Patut, Angelina Mariaty Vianey (2010) Pergeseran Bentuk Belis Dalam Perkawinan Adat Manggarai : Studi Kasus di Kota Ruteng, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Dalam penulisan skripsi ini penulis membahas mengenai masalah pergeseran bentuk “belis” dalam perkawinan adat Manggarai. Hal ini dilatarbelakangi oleh karena adanya keresahan masyarakat mengenai “belis”. “Belis” yang dulunya ditekankan pada hewan dan juga tanah sekarang sudah dikonversi dengan uang. Hal ini menyebabkan semakin tingginya jumlah “belis” yang di minta oleh keluarga pihak perempuan yang ingin menikahkan anaknya. Hal ini menyebabkan “belis” kehilangan maknanya yang asli. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran bentuk “belis” dalam perkawinan adat Manggarai, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum empiris, dengan pendekatan penelitian yuridis sosiologis. Pendekatan yuridis dilakukan dengan cara mengkaji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi dan dampak yang terjadi yang berkaitan dengan pergeseran bentuk “belis” dalam perkawinan adat Manggarai. Kemudian seluruh data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, penulis memperoleh jawaban atas permasalahan yang ada yaitu faktor yang menyebabkan pergeseran bentuk “belis” dalam perkawinan adat Manggarai karena faktor kemajuan pendidikan, gengsi orangtua, dan pola hidup masyarakat yang semakin modern sehingga menyebabkan tingginya tingkat kebutuhan masyarakat itu sendiri. Dampak yang terjadi karena pergeseran bentuk “belis” dalam perkawinan adat Manggarai adalah timbul pemikiran yang berbeda dalam masyarakat. Di satu sisi dengan diuangkannya “belis” maka dengan begitu pihak perempuan dapat meminta jumlah uang yang besar dengan standar 50 juta untuk pendidikan SMA, 100 juta untuk pendidikan S1 dan seterusnya semakin tinggi disesuaikan dengan tingginya pendidikan sedangkan untuk pendidikan dibawah SMA semankin rendah. Dengan prinsip bahwa sewajarnya anak perempuan yang berpendidikan tinggi dan berkedudukan sosial tinggi mendapatkan “belis” atau penghargaan yang tinggi. Di sisi lain, dengan permintaan “belis” yang semakin tinggi maka akan menimbulkan akibat yang fatal yaitu pencegahan perkawinan dan bahkan kekerasan dalam rumah tangga setelah menikah nanti.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FH/2010/169/051003038 |
Subjects: | 300 Social sciences > 340 Law |
Divisions: | Fakultas Hukum > Ilmu Hukum |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 16 Nov 2010 09:47 |
Last Modified: | 21 Mar 2022 03:44 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/110650 |
Preview |
Text
051003038.pdf Download (1MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |