Saputra., Fathony Dwi (2018) Perkembangan Tradisi Petik Laut Berdasarkan Relasi Gender Pada Masyarakat Pesisir Di Kelurahan Ngemplakrejo, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Permasalahan gender di masyarakat pesisir lebih parah jika dibandingkan dengan lingkungan-lingkungan lainnya. Budaya patriarki masih terlihat sangat mengikat di dalam masyarakat pesisir. Pembagian kerja di wilayah ini masih sangat terpengaruh dengan jenis kelamin, yaitu laki-laki berperan dalam ranah produktif sedangkan perempuan dalam ranah reproduktif. Hal seperti ini disosialisasikan secara turun temurun dalam masyarakat, anak laki-laki mengikuti langkah ayah sedangkan anak perempuan mengikuti langkah ibu. Petik laut ini tidak hanya dihadiri oleh para nelayan saja, tetapi juga dipadati dengan masyarakat umum, bahkan Pemerintahan Kota, Kecamatan dan Kepolisian. Dengan meriahnya perayaan petik laut tentu saja tidak hanya menarik masyarakat yang ingin menyaksikan ritual petik laut, juga akan menarik wisatawan luar, serta menarik minat masyarakat untuk memanfaatkan momen petik laut untuk mencari keuntungan ekonomi. Penyelenggaraan petik laut banyak melibatkan berbagai pihak dimana pihak-pihak ini akan memanfaatkan acara petik laut sebagai nilai yang dapat ditukar dengan keuntungan materi, dimana penyelenggara petik laut dapat menjadi nilai jual yang tinggi. Tujuan dari penelitian in adalah Mengidentifikasi karakteristik masyarakat sekitar lokasi upacara Petik Laut, Untuk mengetahui sejarah dan prosesi upacara tradisional Petik Laut dan Untuk Mengetahui hubungan dan keterlibatan laki-laki dan perempuan dalam upacara Petik Laut. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Metode lain yang digunakan adalah metode analisis Harvard. Karena dalam penelitian ini juga melibatkan relasi gender dalam pelaksanaan upacara Petik Laut. Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif. Sumber data yang digunakan yaitu sumber data primer meliputi kuisioner, dan sumber data sekunder yang diperoleh dari buku, jurnal, dan lembaga instansi terkait. Penentuan jumlah sampel yang diambil menggunakan metode Slovin Formula, yaitu suatu metode untuk menghitung jumlah sampel apabila jumlah populasi diketahui. Selanjutnya untuk pengambilan sampel menggunakan teknik nonprobability sampling yaitu secara purposive sampling. Jumlah responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah berjumlah 58 responden. Berdasarkan jenis kelamin responden didominasi laki-laki sebesar 70%. Berdasarkan status pernikahan, diketahui bahwa responden mayoritas sudah menikah yaitu sebesar 67,24 %. Berdasarkan umur responden diperoleh karakteristik responden berdasarkan umur yaitu didominasi kelompok usia 35-44 tahun yaitu 34,49 % dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 13 responden dan 7 responden perempuan. Rata usia produktif pada kelompok usia 15 – 45 tahun sebanyak 29,31 % dari total jumlah responden. Berdasarkan pendidikan terakhir didominasi oleh tingkat pendidikan terakhir adalah SMA atau sederajat yaitu sebanyak 53,45 % dan tingkat SMP sebanyak 29,31 % dari seluruh jumlah responden yang mengisi kuisioner. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendapatan yang diperoleh dari sumber mata pencahariannya didominasi oleh tingkat penghasilan/pendapatan antara Rp. 1.500.000 s/d Rp. 2.499.500,- per bulan yaitu 34,48 % atau sebanyak 20 responden dan masih banyak yang berpenghasilan di bawah UMK Kota Pasuruan tahun 2017 yaitu Rp. 1.879.200, dimana penghasilan yang didapat berkisar hanya sampai Rp. 1.500.000 per bulan yaitu 32,76 % atau sebanyak 19 responden. Dari data tersebut nampak bahwa sumber penghasilan/pendapatan yang diperoleh dari sumber mata pencahariannya berada pada jenis pekerjaan sebagai pegawai swasta (32,76 %) dan sebagai nelayan (27,59 %). Petik laut ini diselenggarakan oleh masyarakat Ngemplakrejo sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberikan rezeki kepada para nelayan atas hasil tangkapan laut yang menjadi mata pencahariannya. Selain sebagai tradisi yang sudah turun temurun tersebut, petik laut merupakan rangkaian dari perayaan Hari Jadi Kota Pasuruan yang diselenggarakan setiap tahun dan untuk tahun 2017 ini adalah hari jadi yang ke-331 tahun. Petik laut ini juga sebagai salah satu hiburan keluarga dan masyarakat pesisir untuk menikmati suasana dan keindahan laut. Masyarakat desa Ngemplakrejo merupakan tipe masyarakat yang masih memegang teguh adat dan kebiasaan leluhur yang sudah ada sejak zaman dahulu, ini dapat dilihat dari kebiasaan masyarakat sehari-hari yang didasarkan pada nilai-nilai moral dan kearifan lokal serta masih eksisnya ritual-ritual yang mereka anggap membawa keberkahan dan keberuntungan bagi diri masyarakat sendiri maupun bagi semua anggota keluarganya. Acara petik laut di desa Ngemplakrejo sendiri sudah berlangsung sejak lama, banyak sumber yang menerangkan bahwa acara tersebut sudah berlangsung ketika zaman kakek dan buyut masyarakat desa Ngemplakrejo. Tradisi petik laut tetap dipertahankan sebagai upaya untuk melestarikan budaya warisan leluhur dan kearifan lokal. Selain itu, tradisi petik laut ini sebagai sarana mempromosikan wisata bahari yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir. Tradisi petik laut ini bisa menjadi daya tarik dan tujuan wisata bagi masyarakat. Oleh karena itu tradisi dan warisan leluhur ini harus tetap dipertahankan agar tetap tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat modern, berkembangnya wisata pesisir pantai ini akan berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan. Salah satu contoh ketidaksetaraan gender antara laki-laki dan perempuan, antara lain dalam hal pembagian kerja. Laki-laki lebih dominan dalam pembagian pekerjaan. Pekerjaan perempuan lebih cenderung dikaitkan sebagai istri, ibu rumah tangga, ruang pribadi di rumah dan keluarga. Berawal dari sinilah kemudian masyarakat menyadari bahwa pembedaan tersebut merupakan produk sejarah dan interaksi warga dengan komunitasnya. Hal inilah yang melahirkan kesadaran bahwa ada banyak hal yang perlu diubah agar hidup ini menjadi lebih baik, harmonis, dan berkeadilan. Masyarakat sadar akan adanya jenis kelamin tertentu yang lebih unggul sehingga terjadi dominasi jenis kelamin terhadap jenis kelamin yang lain, dan disini gender menjadi persoalan sosial budaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey (deskriptif kualitatif) dengan sumber data meliputi : data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dokumentasi dan kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 58 responden. Alat analisis untuk relasi gender dilakukan dengan menggunakan analisis Harvard. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi tentang gender pada masyarakat desa Ngemplakrejo secara umum menggambarkan bahwa tugas utama istri adalah mengurus rumah tangga, tetapi boleh membantu suami dalam mencari nafkah keluarga, sedangkan tanggung jawab mencari nafkah utama tetap merupakan tugas suami. Pengambilan keputusan yang menyangkut aktivitas publik dan domestik dalam keluarga nelayan tidak mengikuti pola tertentu secara khusus terpusat pada suami atau istri, tetapi memiliki pola yang menyebar antara suami dan istri. Pembagian kerja yang berkaitan dengan aktivitas publik menyebar antara suami dan isteri. Sedangkan pembagian kerja yang menyangkut aktivitas domestik lebih banyak dilakukan oleh isteri. Saran yang bisa diberikan olehe peneliti adalah Bagi Pemerintah, diharapkan untuk lebih meningkatkan promosi dan informasi mengenai perayaan petik laut melalui website Pemerintah Kota Pasuruan sehingga dapat diketahui oleh masyarakat luar Kota Pasuruan bahkan manca negara. Membuat suatu program, yaitu bersamaan dengan pelarungan sesaji, pemerintah maupun warga masyarakat dapat menanam mangrove serta melepas benih-benih ikan dan biota laut lain untuk menjaga kelestarian dan ekosistem laut. Bagi Masyarakat, sebagai generasi muda masyarakat harus tetap bisa menjaga dan melestarikan tardisi petik laut dan hendaknya dibuatkan dokumentasi mengenai prosesi perayaan petik laut tersebut agar bertambahnya pengetahuan masyarakat secara luas. Peran tokoh agama Islam di masyarakat untuk dapat memberikan arahan dan pengetahuan kepada masyarakat mengenai kepercayaan terhadap larung sesaji dalam petik laut yang diyakini menambah hasil tangkapan adalah salah dan keluar dari ajaran syariat agama Islam. Bagi Akademisi, meningkatkan informasi dan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai perubahan dan perkembangan dalam tradisi petik laut untuk tahun-tahun berikutnya.
English Abstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2018/27/051801899 |
Uncontrolled Keywords: | - |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 577 Ecology > 577.5 Ecology of miscellaneous environments > 577.51 Coastal Ecology |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 14 May 2018 03:18 |
Last Modified: | 24 Oct 2021 03:09 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/10464 |
Preview |
Text
BAB III.pdf Download (190kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB IV.pdf Download (230kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB II.pdf Download (324kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB V.pdf Download (918kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB VI.pdf Download (97kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB I.pdf Download (231kB) | Preview |
Preview |
Text
BAGIAN DEPAN.pdf Download (308kB) | Preview |
Preview |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (209kB) | Preview |
Preview |
Text
LAMPIRAN.pdf Download (739kB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |