Penggunaan Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan(Studi Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar di BEI.

RifkiFadianDwiAndri (2010) Penggunaan Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan(Studi Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar di BEI. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pengelolaan organisasi yang maksimal dengan pemanfaatan sumber daya merupakan suatu cara agar perusahaan dapat mencapai tujuan dan tetap bertahan (survive) dalam lingkungan bisnisnya. Untuk melihat tercapainya tujuan suatu usaha, maka pihak perusahaan harus melakukan pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja bisa meliputi kinerja bagian produksi, kinerja sumber daya manusia dan kinerja keuangan. Penilaian kinerja keuangan perusahaan dilakukan melalui analisa laporan keuangan, karena pada dasarnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk itu diperlukan pengukuran kinerja keuangan perusahaan agar dapat mengetahui apakah perusahaan dapat bertahan di lingkungan bisnisnya. Setiap perusahaan atau organisasi yang didirikan selalu mempunyai tujuan walaupun penekanannya berbeda-beda untuk setiap perusahaan. Adapun tujuan utama perusahaan adalah untuk memperoleh laba seoptimal mungkin serta mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Sesuai dengan data yang tersedia di Bursa Efek Indonesia (BEI) terdapat beberapa perusahaan Jasa Telekomunikasi, empat diantaranya adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT. Indosat Tbk, PT Mobile-8 Tbk, dan PT Excelcomindo Pratama Tbk. Perusahaan Jasa Telekomunikasi merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi yang telah beroperasi dalam kurun waktu yang relatif lama di Indonesia. Keenam perusahaan tersebut telah go public maka perusahaan memiliki tanggung jawab yang cukup besar terhadap investor yang telah menanamkan modalnya pada perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan di tuntut untuk mempertahankan kinerja keuangan yang baik serta tuntut untuk mempertahankan kinerja keuangan yang baik serta memenuhi syarat yang ditetapkan BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal).Untuk mengetahui tujuan tersebut tercapai atau tidak maka perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja keuangannya melalui analisis laporan keuangan. Dari hasil analisis dapat diketahui kinerja keuangan perusahaan PT Excelcomindo Pratama Tbk dilihat dari rasio likuiditasnya menunjukan kondisi yang kurang baik dengan ditunjukan quick ratio pada tahun 2006 sebensar 0,4 dan pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 0,2 dan pada tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi 0,5. Pada rasio solvabilitas menjukan kondisi yang cukup baik dengan ditunjukan debt ratio yaitu pada tahun 2006 sebesar 66,12 % dan pada tahun 2007 menujukan kenaikan menjadi 76,35% sedangkan pada tahun 2008 juga mengalami kenaikan menjadi 81,03%. Pada rasio profitabilitas kondisi perusahaan yang kurang baik ditunjukan dengan GPM yang setiap tahun selalu mengalami penurunan pada tahun 2006 sebesar 21,95% dan pada tahun 2007 sebesar 18,02% dan pada tahun 2008 menjadi 17,95%. Pada rasio aktivitas juga menunjukan bahwa kondisi perusahaan yang kurang baik dimana dengan ditunjukan dengan inventory turn over yang mengalami kenaikan dan juga penurunan pada tahun 2006 sebesar 119 kali dan pada tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 136 kali dan pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 104 kali. Dari hasil analisis dapat diketahui kinerja keuangan perusahaan PT Indosat Tbk dilihat dari rasio likuiditasnya menunjukan kondisi yang kurang baik dengan ditunjukan quick ratio pada tahun 2006 sebensar 0,7 dan pada tahun 2007 mengalami kenaikan menjadi 0,9 dan pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 0,8. Pada rasio solvabilitas menjukan kondisi yang cukup baik dengan ditunjukan debt ratio yaitu pada tahun 2006 sebesar 55% dan pada tahun 2007 menujukan kenaikan menjadi 62,82% sedangkan pada tahun 2008 juga mengalami kenaikan menjadi 65,76%. Pada rasio profitabilitas kondisi perusahaan yang kurang baik ditunjukan dengan GPM yang setiap tahun selalu mengalami penurunan pada tahun 2006 sebesar 27,78% dan pada tahun 2007 sebesar 27,41% dan pada tahun 2008 menjadi 25,37%. Pada rasio aktivitas juga menunjukan bahwa kondisi perusahaan yang kurang baik dimana dengan ditunjukan dengan inventory turn over yang mengalami kenaikan dan juga penurunan pada tahun 2006 sebesar 77 kali dan pada tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 121 kali dan pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 92 kali. Dari hasil analisis dapat diketahui kinerja keuangan perusahaan PT Mobile-8 Tbk dilihat dari rasio likuiditasnya menunjukan kondisi yang kurang baik dengan ditunjukan quick ratio pada tahun 2006 sebensar 1,97 dan pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 1,15 dan pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 0,6. Pada rasio solvabilitas menjukan kondisi yang tidak cukup baik dengan ditunjukan debt ratio yaitu pada tahun 2006 sebesar 47,69 % dan pada tahun 2007 menujukan kenaikan menjadi 60,41% sedangkan pada tahun 2008 juga mengalami kenaikan menjadi 84,84%. Pada rasio profitabilitas kondisi perusahaan yang kurang baik ditunjukan dengan GPM yang setiap tahun selalu mengalami kenaikan dan juga penurunan pada tahun 2006 sebesar 4,94% dan pada tahun 2007 sebesar 19,23% dan pada tahun 2008 menjadi -55,07%. Pada rasio aktivitas juga menunjukan bahwa kondisi perusahaan yang kurang baik dimana dengan ditunjukan dengan inventory turn over yang mengalami penurunan pada tahun 2006 sebesar 55,99 kali dan pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi sebesar 9,53 kali dan pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 5,73 kali. Dari hasil analisis dapat diketahui kinerja keuangan perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dilihat dari rasio likuiditasnya menunjukan kondisi yang kurang baik dengan ditunjukan quick ratio pada tahun 2006 sebensar 0,6 dan pada tahun 2007 mengalami kenaikan menjadi 0,7 dan pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 0,5. Pada rasio solvabilitas menjukan kondisi yang tidak cukup baik dengan ditunjukan debt ratio yaitu pada tahun 2006 sebesar 62,64 % dan pada tahun 2007 menujukan penurunan menjadi 58,87% sedangkan pada tahun 2008 juga mengalami kenaikan menjadi 62,40%. Pada rasio profitabilitas kondisi perusahaan yang kurang baik ditunjukan dengan GPM yang setiap tahun selalu mengalami kenaikan dan juga penurunan pada tahun 2006 sebesar 42,10% dan pada tahun 2007 sebesar 44,54% dan pada tahun 2008 menjadi 36,76%. Pada rasio aktivitas juga menunjukan bahwa kondisi perusahaan yang kurang baik dimana dengan ditunjukan dengan inventory turn over yang mengalami penurunan pada tahun 2006 sebesar 424,67 kali dan pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi sebesar 279,86 kali dan pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 167,80 kali. Dari perhitungan yang dilakukan oleh peneliti maka kondisi perusahaan yang paling baik adalah perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia yang ditunjukan oleh perhitunganoleh peneliti. Pada perusahaan yang lain kurang bagus karena perhitungan kondis

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FIA/2010/374/051002971
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 658 General management
Divisions: Fakultas Ilmu Administrasi > Ilmu Administrasi Bisnis / Niaga
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 03 Nov 2010 10:45
Last Modified: 21 Oct 2021 08:18
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/114517
[thumbnail of 051002971.pdf]
Preview
Text
051002971.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item