TriAfriyani (2007) Implementasi kebijakan askeskin sebagai upaya pelayanan kesehatan bagi masyarakat tidak mampu : Studi di Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sidoarjo. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 mengakibatkan perekonomian bangsa Indonesia terpuruk. Sebagai akibat dari krisis ekonomi, jumlah penduduk miskin meningkat. Kondisi tersebut di atas diperparah dengan naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dua kali dalam setahun pada tahun 2005, yaitu pada bulan Maret dan Oktober dengan kenaikan hingga 147%. Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS BBM) 2005 oleh Pemerintah salah satunya dialokasikan pada Bidang Kesehatan berupa Jaminan Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (JPKMM) atau Asuransi Kesehatan Untuk Masyarakat Miskin/Askeskin yang mana mekanisme penyaluran asuransi kesehatan ini dari kas Negara (APBN) langsung ke PT Askes atau ke Puskesmas. Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan implementasi kebijakan Askeskin bagi masyarakat tidak mampu di RSUD Kabupaten Sidoarjo, hambatan yang dihadapi serta upaya yang dilakukan untuk menanggulangi hambatan yang dihadapi. Konsep teori yang dipakai dalam penelitian ini antara lain, teori kemiskinan, konsep Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin), teori Implementasi Kebijakan, serta teori Manajemen Pelayanan Publik. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang terfokus pada Implementasi Implementasi Kebijakan Askeskin Sebagai Upaya Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Tidak Mampu di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sidoarjo, yang dilihat berdasarkan berdasarkan Mudah tidaknya masalah kesehatan masyarakat tidak mampu di Kabupaten Sidoarjo dikendalikan, Struktur proses implementasi kebijakan Askeskin, Pengaruh langsung faktor politik terhadap keseimbangan dukungan bagi tujuan program Askeskin, serta Hambatan yang dihadapi RSUD Kabupaten Sidoarjo dalam implementasi kebijakan Askeskin beserta upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang dihadapi, yang terbagi menjadi hambatan internal dan hambatan eksternal. Lokasi dari penelitian ini adalah di Kabupaten Sidoarjo, dengan situs penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo, PT Askes (Persero) Cabang Sidoarjo, Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, serta Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo.Sumber data berupa data primer dan data skunder dimana data tersebut diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Instrumen penelitian ini antara lain peneliti sebagai instrumen kunci, interview guide, dan field note . Setelah data diperoleh, proses analisis data melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa Secara umum kesehatan masyarakat miskin di Kabupaten Sidoarjo yang dapat dilihat dari sebagian besar (10 besar) penyakit yang diderita oleh masyarakat miskin di Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2006 ini melalui kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat miskin, baik pada kasus rawat jalan maupun rawat inap di RSUD Kabupaten Sidoarjo. Proses implementasi kebijakan Askeskin di RSUD Kabupaten Sidoarjo pada awalnya pelaksanaan dimulai dengan penentuan sasaran (masyarakat miskin) dari program ini yang mana ditentukan oleh aparat desa, bidan, dan tokoh masyarakat (seperti PKK) yang mana secara bertahap akan disesuaikan oleh tim desa dengan data hasil sensus penduduk yang di lakukan oleh BPS Kabupaten Sidoarjo, yang selanjutnya dilanjutkan tahap sosialisasi program. Tingkat pendidikan masyarakat miskin di Kabupaten Sidoarjo yang sebagian besar relatif masih rendah membuat sosialisasi program ini tidak bisa terserap/sampai kepada mereka. Pada tahap pelayanan kesehatan di RSUD Kabupaten Sidoarjo, baik pelayanan administrasi, pelayanan kesehatan (pada IGD, rawat inap maupaun rawat jalan), pelayanan obat serta pelayanan transportasi yang dilakukan, menunjukkan kinerja pelayanan publik yang bagus, karena pihak Rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin sangat cepat, mudah (tidak berbelit-belit), tidak melakukan penarikan biaya serta tidak membeda-bedakan antara pasien umum dan pasien yang berasal dari masyarakat miskin, selama mereka melakukan prosedur yang telah ditentukan. Dalam implementasi program Askeskin, RSUD Kabupaten Sidoarjo menghadapi berbagai hambatan. Hambatan paling utama yang terjadi adalah kurangnya Sumber daya Manusia (tim medis), terbatasnya sarana prasarana dan fasilitas kesehatan, serta tarif yang ada di RSUD Kabupaten Sidoarjo yang lebih tinggi daripada tarif yang disepakati antara pihak Rumah Sakit dengan PT Askes (Persero). Hambatan lainnya terkait koordinasi antar lembaga pelaksana yang kurang dalam mensosialisakan program ini, serta perilaku aparat desa yang sangat mudah membuatkan SKTM kepada masyarakat, serta perilaku masyarakat di Kabupaten Sidoarjo yang memanfaatkan adanya program ini dengan membuat SKTM agar mendapatkan pelayanan kesehatan yang gratis di RSUD Kabupaten Sidoarjo, padahal mereka berasal dari keluarga yang mampu. Berbagai upaya dalam mengatasi hambatan tersebut terus dilakukan dengan berbagai cara, yaitu pihak RSUD Kabupaten Sidoarjo melakukan usulan penambahan SDM serta penambahan sarana prasarana kepada pemerintah. Selain itu untuk menutupi tarif yang ada di RSUD Kabupaten Sidoarjo yang lebih tinggi daripada tarif yang disepakati antara pihak Rumah Sakit dengan PT Askes (Persero), pihak Rumah sakit menutupinya dengan dana block grand yang disediakan oleh pemerintah daerah. Terkait perilaku masyarakat yang melakukan perawatan/berobat di RSUD Kabupaten Sidoarjo yang mana banyak sekali menunjukkan indikasi memanfaatkan prosedur program ini, pihak RSUD Kabupaten Sidoarjo melakukan koordinasi dengan PT Askes (Persero) melalui kegiatan verifikasi data yang akurat terkait data yang ditunjukkan oleh masyarakat miskin, agar tidak disalah gunakan oleh pasien yang tidak berhak mendapatkan program ini. Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat direkomendasikan antara lain adalah, Pemerintah hendaknya menyusun konsep/peraturan secara matang dan mendetail terhadap masyarakat miskin yang menggunakan SKTM, penetapan kriteria miskin yang sama kepada seluruh aparat desa/lurah, penambahan sarana-prasarana pendukung pelayanan kesehatan, penambahan/rekruitmen SDM (tim medis), serta penyesuaian tarif yang ada di RSUD Kabupaten Sidoarjo. Selain itu RSUD bekerja sama dengan PT Askes (Persero) serta aparat desa/Lurah hendaknya meningkatkan sosialisasi program kepada masyarakat, agar masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari program ini. Partisipasi aktif dan kesadaran masyarakat secara umum diperlukan untuk menghindari terjadinya penyelewengan implementasi kebijakan Askeskin di RSUD Kabupaten Sidoarjo.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FIA/2007/050701241 |
Subjects: | 300 Social sciences > 351 Public administration |
Divisions: | Fakultas Ilmu Administrasi > Ilmu Administrasi Publik / Negara |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 29 May 2007 00:00 |
Last Modified: | 22 Oct 2021 13:43 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/113191 |
Preview |
Text
050701241.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |