Deixis in Javanese Language employed by KH. Anwar Zahid’s Speech entitled “Bareng-bareng Manembah”.

Laksono, ErvinDwi (2015) Deixis in Javanese Language employed by KH. Anwar Zahid’s Speech entitled “Bareng-bareng Manembah”. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penelitian ini adalah tentang pidato agama Islam yang disampaikan oleh KH. Anwar Zahid berjudul `Bareng-Bareng Manembah`. Ada tiga masalah yang dirumuskan, yaitu. (1) Ekspresi deictic apa yang ditemukan di KH. Pidato Jawa Anwar Zahid berjudul `Bareng-Bareng Manembah`? (2) Apa referensi ekspresi deictic yang ditemukan dalam pidato KH.anwar Zahid berjudul `Bareng-Bareng Manembah`? (3) Apa klasifikasi referensi dari ekspresi deictic yang ditemukan kh. Pidato Jawa Anwar Zahid berjudul `Bareng-Bareng Manembah`? Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan analisis dokumen sebagai desain penelitian karena sumber data penelitian ini adalah transkrip video yang tidak dapat diukur dengan menggunakan alat yang tepat. Sumber data adalah skrip pidato, sementara data semuanya merupakan ekspresi deictic dalam pidato. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan bahwa ekspresi deictic yang dominan ditemukan adalah orang Deixis. Itu adalah sekitar 215 orang deixis yang terdiri dari deixis sosial yang sekitar 81 ucapan, 65 orang pertama deixis, 9 orang deixis jamak, 55 detik deixis, dan 5 orang ketiga deixis. Kebanyakan Deixis dalam angka dua adalah DEIXIS endophoric. Itu sekitar 90 deixis. Yang ketiga adalah 28 kali deixis. Deixis paling sedikit adalah 19 tempat Deixis. Secara pribadi Deixis, orang pertama Deixis adalah yang paling penting. Itu menyodorkan speaker sendiri. Yang kedua adalah deixis jamak orang terutama inklusif Deixis yang mengkodekan speaker dan audiensnya. Orang kedua Deixis yang ditemukan merujuk pada audiens. Sementara, orang ketiga Deixis yang ditemukan merujuk pada seseorang dalam pidato pembicara. Secara pribadi Deixis, ada deixis sosial yang mengkode khalayak. Deixis berikutnya adalah deixis endophoric yang kebanyakan anafora. Kemudian, waktu Deixis yang sebagian besar ditemukan menyebut waktu ketika peristiwa pidato dilakukan. Deixis paling sedikit adalah tempat Deixis. Itu sebagian besar disebut tempat pidato dilakukan. Adapun jenis referensi, ditemukan bahwa Anaphora lebih sering terjadi daripada Cataphora. Peneliti merekomendasikan untuk peneliti berikutnya untuk menganalisis ekspresi deictic dalam bahasa Jawa yang difokuskan pada tingkat kesopanan saat ini dalam bahasa Jawa dimulai dari. Ngoko Lugu, Ngoko alus, Kromo Lugu dan Kromo alus.

English Abstract

This research is about Islamic religious speech which was delivered by KH. Anwar Zahid entitled “Bareng-Bareng Manembah”. There are three problems which were formulated, those are; (1) What deictic expressions are found in KH. Anwar Zahid’s Javanese speech entitled “Bareng-bareng Manembah”? (2) What are the references of deictic expressions found in KH.Anwar Zahid’s speech entitled “Bareng-Bareng Manembah”? (3) What is the reference classification of the deictic expressions which are found KH. Anwar Zahid’s Javanese speech entitled “Bareng-bareng Manembah”? This research type is descriptive qualitative. This research used document analysis as research design since the source data of this research was the transcript of a video which cannot be measured by using exact tools. The source of data is the script of speech, while the data are all deictic expressions in the speech. In this study, the researcher found that the dominant deictic expression found was person deixis. It was about 215 person deixis comprising of social deixis which was about 81 utterances, 65 first person deixis, 9 person plural deixis, 55 second person deixis, and 5 third person deixis. The most deixis in number two was endophoric deixis. It was about 90 deixis. The third was 28 time deixis. The least deixis was 19 place deixis. In person deixis, first person deixis was the most of all. It encoded the speaker himself. The second was person plural deixis especially inclusive deixis which encoded both the speaker and his audiences. The second person deixis which was found referred to the audiences. While, the third person deixis that was found referred to someone in the speaker’s speech. In person deixis, there was social deixis encoding the audiences. The next deixis was endophoric deixis which mostly anaphora. Then, time deixis that was found mostly referred to the time when the speech event was conducted. The least deixis was place deixis. It mostly referred to the place where the speech was conducted. As for the kinds of reference, it was found that anaphora occurred more frequently than cataphora. The researcher recommends for the next researcher to analyze deictic expression in Javanese language which is focused on the current level of politeness in Javanese language started from; ngoko lugu, ngoko alus, kromo lugu and kromo alus.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FBS/2015/341/051506472
Subjects: 400 Language > 420 English and Old English (Anglo-Saxon)
Divisions: Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 16 Sep 2015 13:35
Last Modified: 18 Oct 2021 03:51
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/101534
[thumbnail of 1._COVER.pdf]
Preview
Text
1._COVER.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of 2._COVER_DALAM.pdf]
Preview
Text
2._COVER_DALAM.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of 3._CHAPTER_1.pdf]
Preview
Text
3._CHAPTER_1.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of 4._CHAPTER_2.pdf]
Preview
Text
4._CHAPTER_2.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of 5._CHAPTER_3.pdf]
Preview
Text
5._CHAPTER_3.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of 6._CHAPTER_4.pdf]
Preview
Text
6._CHAPTER_4.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of 7._CHAPTER_5.pdf]
Preview
Text
7._CHAPTER_5.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of 8._REFERENCES.pdf]
Preview
Text
8._REFERENCES.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of APPENDIX.pdf]
Preview
Text
APPENDIX.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item