Rahayu, Widya (2015) Politeness Strategies Used By Luling And Ruth In The Bonesetter’s Daughter Novel By Amy Tan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Dalam interaksi, manusia harus menyadari akan bahasa yang mereka gunakan agar komunikasi mereka berjalan lancar. Mengenai hal ini, mereka harus mengingat istilah kesantunan agar dapat membantu mereka dalam menjaga keharmonisan. Maka dari itu, strategi kesantunan digunakan untuk mengurangi ancaman yang timbul dalam komunikasi. Dari penjelasan tersebut, dilakukan sebuah studi tentang strategi kesantunan yang digunakan oleh LuLing dan Ruth dalam novel “The Bonesetter’s Daughter” oleh Amy Tan. Ada dua rumusan masalah pada studi ini, yaitu: (1) tindakan mengancam muka dan strategi kesantunan apa yang digunakan oleh LuLing and Ruth?; dan (2) apakah perbedaan konteks dapat mempengaruhi strategi kesantunan yang digunakan? Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif karena studi ini menganalisis tindakan-tindakan mengancam muka dan strategi kesantunan pada ungkapan-ungkapan LuLing dan Ruth pada novel “The Bonesetter’s Daughter” bagian satu, sub bab dua sampai tujuh. Dari hasil studi ini, ditemukan bahwa tindakan mengancam muka yang secara dominan digunakan oleh LuLing dan Ruth adalah mengancam muka negatif lawan tutur terutama dengan memberikan permintaan, serta strategi kesantunan yang dominan mereka gunakan adalah strategy 7 kesantunan positif (mempresuposisikan/ menimbulkan persepsi sejumlah persamaan penutur dan lawan tutur). Dengan sering menggunakan strategi 7 kesantunan positif, mereka telah berusaha untuk menyenangkan satu sama lain dengan membicarakan kepentingan yang sama. Selain itu, strategi ini digunakan oleh mereka hampir di setiap konteks. Percakapan LuLing dan Ruth yang mempunyai konteks yang sama dikelompokkan. Kemudian ditemukan empat tema, yaitu tema perilaku, saat bahagia, LuLing dalam masalah, dan Ruth dalam masalah. Strategi 7 kesantunan positif digunakan secara dominan oleh Ruth pada tema perilaku, LuLing dalam masalah, dan Ruth dalam masalah. Sedangkan LuLing menggunakan strategi ini secara dominan pada tema LuLing dalam masalah dan Ruth dalam masalah. Sebagai hasil, perbedaan konteks tidak mempengaruhi strategi kesantunan yang digunakan oleh LuLing dan Ruth karena mereka sama-sama mengunakan strategi 7 kesantunan positif secara dominan dalam berbagai macam situasi. Jadi, dengan sering menggunakan strategi ini dalam berbagai macam situasi, dapat disimpulkan bahwa mereka mempunyai hubungan yang baik sebagai seorang ibu dan anak meskipun mereka memiliki latar belakang budaya yang berbeda dan memiliki berbagai macam persoalan dalam kehidupan.
English Abstract
In interaction, people have to be aware of their language to make their communication to be successfully run. In this case, they have to consider with the term politeness because it can help them to keep harmony. Therefore, strategies of politeness are used to mitigate the threats that may occur in their communication. In relation to the explanation above, a study about politeness strategies which are used by LuLing and Ruth in “The Bonesetter’s Daughter” novel by Amy Tan was conducted. There are two problems of the study which must be answered, those are: (1) what FTAs and politeness strategies are used by LuLing and Ruth?; and (2) does the different context influence politeness strategies that are used? This study uses qualitative approach because it analyzes FTAs and politeness strategies in the utterances of LuLing and Ruth in The Bonesetter’s Daughter’s novel, in part one, sub-chapters two until seven. From the findings, it is known that the dominant FTA that is used by both LuLing and Ruth is threatening the negative face of H especially in giving requests, and the dominant politeness strategy that is used by them is strategy 7 of positive politeness (presuppose/raise/assert common ground). By applying strategy 7 (presuppose/raise/assert common ground) of positive politeness very often, they have tried to please each other by sharing the same interest. Besides, this strategy is also used by both of them almost in every context. LuLing’s and Ruth’s conversations which have the same contexts are classified. Then, it is found that there are four themes, those are attitude, happy occasion, LuLing in problem, and Ruth in problem. From those four themes, strategy 7 of positive politeness (presuppose/raise/assert common ground) is dominantly used by Ruth in the themes attitude, LuLing in problem, and Ruth in problem. While LuLing dominantly uses this strategy in the themes LuLing in problem, and Ruth in problem. As a result, different context does not influence the use of politeness strategies since both of them use strategy 7 of positive politeness dominantly in many kinds of situations. Thus, by using this strategy very often in many kinds of situations, it can be concluded that they have a good relationship as a mother and a daughter although they have a different cultural background and many kinds of problems in their lives.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FBS/2015/600/ 051506752 |
Subjects: | 400 Language > 420 English and Old English (Anglo-Saxon) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris |
Depositing User: | Kustati |
Date Deposited: | 25 Sep 2015 13:48 |
Last Modified: | 25 Sep 2015 13:48 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/101819 |
Actions (login required)
View Item |