Peran Lembaga Bantuan Hukum Dalam Melakukan Advokasi Terhadap Tersangka Yang Kasusnya Direkayasa (Studi Di Lembaga Bantuan Hukum Surabaya)

Erwira, Ayu Bella (2016) Peran Lembaga Bantuan Hukum Dalam Melakukan Advokasi Terhadap Tersangka Yang Kasusnya Direkayasa (Studi Di Lembaga Bantuan Hukum Surabaya). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pada skripsi ini, penulis mengangkat permasalahan Peran Lembaga Bantuan Hukum Dalam Melakukan Advokasi Terhadap Tersangka Yang Kasusnya Direkayasa. Pilihan tema tersebut dilatar belakangi oleh adanya rekayasa kasus yang dilakukan oleh penegak hukum. Lembaga Bantuan Hukum sebagai lembaga yang independen dapat menekan adanya rekayasa kasus yang dilakukan oleh penegak hukum dengan melakukan advokasi terhadap tersangka-tersangka yang kasusnya direkayasa. Berdasarkan hal tersebut diatas, skripsi ini mengangkat rumusan masalah : (1) Apa saja bentuk-bentuk rekayasa kasus yang dilakukan oleh penegak hukum? (2) apa yang dilakukan Lembaga Bantuan Hukum Surabaya dalam melakukan advokasi terhadap tersangka yang kasusnya direkayasa? Skripsi ini menggunakan jenis penelitian yuridis empiris dengan menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis. Lokasi penelitian di Lembaga Bantuan Hukum Surabaya. Data primer dan data sekunder yang diperoleh penulis dari wawancara, studi kepustakaan, studi dokumentasi, dan akses internet. Populasi yang digunakan adalah keseluruhan objek di Lembaga Bantuan Hukum Surabaya, dan sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu melakukan wawancara dengan responden yang berkaitan langsung dengan tema yang diangkat. Data tersebut akan dianalisis menggunakan teknis analisis deskriptif yaitu teknis analisis yang mengurai data secara bermutu dalam bentuk kalimat teratur, runtun, logis, tidak tumpang tindih dan efektif. Dari hasil penelitian dengan metode diatas, penulis memperoleh jawaban atas permasalahan yang ada bahwa bentuk-bentuk rekayasa kasus yang dilakukan penegak hukum adalah seseorang yang dipaksakan menjadi tersangka karena bukti permulaan yang cukup tidak terpenuhi. Imam Hambali (Kemat CS) menjadi korban salah tangkap yang dilakukan oleh pihak kepolisian, yaitu dijerat dengan pasal 338 jo pasal 340 KUHP. Bukti permulaan yang cukup untuk menentukan status tersangka yang tidak cocok dengan fakta yang ada di tempat kejadian perkara dipaksakan agar menjadi suatu bukti yang cukup untuk menjerat Kemat CS. Hasil tes DNA menyatakan bahwa mayat yang ditemukan di Kebun Tebu bukan mayat Asrori. Rekayasa kasus terbongkar saat ada pengakuan dari Very Idham Henyansyah bahwa dia telah membunuh 10 orang salah satunya adalah Asrori yang jenazahnya dikubur di belakang rumah dekat pohon salak. Barang bukti yang digunakan dasar untuk menjerat Joko Hariono yaitu print-out hasil dari meng-copy dari Facebook dan di paste kedalam Microsoft Word yang bukan merupakan barang bukti yang sah menurut UU ITE adalah screenshot/printscreen. Komentar Joko Hariono di grup OVL “Nek pimpinane bowo modele koyok BUTO” tidak memenuhi unsur-unsur Pasal 27 ayat (3) jo Pasal 45 ayat (1) yaitu memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemarann nama baik yang ditujukan kepada Budi Kusmarwoto. Sedangkan yang dilakukan Lembaga Bantuan Hukum Surabaya dalam melakukan advokasi terhadap tersangka yang kasusnya direkayasa adalah menjadi garis terdepan mempersoalkan praktek penegakkan hukum, penguatan masyarakat marjinal atau individu pendampingan dengan menjadi penasihat hukum tersangka, membuat publikasi tentang kasus yang sedang ditangani. LBH Surabaya mempunyai pedoman melakukan advokasi yaitu ada tiga tahap yaitu tahap prapenanganan, tahap penanganan dan tahap pascapenanganan. Dalam melakukan advokasi LBH Surabaya mempunyai hambatan-hambatan yaitu posisi LBH Surabaya yang lemah di pemerintahan, kurangnya SDM dan kurangnya dana untuk operasional menyelesaikan suatu perkara. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah melakukan penggerakan aksi massa, menjalin kerjasama dengan sesama lembaga non pemerintah yang mempunyai fokus tersendiri dan menggunakan uang pribadi untuk menutup biaya operasional yang tinggi.

English Abstract

In this thesis, the author raised the issue of the Role of the Legal Aid Advocacy Against Suspect In The case was Engineered. The theme selection background by the engineered cases conducted by law enforcement. Legal Aid Instituitions an independent institution can reduce engineering cases conducted by law enforcement by advocating against suspects whose cases was engineered. Based on the above, this paper raised the formulation of the problem: (1) What are the forms of engineered cases conducted by law enforcement? (2) what the Surabaya Legal Aid Institute in advocating against suspects whose cases are engineered? This thesis using empirical juridical types using a qualitative approach. The research location is in Surabaya Legal Aid Institute. Primary data and secondary data obtained by the author from the interview, literature study, study the documentation, and internet access. The population used was the whole object in Surabaya Legal Aid Institute, and sampling is purposive sampling conducted interviews with respondents that directly relate to the theme. The data analyzed using qualitative analysis techniques of technical analysis that parses the data quality in the form of a regular sentence, cascading, logical, non-overlapping and effective. From the results of research by the above method, the authors obtain answers to existing problems that the forms engineered cases did by law enforcement is someone who forced into a suspect because sufficient initial evidence is not met. Imam Hambali (Kemat CS) are victims of wrongful arrests made by the police, which is charged with Article 338 jo Article 340 of the Criminal Code. Enough initial evidence to determine the status of suspects do not fit the facts existing at the crime scene is forced to be a sufficient evidence to ensnare Kemat CS. DNA test results stating that the body found in Cane Garden not Asrori corpses. Engineering cases uncovered when there is recognition of the Very Idham Henyansyah that he had killed 10 people one of which is Asrori that it was placed in rear of the house near the tree bark. Evidence used principally to ensnare Joko Hariono print-out result of the copy from Facebook and pasted into Microsoft Word that is not the evidence of lawful based on UU ITE is a screenshot/printscreen. Comments Joko Hariono in OVL group "Nek pimpinane bowo modele koyok Buto" does not satisfy the elements of Article 27 paragraph (3) in conjunction with Article 45 paragraph (1) which has a charge of abusive and / or good name vilification addressed to Budi Kusmarwoto. While committed Surabaya Legal Aid in advocating against suspects whose cases are engineered into the forefront of questioning the practice of law enforcement, strengthening marginalized or individual counseling with a lawyer suspects, making publicity about the case that being handled. LBH Surabaya have guidelines advocate that there are three phases: prahandling, stage management and stage after handling. In advocating LBH Surabaya have barriers that LBH Surabaya weak position in the government, lack of human resources and lack of funds for the operations of completing a case. Efforts are being made to overcome these obstacles is to mobilizing mass actions, cooperating with other non-governmental organizations has its own focus and use private money to cover operating costs which are high.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FH/2016/4/051603530
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 300 Social sciences > 347 Procedure and courts > 347.01 Courts > 347.017 Legal aid
Divisions: Fakultas Hukum > Ilmu Hukum
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 03 May 2016 14:10
Last Modified: 29 Dec 2021 04:24
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/112817
[thumbnail of SKRIPSI_AYU BELLA ERWIRA.pdf]
Preview
Text
SKRIPSI_AYU BELLA ERWIRA.pdf

Download (1MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item