Shandy, Ronal Dwi (2018) Analisis Neraca Lahan Terhadap Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Di Kabupaten Tuban. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Alih fungsi lahan banyak terjadi pada lahan pertanian yang produktivitasnya tinggi menjadi lahan non pertanian. Kabupaten Tuban diperkirakan mengalami dampak dari daya dukung lingkungan yang terlampaui. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Tuban tahun 2012, luas panen padi tahun 2012 seluas 86.005 Ha dan mengalami penurunan menjadi 81.538 Ha pada tahun 2013(Tuban dalam angka,2013). Fenomena tentang penurunan luas panen dan penurunan produksi beras mendasari wilayah Kabupaten Tuban menjadi tempat penelitian. Daya dukung lingkungan dengan pendekatan daya dukung lahan berdasarkan perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan lahan bagi penduduk yang hidup di suatu wilayah. Ketersediaan lahan ditentukan berdasarkan data total produksi aktual setempat dari setiap komoditas di suatu wilayah dengan menjumlahkan produk dari semua komoditas yaitu pertanian, perkebunan, dan peternakan yang ada di wilayah tersebut dan Kebutuhan lahan adalah luas lahan yang dibutuhkan untuk kebutuhan hidup layak per penduduk diasumsikan setara dengan luas lahan untuk menghasilkan 1 ton setara beras/kapita/tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dan analisa spasial. Analisa kuantitatif untuk mengetahui nilai ketersediaan dan kebutuhan lahan di Kabupaten Tuban, sedangkan analisa spasial bertujuan untuk memvisualisasikan hasil perhitungan dalam bentuk peta serta menjelaskan lokasi yang memiliki status defisit sehingga dapat menjadi prioritas untuk diperhatikan. Penentuan status daya dukung lahan melalui skenario Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dilakukan proyeksi terhadap data untuk mengetahui status daya dukung lahan 20 tahun ke depan. Adapun parameter yang akan di proyeksi meliputi jumlah penduduk, produksi beras, dan produksi komoditas, selanjutnya pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan aplikasi ArcView 3.3 dan Microsoft Excel. Dari hasil yang didapat menunjukkan bahwa dari 20 Kecamatan pada tahun 2037 terdapat 3 wilayah administrasi yang menghasilkan surplus dan 17 wilayah administrasi Kecamatan dalam keadaan Defisit, dapat diketahui bahwa lebih banyak dalam keadaan Defisit, hal ini dikarenakan lajunya pertumbuhan penduduk yang semakin pesat dan lahan kosong dibuat untuk membangun rumah atau pabrik pabrik. Hal ini perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan daya dukung lahan pertanian dengan cara seperti penanaman lahan kosong, menambah jumlah luas panen tanaman pangan, agar laju pertumbuhan dan komoditas dapat berjalan dengan seimbang.
English Abstract
The transfer of land function occurs in many agricultural lands with high productivity to non-agricultural land. Tuban District is estimated to experience the impact of environmental carrying capacity that is exceeded. Based on data from Tuban Regional Office of Agricultural in 2012, The area of rice harvest in 2012 amounted to 86,005 Ha and decreased to 81,538 Ha in 2013 (Tuban in Numbers, 2013). The Phenomenon about the decreasing of harvested area and the decreasing of rice production underlying the area of Tuban District become the research place. Environment carrying capacity with land carrying capacity based on the comparison between the availability and the need for land for the people living in a region. The availability of land is determined based on the actual total local production data of each commodity in a region by summing the products of all commodities i.e. agriculture, plantations, and livestock in the area and Land requirements is the area required for decent living needs per population is assumed to be equivalent to land area to produce 1 ton equivalent of rice / capita / year. The Methods used in this research are quantitative analysis and spatial analysis. Quantitative analysis is to find out the value of land availability and demand in Tuban District, whereas spatial analysis aims to visualize the calculation results in the form of maps and explains locations that have deficit status so that it can be a priority to be considered. Determination of land carrying capacity status through scenario of Spatial and Regional Planning is projected to data to know the status of land carrying capacity 20 years ahead. The parameters to be projected include population, rice production, and commodity production, then data processing will be done by using ArcView 3.3 and Microsoft Excel. The results show that from 20 sub-districts in 2037, there are 3 administrative areas that produce surplus and 17 administrative areas in deficit, it can be seen that more in the state of deficit, this is due to the rapid growth of population growth and vacant land is made to build houses or factories. This needs effort to increase the carrying capacity of agricultural land in such ways as planting empty land, increasing the amount of food crops harvested, so that the growth rate and commodities can run in balance.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FTP/2018/20/051801603 |
Uncontrolled Keywords: | Alih fungsi lahan, Daya Dukung Lingkungan Neraca lahan, Proyeksi |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 06 Jun 2018 02:25 |
Last Modified: | 16 Dec 2020 17:41 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/11443 |
Actions (login required)
View Item |