Analisa Keputusan Indonesia untuk Merenegosiasi Perjanjian Ekstradisi dengan Singapura tahun 2007

Fileas, Gabriel (2015) Analisa Keputusan Indonesia untuk Merenegosiasi Perjanjian Ekstradisi dengan Singapura tahun 2007. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Globalisasi memberikan banyak dampak positif terhadap peradaban manusia seperti kemudahan dalam hal transportasi, komunikasi dan teknologi. Hal tersebut berperan dalam mempermudah pekerjaan sehari-hari manusia. Tetapi di saat yang bersamaan kemudahan tersebut juga memberikan tantangan baru seperti lahirnya kejahatan transnasional dan kaburnya buronan ke luar negeri. Salah satu upaya yang paling ampuh di dalam menghadapi tantangan globalisasi tersebut adalah membentuk kerja sama internasional. Bentuk kerja sama internasional yang dapat dibentuk adalah perjanjian ekstradisi. Indonesia merupakan negara yang mengalami tantangan globalisasi tersebut. Banyak kejahatan transnasional korupsi yang melarikan diri ke Singapura. Perjanjian Ekstradisi Indonesia dan Singapura sudah diinisiasi sejak tahun 1972 namun baru terealisasi pada tahun 2007 bersamaan dengan Defense Cooperation Agreement yang harus diratifikasi secara tandem. Namun, ketika memasuki tahap ratifikasi, Komisi I DPR RI justru menolak meratifikasi perjanjian tersebut dan menghasilkan kesepakatan untuk merenegosiasi perjanjian tersebut dengan pihak Singapura. Alasan penolakan yang berujung pada renegosiasi perjanjian tersebut dikupas menggunakan perangkat Two Level Game Theory yang melihat dinamika negosiator Indonesia dan Singapura di dalam proses negosiasi yang memperhitungkan urgensi dan kondisi perpolitikan dalam negeri terhadap perjanjian yang akan dibentuk. Perjanjian pertahanan tersebut ternyata menjadi alasan utama tidak diratifiaksinya perjanjian ekstradisi.

English Abstract

Globalization has many positive effects on human civilization such as ease of access in terms of transportation, communication and technology. It is instrumental in facilitating the daily work of man. But at the same time it also provides new challenges such as the emerging of transnational crime and fugitives fled abroad cases. One of the most effective efforts in facing the challenges of globalization is shaping international cooperation. One of the forms of international cooperation is an extradition treaty. Indonesia is a country that is experiencing the challenges of globalization. Many transnational crimes of corruption who fled to Singapore. Extradition Treaty between Indonesia and Singapore has initiated since 1972 but has only been realized in 2007 in conjunction with the Defense Cooperation Agreement which must be ratified in tandem. However, when entering the stage of ratification, Komisi I DPR RI actually refused to ratify the agreement and asking the government to renegotiate the agreement with the Singapore. The reasons of refusal which led to the renegotiation of the agreement will be pared using the Two Level Game Theory. Using that theory we will observe the dynamics of Indonesia and Singapore negotiators in the negotiation process that takes into account the urgency and political conditions in the country where the agreement will be formed. The defense agreement turned out to be the main reason of extradition ratification rejection.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FIS/2015/147/ 051503063
Commentary on: Eprints 0 not found.
Subjects: 300 Social sciences > 327 International relations
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 30 Apr 2015 12:56
Last Modified: 30 Apr 2015 12:56
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/121300
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item