Peran Pemerintah Daerah Dalam Pelestarian Kesenian Reyog (Studi Pada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, Dan Olahraga Kabupaten Ponorogo)

Pradana, Aditya Hogantara (2014) Peran Pemerintah Daerah Dalam Pelestarian Kesenian Reyog (Studi Pada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, Dan Olahraga Kabupaten Ponorogo). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pelaksanaan pembangunan mencakup keseluruhan aspek kehidupan bangsa seperti: aspek politik, ekonomi, social budaya, pertahanan dan keamanan untuk meningkatkan kemampuan nasional dalam rangka mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang lebih maju. Salah satu dampak pembangunan adalah timbulnya fenomena globalisasi. Fenomena globalisasi adalah dinamika yang paling stategis dan membawa pengaruh dalam tata nilai dari berbagai bangsa termasuk bangsa Indonesia. Fenomena globalisasi ini pula menimbulkan dampak positif dan juga negative dalam kehidupan masyarakat mulai dari tingkatan paling bawah hingga tingkatan paling elit yang sangat rentan akan timbulnya kesenjangan-kesenjangan sosial. Perkembangan ini pun mengakibatkan semakin besarnya tembok pemisah antar anggota masyarakat, dan yang lebih parah lagi adalah kesenjangan nilai, norma, budaya dan etika bermasyarakat. Sejalan dengan perkembangan pembangunan nasional, kesenian Reyog kian lama kian terkikis oleh budaya barat yang masuk melalui proses pembangunan. Salah satu dampak negatif pembangunan adalah adanya globalisasi budaya. Globalisasi budaya ini nantinya akan menimbulkan pergesaran budaya dari kalangan remaja dan pemuda di Ponorogo. Generasi muda sekarang kurang memperhatikan budaya bangsanya, kita dapat melihat beberapa contoh budaya kita yang diklaim oleh Negara lain misalnya saja kesenian Reyog Ponorogo yang di klaim kesenian milik Malaysia ini merupakan efek dari kurangnya niat melestarikan budaya bangsa. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Peneliti mengambil lokasi di Dinas Kebudayan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ponorogo. Teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis data Bogdan dan Taylor. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Permendagri No. 40 dan 42 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelestarian Kesenian sebagai dasar dalam melakukan penelitian. Hasil dari penelitian ini terkait peran Disbudparpora dalam pelestarian Kesenian Reyog berdasarkan pada Permendagri Nomor 40 dan 42 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelestarian Kebudyaan adalah : 1) perlindungan yang dilakukan oleh Disbudparpora yaitu : Mencatat dan Menghimpun, melakukan Pendaftaran atas Hak Kekayaan Intelektual, Legalitas Aspek Budaya, Penegakan Peraturan, Terbitnya SK Penangkaran burung Merak dan SK Penggunaan Pakaian Khas untuk SKPD Kabupaten Ponorogo; 2) pengembangan yang dilakukan yaitu : Diskusi dan Pembinaan; 3) Pemanfaatan yang dilakukan yaitu: Penyebarluasan Informasi dan Pagelaran Budaya. Faktor pendukung dalam pelestarain kesenian Reyog yaitu: 1) adanya program pemerintah; 2) adanya partisipasi paguyuban Reyog yang selalu meningkat; 3) Sarana dan Prasaran yang mendukung. Adapun Faktor penghambat meliputi: 1) Partisipasi generasi muda yang berkurang; 2) SDM pelaku seni yang kurang kreatif dan inovatif dalam pengembangan kesenian Reyog; 3) Arus Globalisasi. Saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan faktor penghambatnya yaitu agar Pemda mengenalkan kesenian Reyog ini kepada masyarakat sejak dari TK sampai dengan Perguruan tinggi dan juga membuat kurikulum tentang Kesenian Reyog dan juga prakteknya.

English Abstract

Implementation of development include all aspects of national life like a: aspects of political, economic, social, cultural, defense and security to the improvement of national capabilities in order to realize the equal and the equivalent life with developed nations. One of the impacts of the development is others phenomenon of globalization. Phenomena globalization is the most strategic dynamics and brought an influence in the values of various nations including Indonesia. Phenomena of globalization also have a positive and negative effects in people's lives start from the lowest level to the elite level that is very susceptible of social gaps. This development also led to an increased barriers between members of the community, and the worse is the gap values, norms, culture and social etiquette. Along with the development of national development, the arts Reyog get bigger eroded by western culture that goes by the development process. One of the negative effects of development is the globalization culture. This cultural globalization will lead to a shift of culture among teenagers and young men in Ponorogo. Now, the younger generation less attention their culture his, for examples of our culture which claimed by other countries. Malaysia claimed art Reyog Ponorogo because effect of less attention to preserve the nation's culture. In this study, researchers used descriptive study with a qualitative approach. Researchers chose the location in the Department of Culture, Tourism, Youth and Sports (Disbudparpora) Ponorogo. Techniques of data collection were conducted using interviews, observation and documentation. Analysis of the data used in this study isthe analysis of Bogdan and Taylor. In this study, researchers used a Permendagri 40 and 42 Year 2009 on Guidelines for Preservation of Art as a basis for research. The results of this study related Disbudparpora role in the preservation of the Arts Reyog based on Permendagri 40 and 42 Year 2009 on Guidelines for Preservation of Culture is: 1) Protection of which is done by Disbudparpora is: Recording and Collecting, Registration on Intellectual Property Rights, Legality of Aspects Culture, rule of Regulations, The issuance SK and SK Breeding bird Peacock Clothing Typical Usage for SKPD Ponorogo; 2) development being are: Discussion and Guidance; 3) Utilization performed are: Dissemination of Information and Culture Exhibition. Contributing factor in the preservation of art Reyog is: 1) Existence of government programs; 2) community participation Reyog is always increasing; 3) facilities and infrastructure that support. The inhibiting factors include: 1) Participation of young people that decreased; 2) human resources art performers who are less creative and innovative in the development of the arts Reyog; 3) Flow of Globalization. Suggestions from researcher in hibiting factor order to the local government introducing this art Reyog to the public since from kindergarten up to college and also create curriculum about Reyog Arts and practically.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FIA/2014/429/051406580
Uncontrolled Keywords: Peran Pemerintah Daerah, Pelestarian Kebudayaan, Kesenian Reyog; Role of Local Government, Preservation of Culture, Reyog Arts
Subjects: 300 Social sciences > 353 Specific fields of public administration > 353.7 Public administration of culture and related activities > 353.77 Arts and humanities
Divisions: Fakultas Ilmu Administrasi > Ilmu Administrasi Publik / Negara
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 01 Oct 2014 14:55
Last Modified: 16 Nov 2021 06:59
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/116536
[thumbnail of SKRIPSI_LENGKAP_ADIT.pdf]
Preview
Text
SKRIPSI_LENGKAP_ADIT.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item