Aminatin, NitaMas (2009) Penggunaan Analisis Break Even Point Sebagai Salah Satu Alat Perencanaan Penjualan Pada Tingkat Laba Yang Diharapkan (Studi Kasus Pada Perusahaan Keripik Tempe Abadi Malang),. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Perusahaan Keripik Tempe ABADI Malang yang berkedudukan di Jalan Ciliwung No. 23 D Malang merupakan perusahaan multiproduk dan memproduksi keripik dimana produk utamanya berupa keripik tempe dan keripik buah. Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan adalah belum mengetahui seberapa besar tingkat penjualan yang harus dicapai perusahaan pada tingkat laba yang diharapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan Analisis Break Even Point sebagai alat perencanaan penjualan pada tingkat laba yang diharapkan serta mengetahui tingkat penjualan minimal yang harus dicapai oleh perusahaan untuk mencapai laba yang diharapkan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Sedangkan yang menjadi fokus penelitian adalah biaya-biaya yang ada dalam perusahaan, meliputi biaya tetap, biaya variabel dan biaya semivariabel, volume penjualan, harga jual, serta besarnya tingkat laba yang direncanakan perusahaan. Setelah menyajikan data yang diperoleh dari Perusahaan Keripik Tempe ABADI Malang, maka selanjutnya akan dilakukan pemisahan biaya semivariabel menjadi biaya tetap dan biaya variabel dengan Metode Least Square . Berdasarkan hasil pemisahan biaya tersebut, maka dapat dihitung tingkat break even point pada tahun 2008 sebesar Rp. 404.012.775,61 dengan rincian untuk Keripik Tempe (original) sebesar Rp. 114.621.171,05 atau 12.736 unit dan Keripik Tempe (rasa) sebesar Rp. 110.478.237,16 atau 12.275 unit, sedangkan Keripik Buah (nangka) sebesar Rp. 91.144.545,66 atau 4.143 unit dan Keripik Buah (apel) sebesar Rp. 87.768.821,74 atau 3.989 unit. Sedangkan tingkat break even point pada tahun 2009 sebesar Rp. 397.546.368,73 atau 32.401 unit. Profit margin yang diharapkan perusahaan pada tahun 2009 sebesar 25,17 % dari penjualan tahun 2008 atau Rp.190.865.117, dan penjualan yang harus dilakukan perusahaan untuk mencapai laba yang diharapkan adalah sebesar Rp. 780.986.934,01 dengan rincian untuk Keripik Tempe (original) sebesar Rp. 219.140.313,14 atau 24.349 unit dan Keripik Tempe (rasa) sebesar Rp. 209.649.984,62 atau 23.294 unit, sedangkan Keripik Buah (nangka) sebesar Rp. 177.152.799,07 atau 8.052 unit dan Keripik Buah (apel) sebesar Rp. 175.043.837,18 atau 7.957 unit dengan ketentuan Margin of Safety tidak boleh turun dari 49,17 % agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Berdasarkan analisis dan interpretasi yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan belum menerapkan analisis break even point sebagai alat perencanaan penjualan pada tingkat laba yang diharapkan dan untuk menentukan tingkat penjualan minimal yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai laba yang diharapkan. Oleh karena itu diperlukan penerapan Analisis Break Even Point sebagai salah satu alat perencanaan penjualan pada tingkat laba yang diharapkan dan untuk menentukan penjualan yang harus dicapai perusahaan pada tingkat laba yang diharapkan.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FIA/2009/496/050902145 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 658 General management |
Divisions: | Fakultas Ilmu Administrasi > Ilmu Administrasi Bisnis / Niaga |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 07 Aug 2009 10:15 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 06:27 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/114359 |
Preview |
Text
050902145.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |