Jayesti, Bivalia Dwi (2018) Pengendalian Penyakit Busuk Pangkal Batang Pada Tanaman Bawang Merah Menggunakan Bakteri Antagonis Secara Tunggal Dan Konsorsium. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura yang dimanfaatkan sebagai bumbu penyedap makanan dan obat tradisional. Konsumsi bawang merah di Indonesia mencapai 637.966 ton pada tahun 2015 dan mengalami penurunan sebesar 4.800 ton pada tahun yang sama. Penurunan produksi bawang merah disebabkan oleh serangan penyakit busuk pangkal batang yang diakibatkan oleh Fusarium oxysporum f.sp. cepae (Hanz.) Snyd. & Hans. Kerusakan bawang merah akibat F. oxysporum di Indonesia dapat mencapai 50% sehingga diperlukan tindakan pengendalian untuk menurunkan serangan F. oxysporum. Pengendalian biologi dalam menekan F. oxysporum dapat dilakukan dengan memanfaatkan bakteri antagonis seperti Bacillus subtilis, Pseudomonas fluorescens, dan Corynebacterium sp. secara tunggal dan konsorsium. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji potensi bakteri antagonis dalam mengendalikan patogen F. oxysporum secara in vitro dan in vivo serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya pada bulan April sampai Oktober 2017. Penelitian ini meliputi persiapan penelitian dan pelaksanaan penelitian. Persiapan penelitian terdiri dari perbanyakan isolat jamur F. oxysporum, perbanyakan isolat bakteri antagonis, dan postulat koch. Pelaksanaan penelitian terdiri dari uji penghambatan pertumbuhan jamur F. oxysporum secara in vitro dan pengujian penghambatan penyakit busuk pangkal batang secara in vivo dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), 9 perlakuan dan 4 ulangan. Tanaman bawang merah yang digunakan adalah varietas super Philip. Uji penghambatan pertumbuhan jamur F. oxysporum dilakukan dengan menempatkan miselium F. oxysporum pada bagian tengah cawan petri yang berisi media PDA kemudian kertas saring yang telah dicelupkan ke dalam suspsensi bakteri kerapatan 108 cfu/ml diletakkan pada empat sisi cawan. Perlakuan fungisida dilakukan dengan teknik makanan beracun dengan menggunakan fungisida bahan aktif benomil 50% konsentrasi 2 g/L. Pengujian penghambatan penyakit busuk pangkal batang secara in vivo dilakukan dengan inokulasi 6 ml suspensi F. oxysporum ke dalam tanah. Aplikasi bakteri antagonis dilakukan dengan menyiram 6 ml suspensi bakteri kerapatan 108 cfu/ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri antagonis secara tunggal dan konsorsium dapat menghambat pertumbuhan jamur F. oxysporum pada pengujian in vitro. Penghambatan tertinggi pada pengamatan ke-5 dan ke-6 adalah perlakuan konsorsium B. subtilis + Corynebacterium sp. secara berurutan sebesar 51,52% dan 55,52%. Pengujian bakteri antagonis secara tunggal dan konsorsium tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap masa inkubasi, kejadian penyakit, tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat basah tanaman.
English Abstract
Shallot is a horticultural commodity that being used as food seasoning and traditional medicine. Shallot consumtion in Indonesia reached 637.966 tons in 2015 and decreased by 4.800 tons in the same year. One of the factor causing decreased shallot production is Fusarium oxysporum f.sp. cepae (Hanz.) Snyd. & Hans. F. oxysporum can decrease shallot yield up to 50% in Indonesia and required control to decrease F. oxysporum attack. Biological control to suppress F. oxysporum is carried out by utilizing antagonistic bacteria such as Bacillus subtilis, Pseudomonas fluorescens, and Corynebacterium sp. in single and consortium application. The aims of this research was to assess the potential of antagonistic bacteria for controlling the pathogen F. oxysporum in vitro and in vivo, and its effect on shallot plant growth. The research was conducted in Plant Pathology Laboratory, Pest and Disease Department, Faculty of Agriculture Brawijaya University from April until October 2017. This research included researched preparation and research implementation. Research preparation consists of F. oxysporum culture, antagonistic bacteria culture, and postulate koch. Research implementation consisted of F. oxysporum inhibitory with antagonistic bacteria in vitro and F. oxysporum inhibitory with antagonistic bacteria in vivo. This research used Randomized Complete Design with 9 treatments and 4 replications. Shallot plant used was Super Philip variety. The F. oxysporum inhibitory assessment was carried out by placing the mycelium F. oxysporum in the middle of a petri dish containing PDA and filtered paper that has been dipped into a suspension of 108 cfu/ml bacteria placed on four side of the petri dish. The fungicide treatment was carried out by poison food technique with 50% benomyl 2 g/L. F. oxysporum inhibitory in vivo was done by inoculation 6 ml of suspension of F. oxysporum into soil. Application of antagonistic bacteria was carried out by watering 6 ml of 108 cfu/ml bacteria suspension. The result showed that single and consortium antagonistic bacteria could inhibit the growth of F. oxysporum in in vitro assessment. The highest inhibition on the 5th and 6th observations was the consortium treatment of B. subtilis + Corynebacterium sp. were 51.52% and 55.52%, respectively. Single and consortium antagonistic bacteria did not have a significant effect on incubation period, disease incidence, plant height, numbe of leaf, and fresh weight of the plant.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2018/109/051802195 |
Uncontrolled Keywords: | - |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 635 Garden crops (Horticulture) > 635.2 Edible tubers and bulbs > 635.25 Onions |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Hama dan Penyakit Tanaman |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 21 May 2018 03:51 |
Last Modified: | 30 Aug 2023 03:14 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/10734 |
![]() |
Text
BIVALIA DWI JAYESTI.pdf Download (2MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |