Khusna, MarianaLailatul (2011) Penerapan Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba (Studi pada PG. Kebon Agung Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Analisis Break Even Point merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui titik di mana perusahaan tidak menderita rugi dan juga tidak mendapatkan laba. Penjualan yang diterima sama dengan biaya yang dikeluarkan. Dengan menggunakan analisis Break Even point (titik impas), dapat diketahui tingkat laba dari berbagai tingkat penjualan. Dengan menggunakan analisis Break Even Point dapat direncanakan laba periode berikutnya. Penelitian dilakukan pada PG. Kebon Agung yang memproduksi gula dan tetes. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui penerapan Break Even Point guna mengetahui titik impas perusahaan, volume penjualan, harga jual dan memberikan satu alternatif perencanaan laba periode mendatang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian diskriptif dengan pendekatan studi kasus. Berdasarkan data yang diperoleh, laba perusahaan meningkat setiap tahunnya, akan tetapi presentase laba menurun terhadap penjualannya. Penerapan analisis Break Even Point dapat mengantisipasi keadaan tersebut, karena dapat diketahui berapa penjualan yang terjadi ketika perusahaan menargetkan laba tertentu. Dari hasil perhitungan tahun 2010, setelah biaya semivariabel dipisahkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel, maka dihitung titik impas perusahaan. BEP Mix terjadi pada penjualan Rp 319.652.747.740,00 , dengan rincian penjualan gula sebesar Rp 274.807.717.029 ,00 dan penjualan tetes Rp 44.845.030.711,00. Jumlah kuantitas yang terjual pada saat BEP adalah 308.584 kuintal untuk gula dan 179.650 kuintal untuk tetes. Batas penurunan penjualan yang diperbolehkan sebesar 64,01754 % . Tahun 2010 dijadikan tahun dasar untuk perencanaan tahun 2011. Peningkatan volume penjualan menyebabkan biaya variabel total ikut naik sebanding dengan kenaikan volume penjualan. Volume penjualan pada tahun 2011 direncanakan sebesar Rp. 957.270.592.677,00. Perusahaan tidak mengalami rugi dan tidak mengalami laba saat penjualan sebesar Rp 319.652.747.740,00 , dengan BEP (Rp) gula sebesar Rp 276.046.231.628,00 dan BEP (Rp) tetes sebesar Rp 43.606.516.112,00. Volume penjualan Gula pada saat BEP adalah 309.975 kw dan tetes sebesar 174.688 kw. Batas penurunan yang diperbolehkan ( Margin of Safety ) tahun 2011 sebesar 66,608 %. Jika perusahaan menginginkan laba yang lebih besar, sebaiknya dipilih alternatif harga jual naik dan volume penjualan tetap. Analisis Break Even Point hendaknya diterapkan untuk merencanakan laba perusahaan, karena akan memberikan informasi-informasi kepada perusahaan yang berkaitan dengan pencapaian laba tersebut.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FIA/2011/172/ 051102171 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 658 General management |
Divisions: | Fakultas Ilmu Administrasi > Ilmu Administrasi Bisnis / Niaga |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 18 May 2011 12:18 |
Last Modified: | 18 May 2011 12:18 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/114785 |
Actions (login required)
View Item |