Luthfitasari, ClaraCahyaNadia (2017) Studi Normatif Pasal 29 Ayat 2 Kompilasi Hukum Islam Terkait Pemberian Kuasa Tertulis Kepada Pria Lain Dalam Mengucapkan Ijab Kabul. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Ijab Kabul merupakan salah satu hal terpenting dalam perkawinan, pada skripsi ini peneliti mengangkat permasalahan mengenai ketentuan Pasal 29 ayat 2 Kompilasi Hukum Islam bahwa dalam hal – hal tertentu ucapan kabul nikah dapat diwakilkan kepada pria lain dengan ketentuan calon mempelai pria memberi kuasa yang tegas secara tertulis. Tidak jelasnya peraturan dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 29 ayat 2 mengenai hal – hal tertentu yang dimaksud ini menjadi berdampak pada aturan – aturan yang ada, diantaranya Pasal 1 Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan yang mana dapat dikatakan mengurangi esensi dari arti perkawinan itu sendiri, sehingga dengan adanya hal demikian maka salah satu tujuan hukum yaitu kepastian hukum menjadi tidak tercapai. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti mengangkat Rumusan Masalah, yaitu: (1)Apa batasan seseorang boleh memberi kuasa tertulis kepada pria lain dalam mengucapkan Ijab Kabul? (2) Bagaimana kepastian hukum perkawinan secara Islam yang mana pengucapan Ijab Kabul menggunakan perantara pria lain? Jenis penelitian yang dipergunakan oleh penulis adalah yuridis normatif, metode pendekatan yang di gunakan adalah Pendekatan perundang-undangan dan Pendekatan Konseptual. Jenis dan sumber bahan Hukum dalam penelitian yang digunakan terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Teknik penelusuran yang dilakukan penulis melalui studi kepustakaan, dan studi dokumen. Teknik Analisis bahan hukum pada penelitian ini menggunakan Interpretasi Gramatikal, Interpretasi Teleologis, Interpretasi Sistematis. Dari hasil penelitian diatas disimpulkan bahwa, Pemberian kuasa dalam Ijab Kabul kepada pria lain ini dapat dilaksanakan apabila calon mempelai pria tidak dapat hadir karena berada dalam luar negeri dan tidak dapat untuk menghadiri pernikahannya. Maka dengan adanya pemberian kuasa tersebut munculah syarat – syarat bagi pemberi dan penerima kuasa yaitu bahwa pemberi kuasa harus berakal sehat, baliq, dan merdeka. Sedangkan penerima kuasa juga harus dalam keadaan tidak mabuk, sedang tidak dalam ibadah haji, dan selain itu juga dianggap fasih dalam mengawinkan anak perempuannya. Kekaburan dalam pasal 29 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam ini juga berdapak pada ketentuan lain yaitu telah menciderai ketentuan Pasal 1 Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan yang mana telah mengurangi esensi dari arti perkawinan.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FH/2017/24/051702760 |
Subjects: | 300 Social sciences > 340 Law |
Divisions: | Fakultas Hukum > Ilmu Hukum |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 13 Mar 2017 10:48 |
Last Modified: | 22 Oct 2021 09:36 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/112926 |
Preview |
Text
CLARA_DAFTAR_ISI_FIX.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
SKRIPSI_CLARA_FIX.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |