Politik Kartel Pada Pemilihan Kepala Daerah Kota Blitar Tahun 2015 (Studi Antar Partai Politik Pada Pemenagan Muh. Samanhudi Anwar Dan Santoso Dalam Pemilihan Kepala Daerah Serentak Kota Blitar Tahun 2015)

Nugroho, Rizki Adi (2018) Politik Kartel Pada Pemilihan Kepala Daerah Kota Blitar Tahun 2015 (Studi Antar Partai Politik Pada Pemenagan Muh. Samanhudi Anwar Dan Santoso Dalam Pemilihan Kepala Daerah Serentak Kota Blitar Tahun 2015). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pelaksanaan pilkada Kota Blitar serentak pertama kali diikuti pencalonan kembali petahana Muh. Samanhudi Anwar. Tingginya survei popularitas dan elektabilitasnya membuat mendapatkan dukungan dari delapan partai politik yakni, PDIP, Partai Demokrat, Partai Nasdem, Partai Golkar, Partai Hanura, Partai Geindra, PKS dan PAN. Kedelapan partai politik memperlihatkan karakteristik partai kartel yakni dengan mengihindari persaingan dengan berkoalisi tanpa ideologi dan menggantinya menjadi koalisi serba bisa/pragmatis serta dengan pertimbangan rasionalitas. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis refleksi sistem kartel partai politik pada pilkada Kota Blitar Tahun 2015, serta mengetahui penyebab pragnatisme partai dalam rekrutmen kandidat kepala daerah. Adapun tipe penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pendekatan teori yang digunakan adalah Demokrasi Elektoral, serta konsep partai kartel yang didaptasi dari Katz dan Mair serta Ambardi. Sedangkan metode pengumpulan data penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menghasilkan dua poin. Pertama, telah terjadi kartel politik di Kota Blitar ditandai meleburnya ideologi partai dan koalisi serba bisa. Kedua, bahwa pragmatisme partai didasarkan atas tidak ingin mengambil resiko kalah bersaing, namun ingin tetap memaksimalkan potensi kemenangan.

English Abstract

The first synchronously Blitar General Electioan of Regional Head ini 2015 has been coloured by renomination of an incumbent, called Muh. Samanhudi Anwar. His political survey such as popularyty and electability has elevated across the time, made him got plenty of supports from eight political parties, such as PDIP, Demokratic party, National Demokratic (Nasdem), Group Work’s party (Golkar), people’s conscience party (Hanura), Great Indonesian movement party (Gerinda), PKS, and PAN. The eight political parties show the caracterristic of the cartel party by avoiding competition with a coalition without ideology and replacing them into all-round/pragmatic coalitions and with the consideration of rationality. The purpose of the researc is to analyze the reflection of the political party cartelization in the Election of Regional Head Blitar in 2015. And to know the cause of the pragmatism in the recruitment of candidates for regional head. The type of this research is descriptive qualitative. The theoretical approach used is Electoral Democracy, as well as the concept of cartel parties adapted from Katz and Mair and Ambardi. While this research data collection method is interview, observation, and documentation. The results yield two points. First, there has been a political cartel in Blitar City marked by the melting of party ideology and all-round coalitions. Secondly, party pragmatism is based on not wanting to take on the risk of competing, but wanting to keep maximizing the potential of victory.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FIS/2018/91/051802547
Uncontrolled Keywords: Samanhudi Anwar, Petahana, Partai Kartel, Pragmatisme, Ideologi
Subjects: 300 Social sciences > 320 Political science (Politics and government) > 320.8 Local government
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Pemerintahan
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 04 May 2018 06:57
Last Modified: 18 Oct 2021 02:38
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/10233
[thumbnail of Rizki Adi Nugroho.pdf]
Preview
Text
Rizki Adi Nugroho.pdf - Published Version

Download (38MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item