Anggraini, DiniLusida (2015) Taboo Words Found in Novel Entitled “Ronggeng Dukuh Paruk. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kata tabu adalah salah satu fenomena bahasa yang ada di masyarakat meskipun kata-kata ini dilarang untuk diucapkan. Kata tabu dapat ditemukan tidak hanya dalam percakapan sehari-hari, tetapi juga dalam karya sastra seperti novel. Studi ini meneliti kata-kata tabu yang ada dalam novel yang berjudul Ronggeng Dukuh Paruk. Novel Ronggeng Dukuh Paruk ditulis oleh Ahmad Tohari menceritakan tentang kehidupan Ronggeng, dan budaya Dukuh Paruk. Dalam penelitian ini, penulis menganalisis dua masalah yaitu. (1) Jenis-kata tabu yang ditemukan dalam novel berjudul Ronggeng Dukuh Paruk, dan (2) Tujuan dari kata-kata tabu yang ditemukan dalam novel berjudul Ronggeng Dukuh Paruk. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori dari Wijana dan Rohmadi (2013) untuk menjawab masalah pertama penelitian tentang jenis kata tabu. Selain itu, penulis juga menggunakan teori dari Liedlich (1973) untuk menjawab masalah kedua dari penelitian tentang keperluan kata-kata tabu yang ditemukan dalam novel. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan analisis dokumen. Dalam penelitian ini, penulis menemukan empat jenis kata-kata tabu, yaitu situasi (25 kata), hewan (41 kata), roh (satu kata), dan profesi (19 kata). Penulis juga menemukan enam keperluan kata tabu dalam novel. Tujuan dari penggunaan tabu dalam novel ini adalah untuk menciptakan perhatian, untuk mendiskreditkan, untuk memprovokasi konfrontasi kekerasan, untuk menunjukkan sayang, untuk menciptakan identifikasi pribadi yang kuat, dan untuk menyediakan katarsis. Dalam proses penelitian, penulis menyimpulkan bahwa sebagian besar kata tabu yang digunakan dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk adalah kata tabu menggunakan hewan. Itu karena pengaruh lingkungan, yang masih melekat pada kehidupan orang-orang `Dukuh Paruk`, yang masih sangat alami. Orang-orang di `Dukuh Paruk` selalu menghubungkan acara alami dengan peristiwa yang akan terjadi. Oleh karena itu, mereka mengutuk lawan bicara dengan menggunakan nama-nama hewan yang menurut mereka mirip dengan sikap, perilaku, atau tampilan lawan bicara mereka. Penulis menyarankan untuk para peneliti berikutnya yang akan melakukan penelitian tentang kata tabu untuk menggunakan teori-teori lain. Penulis juga menyarankan para peneliti berikutnya untuk menganalisis kata-kata tabu tidak hanya dalam novel atau film, tetapi juga di objek lain seperti percakapan harian, puisi, atau talk show di televisi
English Abstract
Taboo word is one of language phenomena that exist in society although these words are forbidden to be spoken. Taboo words can be found not only in everyday conversation, but also in literary works such as novels. This study examines the taboo words that exist in the novel entitled Ronggeng Dukuh Paruk. Ronggeng Dukuh Paruk novel written by Ahmad Tohari tells about the life of a ronggeng, and the culture of Dukuh Paruk. In this study, the writer analyzed two problems namely; (1) The types of taboo words found in novel entitled Ronggeng Dukuh Paruk, and (2) The purposes of taboo words found in novel entitled Ronggeng Dukuh Paruk. In this study, the writer uses the theory from Wijana and Rohmadi (2013) to answer the first problem of the study about the types of taboo words. Besides, the writer also uses the theory from Liedlich (1973) to answer the second problem of the study about the purposes of taboo words found in the novel. This study used qualitative methods and document analysis. In this study, the writer found four types of taboo words, namely situation (25 words), animals (41 words), spirits (one word), and professions (19 words). The writer also found the six purposes of taboo words in the novel. The purposes of the use of taboo in this novel are to create attention, to discredit, to provoke violent confrontation, to show endearment, to create strong personal identification, and to provide catharsis. In the process of research, the writer concludes that the mostly kind of taboo word used in Ronggeng Dukuh Paruk novel is taboo word using animal. It is because the influence of the environment, which is still attached to the life of ‘Dukuh Paruk’ people, that is still very natural. People in ‘Dukuh Paruk’ always connect natural events with the events that will happen. Therefore, they curse the interlocutor by using the names of animal that they think are similar to the attitude, behavior, or the look of their interlocutors. The writer suggests for the next researchers who will conduct research on taboo word to use other theories. The writer also suggest the next researchers to analyze taboo words not only in novel or movie, but also in other objects such as daily conversation, poem, or talk show in television
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FBS/2015/230/051505198 |
| Subjects: | 400 Language > 420 English and Old English (Anglo-Saxon) |
| Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris |
| Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
| Date Deposited: | 21 Sep 2015 13:39 |
| Last Modified: | 24 Oct 2021 11:39 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/101411 |
Preview |
Text
SKRIPSI_DINI_LUSIDA_ANGGRAINI_(115110100111091).pdf Download (4MB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |