Penggunaan Metode Hipnosis Forensik Dalam Proses Penyidikan

Hariyanti, Puput Vebi (2016) Penggunaan Metode Hipnosis Forensik Dalam Proses Penyidikan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Salah satu teknik interogasi yang mulai dikembangkan oleh Kepolisian Republik Indonesia adalah Hipnosis Forensik. Hipnosis forensik adalah salah satu cabang ilmu hipnosis yang fokus pada penggalian data atau memori (memori retrieval) di pikiran bawah sadar subjek. Metode ini digunakan dalam proses penyidikan untuk membantu saksi mengingat kembali kejadian dan memberikan gambaran mengenai pelaku atau orang yang dicurigai sebagai pelaku. Penggunaan metode hipnosis forensik ini memang telah dilegalkan di beberapa negara. Namun, di Indonesia sendiri metode ini merupakan hal yang baru, belum ada pengaturan dan konsep yang jelas terkait penggunaan metode ini. Maka dari itu penulis tergerak melakukan penelitian untuk mengetahui, mengidentifikasi dan merumuskan konsep penggunaan metode hipnosis forensik dalam proses penyidikan serta kekuatan pembuktian keterangan saksi yang diperoleh dengan metode hipnosis forensik. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum yuridis normatif yang menggunakan bahan hukum primer berupa Undang-Undang No 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Bahan hukum sekunder dari buku, jurnal, artikel internet dan wawancara dengan Bripka Galih Moh. Hamdan, serta bahan hukum tersier dari kamus besar bahasa Indonesia. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan, pendekatan konsep, dan pendekatan kasus. Teknik analisa bahan hukum yang digunakan adalah analisis deskriptif. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa konsep penggunaan metode hipnosis forensik dalam proses penyidikan adalah dilakukan oleh hipnoterapis yang memiliki sertifikat resmi. Terhadap saksi, bukan tersangka. Melalui tahapan dari pra induksi, induksi, tes kedalaman hipnosis, sugesti, terminasi dan pasca hipnosis. Menggunakan langkah-langkah yang benar. Diterapkan hanya pada kasus tertentu yang membutuhkan, bukan untuk menggantikan prosedur penyidikan pada umumnya. Keterangan saksi yang diperoleh dengan metode hipnosis forensik tidak dapat dijadikan alat bukti dan tidak memiliki kekuatan pembuktian karena keterangan saksi yang disampaikan tersebut, tidak dimasukkan kedalam BAP mengingat keterangan yang dimasukkan BAP harus dalam kesadaran penuh, bukan alam bawah sadar. Dari penelitian ini diharapkan pemerintah selaku legislator membuat peraturan perundang-undangan yang mengatur penggunaan metode hipnosis forensik ini agar memiliki dasar hukum dan dapat diterapkan di seluruh Kepolisian Republik Indonesia.

English Abstract

One interrogation technique that was developed by Indonesian National Police is Forensic Hypnosis. Forensic Hypnosis is one branch of hypnosis science that focuses on extracting data or memory (memory retrieval) in subconscious of the subject. This method is used in investigation to help witnesses flashed back and give a description of the perpetrator or suspected perpetrator. Usage forensic hypnosis method has been indeed legalized in some countries but in Indonesia there was not either the rule or explicit concept yet related the used of this method. Thus the authors moved conduct research to determine, identify and analyze the used of forensic hypnosis method in the investigation process and the strenght of evidence witness statements obtained by the method of forensic hypnosis. This research applies judicial normative method that use primary legal materials from Undang-Undang No 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) and Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Secondary legal materials from books, journal, internet articles and interviews with Bripka Galih Moh. Hamdan and tertiary legal materials from major Indonesian dictionary. The research approach used is statute approach, conceptual approach, and cases approach. The analysis technique is descriptive analysis. From the research result can be determined that the concept of the use forensic hypnosis method in investigation process is conducted by hypnotherapist who has an official certificate. Toward a witness, not suspect. Through the stages from pre induction, induction, Dept Level Test, sugestion, termination and post hypnosis. Using the correct step. Applied only in certain cases that require, not replacing the investigation procedure generally. Statement of witness obtained by the method of forensic hypnosis can’t be used as evidence and did not have the strength of evidence because the witness who presented it is not inserted into dosier considering information that included into dossier must be full awareness, not unconscious. This research is expected the goverment as legislature makes laws which regulated the use this forensic hypnosis method to have a legal basis and can be applied accross the Indonesian National Police.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FH/2016/61/051604281
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 300 Social sciences > 345 Criminal law > 345.05 Criminal procedure > 345.052 Criminal investigation and law enforcement
Divisions: Fakultas Hukum > Ilmu Hukum
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 11 May 2016 14:40
Last Modified: 29 Dec 2021 14:59
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/112852
[thumbnail of SKRIPSI_PUPUT VEBI HARIYANTI.pdf]
Preview
Text
SKRIPSI_PUPUT VEBI HARIYANTI.pdf

Download (1MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item