optimasi proses pemurnian secara ultrasonik dengan penambahan larutan hidrogen peroksida dalam larutan etanol secara bertingkat. Penelitian tahap 1, dimana kegiatan meliputi pemurnian tepung porang dengan larutan etanol secara bertingkat menggunakan tehnik maserasi dengan perlakuan konsentrasi larutan peroksida yang ditambahkan. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi terbaik adalah: konsentrasi larutan peroksida 0.5% dengan pertimbangan meningkatkan kadar glukomanan, viskositas dan demist warna putih tepung porang murni dan menurunkan kadar oksalat secara nyata, sera residu peroksida paling rendah, sehingga tepung porang murni aman untuk dikonsumsi, dibandingkan perlakuan konsentrasi larutan peroksida lainnya Penelitian tahap 2, optimasi proses pencucian tepung porang dengan etanol secara bertingkat dan penambahan larutan H 2 O 2 1% metode maserasi adalah sebagai berikut: waktu pencucian 4,16 jam. kecepatan pengadukan 434,04 rpm dan rasio pelarut etanol: tepung porang kasar adalah: 9,35:1. Optimasi proses ini menghasilkan respon kadar glukomanan 79,36%, viskositas sebesar 9701,09 cPs, residu oksalat 0,076% dan derajat warna putih 53,94, dengan desirability 0,936. Pada penelitian tahap 2 den 3, konsentrasi larutan hidrogen peroksida, yang digunakan adalah 1%, bukan 0.5% dengan pertimbangan, perlakuan ini menghasilkan tepung porang yang lebih putih, dengan residu hidrogen peroksida yang tidak berbeda dengan perlakuan konsentrasi larutan hidrogen peroksida 0.5%. Hasil verifikasi menunjukkan tingkat ketepatan pada respon yang diuji sebesar 9901% untuk kadar glukomanan, 98,65% untuk viskositas, 98,7% untuk kadar oksalat den 99,12% untuk derajat warna putih. Perbedaan nilai prediksi dengan nilai penelitian tidak lebih dari 5% mengindikesikan bahwa model tersebut cukup tepat untuk proses ekstraksi tepung porang dengan metode maserasi . Ponelitian tahap 3, optimasi proses pencucian tepung porang dengan etanol secara bertingkat dan penambahan larutan H 2 O 2 1% metode ultrasonik adalah sebagai berikut waktu pencucian 25,10 menit, dan rasio pelarut etanol tepung porang kasar adalah: 8,65:1. Optimasi proses ini menghasilkan respon kadar glukomanan 85,74%, viskositas sebesar 13970,7 cPs, residu oksalat 0,044% dan derajat warna putih 59,78 dengan desirability 0,843. Hasil] verifikasi menunjukkan tingkat ketepatan pada respon yang diuji sebesar 99,38% untuk kadar glukomanan, 99,42% untuk viskositas, 81,68% untuk kadar oksalat dan 98,7% untuk derajat warna putih. Perbedaan nilai prediksi dengan nilai penelitian tidak lebih dari 5% mengindikasikan bahwa model tersebut cukup tepat untuk proses ekstraksi tepung porang dengan metode maserasi.

English Abstract

-

Item Type: Monograph (Project Report)
Identification Number: PEN/584.64/WID/k/2010/021300049
Uncontrolled Keywords: AMORPHOPHALLUS ONCOPHYLLUS CALCIUM OXALATE
Subjects: 500 Natural sciences and mathematics > 584 Liliopsida (Monocotyledons) > 584.6 Cyclanthales, Arales, Pandanales, Typhales > 584.64 Arales
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Hasil Pertanian
Depositing User: Users 20 not found.
Date Deposited: 19 Sep 2018 07:06
Last Modified: 19 Sep 2018 07:06
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/12146
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item