Prianto, JovitaSonia (2016) Penyimpangan Asas Indissolubility Dalam Putusan Perceraian Perkawinan Katolik (Kajian Normatif Putusan Pengadilan Nomor 03/Pdt.G/2014/Pn.Pwi Dan Kitab Hukum Kanonik). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pada skripsi ini, penulis mengangkat permasalahan perceraian perkawinan Katolik berdasarkan Hukum Agama Katolik. Pilihan tema ini dilatar belakangi oleh adanya putusan pengadilan yang memutus ikatan perkawinan Katolik dengan perceraian padahal setiap perkawinan Katolik memiliki asas Indissolubility yang tidak memungkinkan adanya perceraian. Berdasarkan hal tersebut diatas, karya tulis ini mengangkat rumusan masalah: (1) Apa makna asas indissolubility perkawinan Katolik dalam putusan pengadilan nomor 03/Pdt.G/2014/PN.Pwi? (2) Bagaimana bentuk penyimpangan asas Indissolubility dalam putusan Pengadilan Negeri nomor 03/Pdt.G/2014/PN.Pwi mengenai perceraian perkawinan berdasarkan Hukum Katolik? (3) Bagaimana kesesuaian pertimbangan hakim dalam putusan pengadilan nomor 03/Pdt.G/2014/PN.Pwi dengan ketentuan perceraian dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Kitab Hukum Kanonik? (4) Bagaimana status perkawinan berdasarkan Hukum Katolik yang telah diputus cerai oleh Pengadilan Negeri? Penulisan karya tulis ini menggunakan metode yuridis normatif dengan metode pendekatan perundang-undangan dan pendekatan kasus. Bahan hukum primer, sekunder, dan tersier yang diperoleh penulis akan dianalisis dengan menggunakan teknik interpretasi gramatikal dan interpretasi sistematis yaitu sumber hukum mengenai perceraian yang telah dikumpulkan akan ditafsirkan arti kata maupun istilah yang terdapat didalamnya sehingga ditemukan makna dari masing-masing sumber tersebut. Selanjutnya, setiap sumber yang diperoleh juga akan dihubungkan satu dengan lainnya dan nantinya digunakan untuk menjawab permasalahan yang diteliti. Dari hasil penelitian dengan metode di atas, penulis memperoleh jawaban atas permasalahan yang ada bahwa pengadilan tidak memaknai ketentuan hukum agama Katolik khususnya asas Indissolubility. Hal ini terlihat dari pertimbangan hakim dalam putusan nomor 03/Pdt.G/2014/PN.Pwi yang sama sekali tidak mempertimbangkan ketentuan hukum agama dalam memutus perkara tersebut. Bentuk penyimpangan asas Indissolubility dalam putusan nomor 03/Pdt.G/2014/PN.Pwi adalahdengan memutus cerai ikatan perkawinan ratum et consummatum yang memiliki asas Indissolubility absoluta (tidak dapat diputuskan atas kuasa manusia manapun kecuali oleh kematian) baik secara intrinsik (atas kehendak dan keinginan pasangan sendiri) maupun secara ekstrinsik (oleh kuasa Gereja yang berwenang). Pertimbangan hakim dalam putusan pengadilan nomor 03/Pdt.G/2014/PN.Pwi telah sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan namun tidak sesuai dengan ketentuan Kitab Hukum Kanonik. Gereja Katolik tidak mengakui efektifitas putusan cerai dari pengadilan sipil, artinya sekalipun secara de facto pasangan Katolik tersebut sudah cerai melalui putusan pengadilan sipil, mereka masih terikat oleh ikatan perkawinan gerejawi.
English Abstract
In this paper, the authors raised the issue of Catholic Marriage’s divorce based on Catholic Laws. The authors choose this theme because there’s Divorce Court Judgment of Catholic Marriage although each Catholic Marriage has Indissolubility Principle which make Catholic Marriage are non-divorceable. Based on explanation above, the problems that raised in this paper are: (1) How’s the meaning of Catholic Marriages Indissolubility Principle in Court Judgment number 03/Pdt.G/2014/PN.Pwi? (2) How’s the deviation of Indissolubility Principle in Divorce Court Judgment number 03/Pdt.G/2014/PN.Pwi of Catholic Marriage based on Catholic Law? (3) How’s the compatibility of judges consideration on Divorce Court Judgment number 03/Pdt.G/2014/PN.Pwi with divorce rules on Constitutions Law number 1 of 1974 and Code of Canon Law (4) How’s the marriage status of Catholic Marriage which has been divorced by District Court? This paper used juridical normative research with statute approach and case approach method. Primary, secondary, and tertiary law material will be analyze using gramatical interpretation and systematic interpretation method analysis. All divorce law materials will be analyzed to find the meanings and all the terms. All law materials will be connected one to another and then will be used to answer the problems. The result of this paper shows that the court doesn’t meant Catholic Law espessialy Indissolubilityprinciple. In Divorce Court Judgment number 03/Pdt.G/2014/PN.Pwi, there’s deviation of IndissolubilityPrinciple of Catholic Marriage because court judgment number 03/Pdt.G/2014/Pn.Pwi dissolve Catholic Marriage by divorce. Marriage of Wahyono and Monica which divorced by Court Judgment number 03/Pdt.G/2014/Pn.Pwi is a ratum et consummatum marriage. Ratum et conssumatum marriage has Indissolubility Absolute Principle which means that the marriage is not divorceable with all human power. This kind of marriage only can be divorced by death. Court Judgment number 03/Pdt.G/2014/PN.Pwi compatible with Constitutions Law number 1 of 1974 but doesn’t compatible with Code of Canon Law. Civil Court Judgment has no power in Catholic Church, it means that although the marriage of Wahyono and Monica has been divorced by the Court, they’re still connected by the church marriage.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FH/2016/67/ 051604287 |
Subjects: | 300 Social sciences > 340 Law |
Divisions: | Fakultas Hukum > Ilmu Hukum |
Depositing User: | Kustati |
Date Deposited: | 04 May 2016 14:23 |
Last Modified: | 14 Jul 2020 04:56 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/112858 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |